Here I am

660 71 48
                                    

Sudah Empat hari Kyungsoo berada di rumah Ayahnya, dia merindukan Jongin, dia bahkan berpikir apakah Jongin juga merindukannya?

Tubuhnya benar-benar haus dengan sentuhan Jongin, sangat rindu oleh pelukan dan ciuman lembut dari Jongin, rindu bercanda dan tertawa bersamanya, ingin rasanya dia menggusalkan wajahnya dileher Suaminya yang hangat, ingin memeluknya sampai Ia tertidur pulas, namun disinilah dia berada sekarang, dikamar kosong yang lembab dikerubungi bayang-bayang lalu

Kamarnya kosong dan terasa lebih luas karena semua barang-barangnya sudah dia pindahkan ke apartemen Jongin selain hanya menyisakan Kasur dan juga lemari besinya.

Ayahnya yang sudah berumur Lima Puluhan tahun itu begitu senang dan bahagia karena anak satu-satunya itu pulang dengan deraian air mata pada tengah malam, dia menyambut Kyungsoo dengan gembira dan memeluknya, sampai-sampai dia lupa bahwa hati anaknya sedang terluka.

"Kan sudah kubilang, lupakan dia." Ayahnya berkata, muak dengan Kyungsoo yang hanya menghabiskan harinya dengan merenung dan menangis didalam kamar.

"Aku tidak bisa." Kyungsoo menjawab, menarik selimutnya dan kembali tidur, bantalnya sudah beberapa kali basah dan kering lagi terkena air mata.

"Kau bodoh! Kau itu harus menikahi Wanita! Bukan laki-laki brengsek itu, Aku ingin punya keturunan, Kau lihat sekarang? Aku sudah tua dan masih belum punya cucu seperti kerabat-kerabatku yang lain." Ayahnya berkata seraya bersender di ambang pintu.

"Aku mohon biarkan aku istirahat." Kyungsoo bergumam, suaranya hampir tidak terdengar, tenggorokannya sakit dan matanya bengkak.

"Persetan! Kau hanya membuatku malu, Apa yang sebenarnya Kau cari Kyungsoo?" Tanya Ayahnya yang mempunyai badan gumpal dan rambut yang dipenuhi uban tersebut.

"Kebahagiaan," Kyungsoo berbisik air matanya jatuh lagi. "Tidakkah kau tahu kebahagiaan itu adalah yang terpenting? Aku hanya mencintai Jongin, dan jika seandainya kita tak mungkin untuk kembali bersama, aku tak akan pernah berubah dan menjadi apa yang kau harapkan." Kyungsoo melanjutkan dengan lugas.

Ayahnya benar-benar geram namun dia tidak bergeming selain hanya menggebrakan pintu dengan satu tangannya. "Dasar bodoh! dengar pokoknya besok lusa kau harus menemui Anak kerabatku, dia cantik kau pasti menyukainya."

"Tidak." Kata Kyungsoo "Aku sudah menikah, haruskah kukatakan berkali-kali, Aku sangat mencintai suamiku, lebih baik Kau bunuh saja Aku sekarang daripada aku harus melakukan apa yang kau mau." Kyungsoo berkata dengan tatapan datar yang Ia berikan pada Ayahnya.

"Ah persetan! Aku tidak mau tau, aku berfikir mungkin memang lebih baik Ibumu meninggal daripada harus menderita sepertiku, Kau tahu Kyungsoo? Kau sama saja melempari kotoran kedalam wajah Kami, yang sudah merawatmu dan membesarkanmu hingga dewasa, dan Aku hanya ingin imbalan yang setimpal, Kau hanya perlu menikah dengan Wanita dan memberiku seorang Cucu." Jelasnya sebelum ia beranjak pergi dan menutup pintunya dengan kuat.

Kyungsoo menangis dan mendusalkan wajah dibantal rasanya dia ingin bunuh diri, dia tidak kuat mendengar cacian dari ayahnya, dan tak kuat berpisah jauh dari Jongin, biarpun sudah berkali-kali Baekhyun mendatangi dirinya dan memohon agar dia kembali pada Jongin, tetap saja dia kukuh dan menolak, bukan karena dia takut untuk kembali pada Jongin, tetapi karena dia tahu, bahwa dirinya tidak pantas menerima maaf dari Jongin, tidak setelah apa yang sudah dia katakan padanya.

______

"Bro, kau harus tidur." Pinta Chanyeol seraya menjeling pada Baekhyun yang sedang sibuk mencuci tumpukan piring kotor di dapur.

Jongin benar-benar sangat kacau, rambutnya berantakan, matanya bengkak karena terlalu sering menangis dan wajahnya pucat, bahkan dia sudah tidak masuk kerja selama Dua hari, ataupun tak melanjutkan tulisannya lagi sejak Kyungsoo pergi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 27, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Where Is Love?Where stories live. Discover now