possessive : 0.9

3.7K 261 37
                                    

Steffi termenung menatap lapangan yang kini di penuhi oleh anak-anak basket yang sedang latihan untuk turnamen. Sesekali ia tersenyum tipis melihat umpatan-umpatan yang mereka lontarkan.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya membuat Steffi menoleh dan terkejut melihat Ardhaan yang tersenyum ke arah nya sambil menyodorkan sebotol mineral.

"Makasih." ucap Steffi sambil menerima botol tersebut. Ardhaan tersenyum kemudian duduk di sebelah Steffi.

"Kok tumben belum pulang? Kenapa ga bareng sama kak Iq-- eh sorry, gue lupa." ucap Ardhaan kemudian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Gapapa, secepat itu ya berita gue sama Iqbaal lagi ada masalah kesebar?"

Ardhaan tersenyum kikuk. "Ya, tadi gue ga sengaja denger anak-anak kelas."

Steffi tersenyum. "Ya begitulah, tapi gue ga papa kok."

Ardhaan menepuk bahu Steffi memberikan dukungan. "Semangat. Kalau lo yakin hubungan lo berdua bakalan langgeng, kalian bakalan berusaha sebaik mungkin buat memperbaiki apapun masalah diantara kalian dengan sebijaknya mungkin."

Steffi terdiam merenungkan segala perkataan Ardhaan.

"Gue harap lo cukup bijak untuk bertindak. Gue harap lo sama kak Iqbaal cepet-cepet baikkan. Gue ga suka ngeliat kalian musuh-musuhan. Gue ship kalian." ucap Ardhaan sambil terkekeh.

Steffi menyipitkan matanya. "Sorry bu-bukannya gue geer atau sok laku, tapi kalau dari kabar yang beredar, lo---"

Ardhaan tersenyum. "Maksud lo gue suka sama lo gitu?"

Steffi terdiam.

Ardhaan tertawa. "Emang bener Steffi. Gue ga bisa mengelak tentang perasaan gue ke elo. Anggap aja ini ungkapan perasaan gue ke lo. Tapi, sesuka-sukanya gue sama elo, gue ga akan memaksakan apapun yang terjadi. Gue lebih suka lo bahagia secara nyata, daripada lo pura-pura bahagia karena gue maksa lo buat disamping gue."

Ardhaan tersenyum simpul. "Posisi gue ini nih ga selalu jadi pelakor kok. Gue paham akan situasi dan gue paham akan resiko. Resiko gue suka sama seseorang yang udah jadi milik orang lain."

Steffi terhenyak.

"Steff, gue emang suka sama lo. Tapi gue juga seneng kalau lo bahagia walaupun bukan sama gue. Intinya, gue bisa tenang karena lo bahagia. Gue senang kok kalau lo sama kak Iqbaal. Karena dia udah bikin hidup lo selalu berwarna. Posisi gue ini ga selalu menyalahkan posisi kayak kak Iqbaal, malah gue bersyukur lo bisa ketemu sama dia."

Steffi menatap Ardhaan dengan tatapan yang tidak dapat di artikan. "Lo--- benar-benar buat gue speechless, gue suka banget sama sikap lo, dewasa. Bisa menyelesaikan masalah lewat kepala dingin, ibaratnya pake logika dan perasaan."

"Gue, makasih banget lo suka sama gue. Padahal gue gatau apa yang special dari diri gue sendiri."

Ardhaan tersenyum. "Lo itu ibarat nya bagaikan melodi-nya semua orang. Lo bisa membuat orang-orang tenang dan bisa bikin bahagia dalam waktu yang sama."

"Intinya, lo bisa membuat hidup gue lebih bernada. Ga garing yang not nya cuma itu-itu aja. Lo itu selalu membawa kebahagiaan buat semua orang."

Steffi terkekeh. "Gue kepo, Iqbaal suka sama gue gara-gara apa ya?"

Ardhaan terkekeh. "Gara-gara dia Cinta sama lo lah."

"Iih apa banget, Dhan."

"posisi Endriana sama Iqbaal tadi pagi sama percis kayak posisi kita sekarang kalau lo ga sadar." ucap Ardhaan membuat Steffi menyerngit bingung.

POSSESIVE✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang