CHAPTER 1 (PERTEMUAN)

54 9 8
                                    

Malam itu, Bila sedang duduk di sebuah halte bus menunggu datangnya bis menuju arah rumahnya. Dengan ditemani musik dan buku novel, Bila terdiam duduk di ujung kursi halte.

Tiba-tiba Bila menoleh, ia melihat seorang lelaki yang kelihatannya seusia dengannya seketika duduk juga di halte bus itu, wajah nya murung. Lelaki itu melemparkan secarik kertas yang rupanya seperti pernyataan resmi dari sebuah lembaga resmi pula yang dibentuknya sebuah pesawat kertas yang entah kebetulan atau tidak, mendarat tepat di depan sepatu Bila.

"Eh, ini p-punya.." ucapan Bila terpotong.

Bus datang, lelaki itu berjalan kearah pintu masuk bis dengan tatapan kosong. Bila dengan cepat mengambil pesawat kertas itu dan mengejarnya masuk ke dalam bus.

Di dalam bus lelaki itu terlihat bingung sambil menyentuh sakunya, "Pak saya gak ada uang kecil." Tiba-tiba Bila datang dari sisi belakang sontak berkata "Ini pak uangnya satuin aja." Ucap Bila sambil menyodorkan uang.

Lelaki itu menoleh kearah Bila dan menundukan kepalanya dengan maksud berterima kasih "Thanks ya" dia pun meninggalkan Bila dan segera duduk di salah satu kursi bus.

Bila mendekati kursi lelaki itu "Ini punya lu, tadi jatuh di halte." Bila menyodorkan pesawat kertas itu.

"Simpan aja." Dengan datarnya lelaki itu menjawab tanpa menoleh sedikitpun. "Ini sampah ya?"

"Udah keputusan gua buat buang itu, lagian semakin gua liat semakin sakit, bahkan gua udah gakuat lagi." Lagi lagi jawaban itu menggantung di hati Bila.

Bila yang mengganggap pria itu beniat buruk pada dirinya sendiri itupun menggapai tangan lelaki itu sontak berkata "Jangan lu gaboleh ngelakuin itu, seberat beratnya masalah lo.." lelaki itu menyela perkataan bila "Gua gak mau bunuh diri." Lelaki itu menepis tangan Bila dengah ekspresi dingin.

"Tapi gua mau minta tolong, jangan pernah buka lipatan kertas ini. Dan tolong lempar kertas ini dalam beberapa bulan." Lelaki itu menyelipkan pesawat kertas itu diantara halaman buku yang Bila pegang.

DIa bingung, ia mencoba mencerna perkataan lelaki itu agar mengerti maksud dari sang lelaki. "Buang kertas ini? Tapi k-kenapa?" Bila meminta penjelasan.

"Jangan tanya kenapa, gua cuma minta tolong. Itupun kalo lu mau bantu." Lelaki itu menatap Bila, matanya sayup terlihat memendam rasa sedih yang sangat amat mendalam.

Bila beranjak dari kursi lelaki itu dan berpindah ke kursi sebrangnya. Bila menyimpan buku itu didalam tas dengan perasaan bingung yang mengelilingi otaknya.

Tak lama, lelaki itu menoleh ke arah Bila, terlihat bila yang sedang menyandarkan kepalanya di kaca itu tertidur lelap.

Tanpa sadar lelaki itu tersenyum melihat tingkah Bila saat yang tertidur itu, lalu ia tersentak "gua kenapa sih" ia bingung dengan tingkah lakunya sendiri dan senyum itupun seketika sirna dari bibirnya.

CITT!

Bis berhenti, Bila yang tadi tertidur segera bangun dan bergegas keluar bus. Tanpa sadar, ia menjatuhkan secarik kertas ke bawah kursi busnya.

Lelaki itu melihatnya, sontak dia membungkuk untuk mengambil kertas itu, matanya tertuju pada sebuah nama 'Sabila Khanza Arnetta' nama yang begitu menarik perhatian lelaki itu. Dia membaca kertas itu sekilas "Anggota kelas seni SMA Garuda? Ternyata dunia itu sempit ya" Lelaki itu tersenyum dan dimasukannya secarik kertas itu kedalam sakunya. 

ps: Maaf banget kalau tulisannya masih berantakan dan kurang bagus. Jujur, ini tulisan pertama gua. semoga aja kalian suka ya :) 

jangan lupa buat rate and comment ya, siapa tau itu bisa bikin gua lebih baik kedepannya, Thanks. 

Tunggu chapter-chapter selanjutnya ya!! ^^

It's Real? (antara permainan dan cinta)Where stories live. Discover now