Be Mine.

Prolog

"Hendra, apa semuanya sudah di posisi masing-masing?"

"Semuanya sudah siap, belum ada yang mencurigakan"

"Bagus, awasi terus."

(Segera ku tutup telpon, lalu ku minum kopi yang sudah ku pesan sejak 10 menit tadi.)

Hari itu bandara cukup ramai dari hari biasanya, mungkin karena besok sudah mulai libur panjang akhir tahun.

"Aku akan menangkapmu hari ini"
(Ucapku dalam hati)

Aku melihat jam tanganku sudah menunjukan pukul 17.20.

"Hendra apa ada yang mencurigakan?"

(Aku menghubungi hendra lagi untuk memastikan.)

"Tidak ada"

'Perhatian, para penumpang pesawat dengan nomor penerbangan GA388 tujuan Singapura dipersilahkan naik ke pesawat udara melalui pintu A11.'

"Apa? Hendra apa ini? Katamu pesawatnya berangkat jam 7 malam?"

(Aku berdiri panik.)

"A.. aku juga tidak tahu seharusnya memang begitu, sepertinya ada perubahan jadwal"

"Ahh.. sial, tunggu apa lagi?? Bergerak sekarang!"

(Aku berlari secepat mungkin.)

"Maaf, hanya penumpang yang boleh masuk"

(Petugas bandara mengcegahku.)

"Saya dari kepolisian mohon kerja samanya,ini darurat!"

(Aku menunjukan identitasku.)

"Mohon maaf pak, tapi pesawatnya baru saja berangkat"

"Ahhh sial"

"Bagaimana?"
Tanya Hendra yang baru saja tiba.

(Aku menggelengkan kepalaku.)
Kami pulang dengan tangan kosong.

Saat di depan Bandara

"kalian duluan saja ke kantor"
Ucapku

"Lalu kau bagaimana?"tanya Kevin

"Aku menyusul nanti"

"Kau tidak merencanakan hal gila kan?" Tanya Vino

"Kita bisa menangkapnya lain kali Rob, jangan begini. Kau baru dapat teguran beberapa hari kemarin" ucap Hendra

"Tenanglah, aku cuma mau memeriksa cctv di sini. Kalian duluan saja"

(Aku masuk kembali ke dalam bandara, sambil berlari kecil.)

Karena terburu-buru aku sampai menabrak orang lain.

"Anda tidak apa-apa?"

Aku membantunya berdiri.

"Iyaa, maafkan saya" ucapnya lemah
Sambil membersihkan pakaiannya

"Saya yang salah, saya tadi sedang buru-buru.."

"Saya juga salah" ucapnya melihatku

"Aliya??"

"Robbie??"