Impian

105 4 0
                                    

Saya tidak sebodoh itu, pintar ku juga tidak diakui hati dan otak. Tapi mendengar impian orang terasa begitu bodoh, resah, bagaimana bisa mereka mengimpikan itu. Ini kisah seorang wanita, sudah lama ku diceritakan. Menceritakan kembali membuat pedih mataku, batin ku sesak, tertahan dan merenung.

Rupanya, wanita itu. Impiannya ingin menjadi seorang ibu, yang bangun subuh menyiapkan sarapan, menepok pantat anaknya agar lekas mandi.

Sekarang, ia hanya berusaha mencari pendamping yang terbaik untuknya. Ia menyimpan impiannya, menyiapkan untuk menceritakan ini kepada satu orang spesial baginya

Ia tidak secengeng itu, tapi kali ini air matanya sederas itu. Sikapnya seperti ibu, penyayang, ceria, bahkan tak tau kenapa dia bisa seperti itu.

Ia sudah pacaran selama 6 tahun, dimulai dari pacarnya itu menempuh kuliah sampai sekarang sudah menjadi kepala bagian di suatu perusahaan.

Semua perkuliahan pacarnya dibiayai oleh wanita itu. Ia bukan wanita mampu, hanya saja ketika pacarnya kuliah. Ia sudah bisa menghasilkan uang sendiri.

Hubungan mereka begitu erat, pria itu tulus, sangat tulus.

Tapi pada saatnya, hatinya se-sensitif itu. Gelisah, melihat kedekatan pacarnya dengan anak buah nya yang seorang wanita.

Hal itu wajar untuk kepala bagian perusahaan, sikap profesional terhadap pekerjaan terus terjalin dengan anak buah itu.

Wanita itu menyadari bahwa anak buah itu menyukai pacarnya. Ditambah ia anak salah satu sponsor perusahaan pacarnya. Ia hanya takut hati prianya tergoyah.

Ia tak pernah meminta pria itu untuk selalu berusaha agar di promosikan ke jabatan yang lebih tinggi. Ia bahkan memeluk pacarnya dan mengatakan ia jauh lebih senang saat seperti dulu. Mereka berjuang bersama dengan kesederhanaan, yang ia butuhkan hanya kasih sayang saja

Sementara pacarnya selalu meyakinkan wanita itu agar ia bisa sukses dalam karirnya tersebut. Rasa tanggung jawab penuh kasih sayang, pacarnya selalu teringat bagaimana dulu wanita itu membiayai perkuliahannya sampai ia bisa menjadi kepala bagian di perusahaan.

Tujuan mereka sama, tapi cara dari mereka membuat satu sama lain saling tarik menarik. Namun, pada akhirnya mereka menjalani dengan penuh kasih sayang dan air mata wanita itu sungguh mengering dan menjadi kristal yang akan ia simpan dengan penuh perasaan.

Impian orang itu berbeda, bagimu tiada, ia mengucapkan luar biasa. Tidakkah mereka yang menyombongkan impian besar dan saling mengukur itu menjadi lemah? Hanya berbicara bagaikan bunyi suara sepatu bergesekan. Selalu gerusuk tanpa diminta. Lemahnya mereka, jangan diukur dengan fisik nya yang tak serupa denganmu. Impiannya jauh lebih kuat dari harta yang tidak engkau bawa mati itu.

Sekarang.... berjanjilah untuk tidak meremehkan mimpi seseorang

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dongeng dari CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang