Esoknya mereka berdua bertemu di tempat yang diinstruksikan Myungsoo, gadis berambut panjang kemerahan itu duduk dan menundukkan wajahnya. Kali ini penampilannya terlihat lebih tertata dibandingkan saat pertama kali Myungsoo melihatnya. Gadis itu –Bae Suzy— mulai merasa tak nyaman dengan tatapan mengintimidasi dari lawan bicaranya saat ini.
"...Jadi bagaimana?" Suzy memutuskan untuk memulai pembicaraan. Mendapatkan ponselnya, lalu segera beranjak pergi. Itu keinginannya. Gadis itu sedang tak berminat untuk berbasa-basi dengan siapapun.
"Apanya yang bagaimana? Kau sudah membuat aku membayar berbotol-botol soju yang bahkan tak aku minum, membayar tarif taksi, dan kau tahu, kau sudah mengotori jas ku dengan muntahanmu itu! Kim Myungsoo menyerocos dengan satu tarikan napas saja. Ia sudah benar-benar kehilangan kendali. Ditambah lagi dengan mood nya yang sedang memburuk, apalagi kalau bukan karena pernikahan Choi Jinri.
"Baiklah, akan kuganti semuanya!" ujar gadis itu pelan sambil mengeluarkan dompet dari tasnya. Bae Suzy bahkan tak mengingat bahwa semalam ia bertemu dengan Kim Myungsoo. Yang ia ingat semalam adalah, ia menghadiri pernikahan pria brengsek bernama Ahn Chil Hyun. Setelah itu ia memasuki kedai, meminum soju dan... ia tak bisa mengingat apapun lagi.
"Tidak perlu! Ini ponselmu!" Myungsoo melemparkan ponsel ke arah gadis yang ada di depannya. Untung saja gadis itu memiliki reflek yang bagus, sehingga dapat menangkap ponsel itu dengan mudah.
"Ternyata semua pria memang sama brengseknya," Suzy memicingkan sebelah matanya dan menatap ke arah Kim Myungsoo. Pria bertubuh tegap itu benar-benar tak menyangka bahwa ia akan mendapat respon seperti ini dari lawan bicaranya. Suzy kemudian menarik tasnya dan hendak beranjak meninggalkan kedai itu. Ia benar-benar lelah!
"Tunggu..." Dengan rasa bersalah, Myungsoo menarik tangan Suzy. Isyarat bahwa ia ingin gadis itu untuk tetap duduk di tempatnya semula.
"Maaf, perasaanku agak sedikit berantakan akhir-akhir ini," keluh Kim Myungsoo sambil mengacak rambutnya sendiri. Suzy akhirnya luluh dan memutuskan untuk kembali duduk pada tempatnya semula. Keduanya pun memutuskan untuk memesan secangkir Cappuccino panas. Untuk mencairkan ketegangan yang semula menyelimuti hati keduanya. Kemudian, entah siapa yang memulai, Kim Myungsoo dan Bae Suzy saling bertukar kisah yang selama ini menyelimuti perasaan mereka.
Suzy memulai ceritanya, tentang apa yang baru saja menimpanya. Ternyata ia adalah kekasih dari Ahn Chil Hyun, mempelai pria Choi Jinri –wanita yang dicintai Myungsoo— . Ternyata Suzy sudah menjalin cinta selama dua tahun dengan lelaki bermarga Ahn tersebut, hingga tiba-tiba gadis itu mendapat undangan pernikahan dari Ahn Chil Hyun yang bahkan kurang dari dua puluh empat jam sebelumnya mengeluarkan kata-kata mesra melalui telepon untuk Suzy. Myungsoo yang duduk di hadapannya menjadi semakin iba setelah mendengar penuturan Suzy. Ia meremas tangan kanan gadis itu, mencoba mengalirinya dengan kahangatan agar gadis itu tenang. Bagaimanapun juga, ia mengerti bagaimana hancurnya perasaan Suzy.
Kini tiba giliran Myungsoo menceritakan kisahnya. Tentang cinta yang ia pendam diam-diam dan kemudian mengendap hingga lama-kelamaan menjadi semakin dalam seperti saat ini. Suzy mendengar kisah Myungsoo dengan seksama. Memerhatikan kata demi kata yang meluncur dari bibir penuh milik pemuda Kim itu. Dengan tulus, ia mencengkeram tangan kokoh pria yang ada di hadapannya itu. Ia kini mengerti mengapa takdir mempertemukan keduanya, karena Tuhan ingin mereka saling menguatkan.
"...Kehidupan memang kejam, ya?" Bae Suzy mendesis getir. Menutup perbincangan mereka yang telah memakan waktu selama tiga jam.
"Aku sekarang mengerti mengapa kita dipertemukan seperti ini..." Myungsoo menggantung kalimatnya di udara.

YOU ARE READING
Comes to Go
FanfictionSeperti sepasang burung dengan sebelah sayap patah, begitulah pertemuan antara Kim Myungsoo dan Bae Suzy dimulai. Mereka tak pernah menyangka bahwa pertemuan sesingkat itu, pada akhirnya akan mengubah jalan hidup keduanya. Sebenarnya apa yang telah...