Kutambahkan cerita inspirator keren! Dia adalah Bang Alfath kalau orang bilang. Ceritanya begini, jeng jeng jeng jeng......
Hari ini, tanggal 3 Juni 2018 bertepatan dengan hari ke 18 Ramadhan 1439 H.Kira kira sudah 1 bulan aku tidak sekolah ( anggap saja pengangguran yang digantung pengumuman SBMPTN *doakan lolos ya😅,Aamiin). Bingung dong saya mau ngapain, ya kali cuma tiduran, sayang bamget kan pahala dibulan Ramadhan ini guys! Akhirnya kuputuskan untuk mengikuti rangkaian acara Ramadhan di Sekolah singkatnya RDS yaitu Rohishow dan Talkshow gitu. Nih kukasi bonus posternya.Hayo siapa yang datang juga?
Disini aku akan menceritakan tentang salah satu Guest Starnya, yaitu bang Alfath Bagus P E I, sang pemimpin seluruh mahasiswa UGM tahun 2017, alias Presiden Mahasiswa kerennya. Wah, aku baru tau Bang Alfath tadi guys, tadinya cuman tau Mas Obed Kresna (Presma UGM 2018) doang yang terkenal pas acara Mata Najwa beberapa bulan lalu. Alhamdulillah nambah pengetahuan.
Setelah acara Talkshow yang dimoderatori oleh M. Khalid, banyak ibrah yang dapat saya ambil dari anggota Rumah Kepimpinan angakatan 7 serta Founder Kolaborasi Kebaikan tak lain tak bukan adalah Bang Alfath itu sendiri.
Saya akui Bang Alfath ini jago untuk orasi, iyalah namanya juga Presma😅, kata-kata beliau pun sangat apik dan ngena banget juga menggebu-gebu.
Yang pertama beliau bilang adalah mau kita jadi apa besuk nanti, tetep satu, kita itu sebagai da'i. Entah besuk kamu mau jadi polisi, mau jadi mahasiswa, mau jadi apapun tetep kita itu terlahir menjadi da'i.(Bisa diresapi sendiri maknanya yess), seperti begini, ada cerita jarak 1 km diluar lingkup kampus kita ada sekeluarga yang tinggal dikontrakan berukuran 4x4, bapaknya kerja sebagai penjual bensin eceran,dan memiliki 4 orang anak, ternyata jarak 1 km dilingkup kampus masih ada orang yang hidup dalam kemiskinan, lha wong kita menginjakkan kaki diluar kampus saja banyak orang dipinggir jalan meminta minta belas kasihan kita, jadi impelementasi kita sebagai pelajar sebagai mahasiswa esensinya dimana? Harusnya kita dapat mengedukasi masyarakat disekitar kampus kan? Membumikan diri untuk masyarakat disekitar kita :)), mengingat belajar itu proses, mengajari itu tujuan.
Bang Alfath juga bercerita tentang Muhammad Alfatih, ada yang tau? Ya, Muhammad Alfatih adalah pemimpin pasukan penakluk Konstatinopel, dan hebatnya Muhammad Alfatih ini baru berusia 21 tahun, keren bukan? Dan kita sudah berbuat apa diumur kita sekarang? ( saya tercengang, mikir "aku ngapain ya?"wkwk), saya jadi ingat kajian di Teras Dakwah yang disampaikan Ustad Salman Iskandar (pakar sejarah islam), bahwa Alfatih ini sebelum berperang sangat pilih memilih mana pasukan yang siap untuk berperang, yaitu dengan kriteria tentara yang melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, ketika Alfatih berkeliling tenda para tentaranya, didapati semua tentaranya sudah tidak minum khamr, tidak berjudi, kemudian melaksanakan shalat malam dengan rutin, begitupun sunnah sunnah yang lain, tidak lupa Alfatih juga memperhatikan bagaimana kebutuhan bala tentaranya seperti kamar kecil agar mereka berperang dalam tidak keadaan najis. Karena menurut Alfatih modal berperang adalah tentara dengan pikiran yang suci, jiwa yang suci, ketika Alfatih mendapati tentaranya sudah masuk kriteria tentara yang ia inginkan maka mereka siap berperang untuk menaklukan Konstatinopel!, dan alhasil Alfatih dan tentaranya pun berhasil menaklukannya!Allahuakbar! Alfatih juga menyetak sejarah islam yaitu membuat shalat Jum'at pertama yang panjangnya mencapai 4 km, MasyaAllah!
Eh malah ngalor ngidul topiknya, kembali lagi ke Bang Alfath,sip. Kata beliau, sebenarnya kampus itu tempat mencari masalah dan mendapat jawaban, skripsi contohnya, kita disuruh bikin rumusan masalah dan kita disuruh menyelesaikan sendiri masalahnya,lucu kan?ketawa dong😂.Saya juga setuju, masalah yang bertumpuk-tumpuk yang setiap hari membuat kita bertanya-tanya sebenarnya akan terjawab selama kita belajar, dan kita sendiri yang bisa mendapatkan jawaban-jawaban dari pertanyaan kita guys. Jadi,nikmatilah proses belajarmu.
Lalu apasih maksud kita menuntut ilmu, belajar disekolah gitu? Bukan menuntut ilmu yang digaris bawahi, kalau ilmu saja pun diinternet juga bisa searching, apapun bisa di akses, sebenernya yang terpenting itu berasal dari guru kita loh, apa hayo? Yaps, pengalaman mereka, ilmu emang bisa didapat dari siapa aja, tapi kalau pengalaman hidup? Belum tentu kan, makannya jangan sering bolos sekolah dan ngeremehin guru ya 😅.Oh ya, kita sekolah itu biar apa sih? biar pintar kan, berarti tadinya bodoh yang ingin pintar,setelah kita pinter mau diapakan? mau dipakai sendiri? Bukan, kita sekolah itu belajar menjadi pintar untuk diri sendiri kemudian implementasinya untu mengedukasi orang lain,kata bang Alfath.
Ini point yang terakhir, dan terpenting nih, hidup itu harus kerja keras. Nggak cuma kerja keras doang tapi. Banyak nih diluar sana orang yang cerdas tapi tujuannya buat bodohin orang, buat nipu orang, banyak juga orang kerja keras yang ngga ikhlas akhirnya ga merasa puas, juga banyak orang yang kerja keras buat cerdas tapi nggak buat dirinya sendiri, nggak bermanfaat. Jadi,keras keras itu nggak cuma kerja keras tok tapi ditambahi kerja keras yang cerdas,ikhlas dan berintegritas. Jangan Kerja Qerash Bagai Quda kayak iklan Ramayana😂.
Sekian ya, saya ngantuk nih habis sahur pakai Indomie yang entah keberapa kali.*Sampul sudah izin sama sama yang punya @alfathindonesia