•Bagian 1•

17 1 0
                                    

"Pagi anak - anak kesayangan mama!" ucapnya yang sedang menyiapkan breakfast untuk keluarga

"Pagi mam!" ucap azza dengan suara tegas, yang langsung mengecek hpnya

"Azza! masih jam 06.30 matikan hpmu! , segera mandi biar seger."

"Hmm.." azza segera pergi ke kamar mandi agar tidak mendengar omelan mama di pagi buta ini

"Pagi mama! " tifa yang mengkecup pipi mama

"Makasih sayang." mama membalas kecupan Tiffa

"Ma, nanti aku izin ya aku mau pergi kerumah nenek."

"Iya sayang boleh, ini mama sama papa juga mau kerumah nenek, kita berangkat sama-sama aja nak."

"Oke, siyap ma aku mandi dulu."

Azza yang selesai mandi ia segera pamit untuk keluar berkumpul bersama teman-temannya. "Mam, aku pamit mau pergi sama teman. Bye!"

"Jangan pergi! Kita semua mau kerumah nenek, masa kamu gak mau ikut?"

"Haduh, mam aku udah janjian sama mereka! Ntar aja kerumah nenek kan bisa besok. Assalamu'alaikum!" Azza langsung meninggalkan rumah dan segera pergi berkumpul bersama temannya

"Papa!" teriak mama dari bawah di ruang makan

"Iya ma, ada apa? Pagi-pagi udah marah aja" Jawab papa sambil turun dari tangga menuju ruang makan.

"Gimana gak marah! Liat tu anak papa Azza sukanya ngelawan terus sama orang tua!" ucapnya dengan nada keras

"Sabar ma, namanya cowok ya gitu ma." sambil mengelus kepala mama

"Sabar terus yang selalu papa katakan! Buktinya Wawan nurut sama mama."

"Udahlah ma, setiap anak mempunyai sifat yang berbeda tergantung bagaimana kita mengatasinya."

"Makanan udah siap belum ma? " papa yang mengganti topik pembahasan

"Udah pa, ayo makan."

"Tiffa!  Ayo makan nak, terus kita lanjut pergi kerumah nenek."

"Oke ma, bentar Tiffa masih ganti baju." jawabnya dari kamarnya

Setelah mereka selesai makan pagi, mereka segera pergi mengunjungi rumah nenek bersama.

"Loh, ma Dek Azza gak ikut?" tanyanya sambil membawa barang-barang

"Mana mau dia ikut, lagi pula dia katanya ada janji sama temannya."

"Kebiasa deh itu anak! Harus dikasih pelajaran ma pa!" dengan hati jengkel Tiffa menelpon Azza

"Udaah, tif biarin aja lah."

"Papa ini selalu ngebelain dia!" ucap Tiffa dengan jengkel

"Anjay! Gak di angkat lagi sama dia! Liat aja nanti kalau dia pulang ke rumah!" ucapnya dalam hati

"Udah ayo masuk mobil, papa udah kangen nenek, kakek, sama dede Wawan."

Cafe Ria

Cafe ria tongkrongan sehari-hari Azza bersama teman dan terkadang kekasih hatinya.

"Eh Za, itu kayaknya pacar kamu noh Hani." sambil menunjuk arah sana

"Mana? Mana?" mata azza langsung tertuju kearah situ

Saat Azza melihat ke arah pacarnya, hp azza berdering, "Za, Tifce telpon tu, mungkin kakak lo."

"Ntar aja biarin, Hanii!" Azza lebih mementingkan pacarnya ketimbang keluarganya.

Azza dan teman-temannya sedang bersenang sampai lupa keluarga, padahal nenek Fatimah sangat merindukan Azza yang lama tak berjumpa.

Rumah Nenek

"Gimana cu, dek azza bisa ditelpon gak?" dengan hati kecewanya

"Hm.. Hm.. Bisa nek, cuma katanya lagi ada tugas kelompok." Tiffa terpaksa berbohong supaya nenek tidak terlalu kecewa dengan azza.

"Nenek sangat rindu sekali sama Azza cucu nenek laki-laki yang paling cengeng dulu, dikit-dikit ngadu ke nenek, tapi kenapa sekarang jarang nemui nenek? Mungkin dia tambah dewasa dia tambah sibuk dan sukses." ucap nenek yang duduk di kursi roda dengan airmatanya yang bercucuran

"Iya bu, maafkan azza bu dia sekarang sering banget keluar rumah buat ngerjain tugas lagipula sekarang dia kelas 3 sma bu." ucap mama dengan mendorong kursi roda secara perlahan ke taman belakang rumah

Setelah beberapa jam, Tiffa meminta untuk pulang kerumah karena dia ada janjian bersama teman menyelasaikan skripsinya.

"Mama, pulang yuk pamit nenek." ucap Tiffa yang duduk santai di sofa ruang keluarga

"Iya kak, lagipula sekarang udah mau sore. Siapin barang kita pulang kak, bilang ke papa ya, jangan lupa aja dek wawan pulang rumah ya dia besok masuk sekolah" ucap mama sambil melihat hp

Akhirnya mereka berempatpun pamit ke nenek dan kakek untuk pulang kembali ke rumahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PENYESALANKU TAK BERARTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang