TUJUH

28 0 0
                                    


Seperti biasa cahaya yang merembes masuk dari celah jendela, membangunkan sepasang manusia yang berbeda jenis. Ervina mengerjapkan matanya beberapa kali menyesuaikan cahaya matahari yang merembes ke retina matanya. Marvel mengeliat perlahan merasakan tubuhnya yang terasa segar dan plong. Berbalik dengan ervina yang merasakan perih di bagian bawah pangkal pahanya.

" Apa yang terjadi ? " tanya marvel, dan vina mengeryit heran.

" Anda malah bertanya ! apa maksud anda ? Seharusnya saya yang bertanya, mengapa anda membawa dan menyeret saya di tengah tengah acara pesta. Dan juga membawa saya kerumah anda hingga terjadilah seperti ini ." ujar ervina kesal.

" Oh.... Ya, satu lagi. Bukankah anda pernah mengatakan sebelumnya, jika kita sudah pernah melakukan hal seperti ini, tapi entah mengapa rasanya seperti baru pertama kalinya saya melakukan ini dan dan rasanya masih sakit . " ujar vina polos dan marvelpun mendengus menyadari kesalahannya.

" Baiklah aku akan menjelaskan tentang pertanyaan mu satu satu ! " sahutnya dengan merubah posisi menghadap vina dengan tubuh telanjang yang sebagian masih tertutup selimut di bagian bawahnya.

" Aku bukannya membela diriku sendiri , aku salah aku mengerti dan aku pun mengakuinya. Tapi setidaknya kau dengarkanlah dulu penjelasan ku. "

" Iya " suara vina di barengi anggukan kepalanya pelan.

" Pertama, tadi malam aku merasakan aneh dan janggal dengan minuman yang ku minum, sepertinya ada yang dengan sengaja memasukan obat perangsang dalam minuman itu. Aku akan menyelidikinya dan akan aku berikan pelajaran yang setimpal bagi pelakunya karena sudah berani mencoba bermain main dengan ku."

" Kedua, aku membawa dan menyeretmu karena di dalam pesta waktu itu aku sudah sangat bergairah, dan aku tidak bisa mengendalikannya. Jadi ku pikir wanita yang pernah ku lihat tubuhnya dan ku sentuh adalah dirimu. Dan kitapun pernah dua kali tidur bersama." wajah vinapun sontak memerah dan menundukan wajahnya.

" Ketiga, kita belum pernah sama sekali melakukan itu sebelumnya. Aku memang pernah melihat seluruh tubuh mu tapi, sebatas yang kita lakukan hanyalah tidur di ranjang ini, karena kau selalu tidur ataupun pingsan. Itulah alasannya." vina mengerjapkan matanya tak percaya marvel melirik gemas.

" Ah, ayolah jangan kau pasang wajah mu yang seperti ini." kata marvel semakin gemas.

" Tapi mengapa harus membohongi ku dengan mengatakan aku bisa hamil sewaktu waktu ! " vina masih dengan wajah polos dan kesalnya sedangkan marvel menahan tawanya.

" Aku senang jika mengoda mu ! " jawabnya jujur " Dan sewaktu pertama kali melihat mu, aku sebenarnya marah tapi entahlah setiap kali aku melihat mu hati ku berkata terus menerus ingin mengoda mu. Akan tetapi lain halnya dengan sekarang, di rahimmu sudah ada benih ku dan dirimu sewaktu waktu bisa saja hamil oleh ku dan aku mengakui dia adalah anakku ." sambil menatap bercak darah yang ada di atas sprei yang kusut oleh mereka.

Perasaan di hati vina gamang, terasa di siram dengan air cuka. Perih tapi tapi tidak berbekas, luka tapi tidak terlihat.

" Saya mengerti ! " ujar vina beranjak turun dari rànjang ke kamar mandi. Cukup cukup sudah cukup penjelasan marvel. Dirinya hanya hanya sebuah tameng ataupun penyelamat untuk marvel, bukan sebagai wanita terhormat yang berstatuskan istri karena mengandung benihnya.

" Ah, siapalah dirinya bagi marvel terlalu tinggi mimpinya." jerit batin vina.

Vina meringis saat akan berjalan ke kamar mandi. Marvel yang melihat langsung turun dari ranjang tanpa memerdulikan dirinya yang sama polosnya dengan vina, mengendong vina ala bridal masuk kedalam kamar mandi mendudukkan vina dalam banthub kemudian membuka kran untuk vina. Marvel keluar dan menutup pintunya. Vina pun langsung menangis sepuasnya.

Ervina WulaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang