Wanita itu Bu Kun Wahe
Kun Wahe, itulah nama beliau.Biasanya aku memanggilnya dengan sapaan Bu Kun. Beliau mungkin berusia 60-an , aku tidak tau pastinya berapa, tubuh beliau masih kuat, kadang aku lihat muka beliau yang letih seharian bekerja ditambah baju yang mungkin tak kelihatan baru lagi. Bisa dibayangkan Bu Kun seperti apa, aku belum punya fotonya,ehehe😅.
Mungkin bisa dua bulan sekali atau sebulan sekali aku bertemu dengannya. Setiap bertemu kupersilahkan masuk menuju ruang tamu. Beliau adalah salah satu penghuni kos milik Mama samping rumah.
Pekerjaan beliau sangatlah mulia, menurutku pekerjaan mulia bukanlah dihitung dari besarnya upah, bukan dilihat dari pakaiannya yang serba rapi apalagi dilihat dari banyaknya orang yang menghormati. Bu Kun adalah seorang pekerja rumah tangga disalah satu Toko Besi disekitar rumahku(nama toko disamarkan).
Yang ku-irikan dari seorang Bu Kun Wahe wanita super tangguh, pekerja keras dan sangat sopan.Bulan lalu beliau bercerita akan pergi ke Jakarta untuk mendaftarkan anaknya menjadi TKI di Taiwan, sayangnya Allah tak merestui, saat akan berangkat menuju Jakarta tas beliau yang berisikan dompet, makanan dan lain-lain tertinggal dalam mobil yang mengantarkannya menuju stasiun Lempuyangan. Belum lagi beliau tidak membawa uang sepserpun disana, beberapa saat sesampainya Bu Kun dengan anaknya sampai di salah satu Stasiun Jakarta, beliau pingsan alias semaput gara-gara beliau belum makan dari tadi siang, belum begitu berkas berkas yang dicek keliru.MasyaAllah :")), kalau dihitung bisa rugi 1,5 juta kata beliau, mungkin 1,5 juta itu kecil, tapi menurut beliau yang upahnya 40 ribu per hari cukup angka yang fantastis.
Beliau menceritakan itu 2 minggu kemarin.
Kemudian beliau bercerita kalau mau pindah tempat kerja,"Uangnya baru ada segini non, kurangnya minggu depan ya, InsyaAllah minggu depan kalau jadi saya pindah kerja di Godean" kata Bu Kun
"Lah wonten nopo kok pindah, Bu?(La kenapa kok pindah, Bu?)timpalku.
"Saya udah nggak kerasan, walaupun saya kerja cuma sebagai pembantu saya itu ndak minta apa-apa, ga minta gaji seberapa-seberapa, yang penting dikasih seikhlasnya. Dari pada saya terus direndahkan sama pekerja-pekerja sana, belum majikan ini selalu ngatain saya kalau saya ini minta libur terus, padahal saya kemarin memang habis ditabrak sama orang, saya cuma minta libur dua hari, pas saya masuk tu ya ngepel masih sakit tangannya, jadi cuma ngepel pakai satu tangan saja, gitu kok dibilang saya minta libur" Ucapnya sedih.
Aku cuma bisa mengangguk angguk saja, dan mendukung kalau Bu Kun pindah ke Godean, mungkin disana beliau lebih dimanusiakan oleh manusia, disana beliau akan merawat kedua orang tua seorang Dokter Gigi yang mungkin sudah sepuh.
Selain itu Bu Kun menceritakan banyak hal lagi, tentang suaminya yang meninggal 6 tahun lalu, tentang menantunya yang terkadang berbuat tidak baik, atau bahkan tentang hal-hal yang beliau alami saat bekerja.Hikmah yang bisa kuambil dari seorang Bu Kun Wahe, kita menghargai orang tidak perlu dilihat "siapa dia",hargailah setiap orang, siapapun itu.Pekerjaan itu bukan syarat untuk menghargai orang,apalagi untuk merendahkannya.Ga kebayang dong gimana kalau Ibu kita sendiri yang direndahkan sama orang lain. Juga teruntuk sahabatku yang memiliki pembantu atau semacamnya dirumah, walaupun pekerjaan mereka adalah membantu kalian, setidaknya mintalah bantuan yang sopan, jangan 'sok' gumedhe, apalagi kalau orang tersebut adalah lebih tua dari pada kita.Semoga kita senantiasa diberi kekuatan untuk memiliki rasa hormat kepada orang lain.
Oiya terimakasih Bu Kun sudah bilang kalau saya cantik😂.Aamiin.
Sumber gambar http://cintabunga.us/gambar-kartun-lucu-muslimah