1 》Meet

18 5 8
                                    

21 Juni 2007

"Pergilah dari sini! Kami tidak mau berteman dengan anak yatim sepertimu!"

Arsyal pergi dengan wajah yang datar. Ya, ia memang sudah sering di perlakukan seperti itu oleh anak anak sebayanya. Bahkan, itu sudah menjadi makanan sehari harinya. Sungguh kasian sekali Arsyal kecil.

"Aku pulang"

Arsyal melepaskan alas kakinya di depan pintu lalu masuk ke dalam rumah yang cukup mewah berwarna serba putih itu.

"Hei. Apa kau diperlakukan buruk lagi oleh mereka?"

Pria paruh baya itu mendekati Arsyal yang tengah duduk di sofa depan televisi. Walaupun sudah tua, namun kakek Arsyal masih bekerja dengan giat sehingga keluarganya pun merasa tercukupi. Kakeknya mempunyai kantor yang besar, dan banyak mempunyai pegawai. Katanya, jika Kakek sudah tidak mampu bekerja, kantor itu akan di serahkan pada Arsyal. Beruntung sekali.

"Sudah biasa, tak apa, mereka memang tidak mau bermain dengan anak yatim sepertiku"

Percayalah, dulu Arsyal adalah anak yang ceria dan mempunyai banyak teman. Namun temannya satu persatu pergi karna tidak mau bermain dengan anak yatim. Ia menjadi anak yang pemurung setelah kepergian kedua orang tuanya dari satu tahun yang lalu. Tepat saat Arsyal berumur 6 tahun.

"Nanti pasti Arsyal akan punya banyak teman. Percaya pada kakek." Kata Kakeknya antusias, memang dari dulu ucapan Kakeknya selalu terwujud, namun Arsyal kali ini ragu dengan ucapan kakeknya.

"Err- iya deh Arsyal percaya"

"Arsyal" Neneknya menghampiri Arsyal serta Kakeknya yang sedang berbincang bincang di sofa biru itu.

"Ya?"

"Nak, bisa mampir ke warung china di depan rumah Jun dulu?" Tanya neneknya.

Arsyal tidak pernah menolak permintaan kakek serta neneknya. Ia menghembuskan nafas pelan lalu berdiri.

"Mau beli apa nek?"

Neneknya tersenyum lebar, walaupun ia tau kalau Arsyal tidak akan menolak perintahnya.

"Belikan garam satu bungkus ya, ini uangnya"

Nenek Arysal memberikan satu lembar uang 10.000 an pada Arsyal. Setelah menerima uang itu, ia segera pergi ke warung china sesuai petunjuk neneknya tadi, Arsyal lebih memilih jalan kaki. Katanya, karna akan membuat sehat serta warungnya pun tidak terlalu jauh dari rumahnya.

"Hei! Kamu itu bisa nggak sih kalau nggak ngupil!? Jorok!"

Arsyal menoleh ke sumber suara.

6 bocah sedang berkumpul di depan rumah Jun. Apa pedulinya? Arsyal segera masuk ke warung china tersebut lalu menjalankan tugasnya.

'Sudah kan? Iya sudah. Garam ada, kembalian pas'

Ia keluar dari warung, namun belum sempat jalan, ia dihadang.

"Hei. Bergabunglah dengan kami"

♡♡♡

Anyonkhaseo :"D yang baca, aio jangan lupa vomment nya qak :D

Aku padamu♡

estoufelizz

🔛11 April 2018

You Never Walk AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang