Di Suatu Kota, terdapat sebuah keluarga yang nama seluruh anggotanya berakhiran Lugu. Mereka adalah salah satu keluarga terkaya di sana, tetapi belum menyamai kekayaan Keluarga Kalilipan yang terkenal hobi berkeliling dunia itu.
Keluarga Lugu ini beranggotakan lima orang yang nama-namanya adalah Ayah Lugu, Ibu Ratu Lugu, Tante Jompo Lugu, Dedek Emez Lugu, dan Orok Lugu. Usia mereka berada pada rentang 15 hingga 43 tahun. Meskipun memuat nama Lugu, mereka bukanlah orang lugu. Buktinya masyarakat menghormati mereka tanpa mengetahui rahasia gelap keluarga tersebut.
Keluarga Lugu memang dikenal sebagai keluarga dermawan, memiliki sejumlah minimarket yang tersebar di Suatu Kota, dan belum lama ini mendirikan pabrik anti nyamuk organik. Oh ya, Suatu Kota adalah nama desa metropolitan di provinsi Suatu Negara yang terletak di salah satu pulau bernama Karangan Belaka.
Lantas, rahasia gelap yang mereka miliki adalah asal kekayaan mereka. Bukan dari pesugihan, bukan dari hipnotis, bukan dari perampokan, bukan dari penjualan narkoba, bukan dari ... (isi sendiri), melainkan dari penculikan anak.
Ya, tebakanmu benar. Uang tebusan dari orang tua anak yang berperan melipatgandakan kekayaan mereka. Modusnya berupa penculikan terhadap anak penjahat berdasi yang kejahatannya belum tercium media, eh KPK. Mereka mengancam akan menyebarkan "kejahatan" tersebut jika sampai keluarga korban lapor polisi.
Keluarga Lugu punya tim mata-mata. Mereka selalu tahu apabila ada keluarga korban yang lapor polisi. Namun, selama ini belum ada yang berani lapor polisi karena orang tua korban sendiri adalah penjahat berdasi yang masih bebas ongkang-ongkang kaki.
Nah, kali ini mereka menculik anak seorang penjahat berdasi saat waktu penjemputan di sekolah dengan membius sopir keluarga sebelumnya. Korban penculikan sendiri (remaja perempuan) asyik-asyik saja karena diajak kenalan oleh Orok Lugu yang ternyata sama-sama suka film yang dibintangi Prillylilili Ratuconsina. Selama di mobil, mereka heboh bergosip tentang Prillylilili dan Maxim Muter. Mereka fans dari kedua artis kece tersebut dan tentunya penggemar K-Pop juga.
Mari kita tinggalkan dua gadis zaman now itu. Soal tebusan, Keluarga Lugu meletakkan map berisi daftar aktivitas gelap "penjahat berdasi" dan tentunya surat meminta tebusan sebesar 100 miliar karat--dengan peringatan untuk tidak lapor polisi--di mobil sang sopir pribadi. Karat adalah nama mata uang di negara Karangan Bebas. Uang itu harus dalam bentuk tunai berupa lembaran 100 juta karat di dalam koper besar. Jadi, mereka akan menerima 1.000 lembar dalam pecahan tersebut. Kopernya harus anti air karena penukaran sandera dilakukan di tengah Laut Seputih Air Cucian Beras (SACB). Waktunya ditetapkan dua hari setelah penculikan pada pukul 16.00.
* * *
Waktu yang ditunggu-tunggu oleh kedua belah pihak pun tiba. Sesuai perjanjian, mereka bertemu di Laut SACB, tentu dengan menaiki kapal masing-masing.
Keluarga Lugu sudah siap dengan kapal pesiar pribadi. Sandera tampak asyik menonton drama Korea di dalam kapal.
Kedua orang tua sandera sudah siap dengan koper pesanan tanpa ditemani orang lain, sesuai permintaan. Mereka menyewa kapal yang lebih kecil.
"Naik!" titah Ayah Lugu melalui toa setelah menurunkan tangga tali.
Setelah menaiki kapal pesiar, kedua orang tua korban ternganga saat melihat Keluarga Lugu yang sengaja tak bertopeng. Sungguh tak menyangka!
"Ciiih!" Ayah korban meludah karena masih ada sisa cabai di mulut. "Mana putri kami?!" tanyanya galak.
Tante Jompo Lugu menarik sandera yang tangannya memegang erat laptop. Matanya menonton tanpa henti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih
Short StoryMungkin kumpulan cerpen, mungkin cuma satu cerpen. "Putih" itu pemaksaan judul karena isinya tidak selalu putih. Cerita ini buat teman-teman yang merindukan kepuyengan si Puyengs. Pede itu sehat. 😎 Semoga menghibur meski hanya mampu mendengkur.