+8 She's back

44.2K 5.4K 784
                                    

Pagi ini Haechan milih pergi sekolah lebih pagi dari biasanya, bukan karena apa-apa cuma pengen ngerasain suasana baru aja. Lagian suasana di pagi hari itu membuat dirinya nyaman, dimana dia masih bisa mendengar suara burung berkicau bukan suara keributan manusia-manusia, semilir angin lembut yang menerpa wajahnya bukan debu atau asap kendaraan.

"Aduh, ini alamatnya dimana sih? Sumpah tempat ini sukses bikin gue pusing!"

Haechan bisa dengar dumelan dari seorang wanita. Siapa juga yang tidak akan mendengarnya di saat keadaan sekitar hening?

Kaki Haechan tanpa aba-aba berjalan ke arah wanita itu. Terpampanglah seorang wanita cantik dengan tinggi yang yang hampir sama sepertinya, hanya saja Haechan lebih tinggi sedikit.

"Ada apa nona? Bisa saya bantu?"

"Ini, saya mencari alamat ini."

Si wanita cantik itu memberikan secarik kertas bertuliskan alamat di atasnya. Haechan mengerutkan keningnya sebentar, berusaha mengingat letak alamat itu.

"Wah, anda tersasar cukup jauh, nona. Seharusnya tadi di perempatan sana anda berbelok ke kanan, bukan lurus. Nah setelahnya nanti anda akan bertemu pertigaan dan belok ke kiri saja. Alamat ini mengarah kesana, hanya saja saya tidak tahu benar letak nomor rumahnya." Ucap Haechan dengan sopan, masih dengan senyuman manis yang menunjukkan keramahannya.

"Begitukah? Terima kasih kalau begitu. Omong-omong sepertinya kita masih sebaya, pakai gue-lo bisakan? Nama gue Yeri."

"Yeri? Oh oke, gue duluan ya, gue takut telat soalnya."

"Okey, kalau bukan karena lo gue mungkin kesasar jauh banget, makasih banget ya. Lain kali kalau kita ketemu lagi gue traktir makan deh!"

"Hahaha, gak papa kok. Gue duluan ya! Bye bye!"

Dan Haechan kembali ke tujuan awalnya sekolah, sedangkan si wanita yang bernama Yeri itu akhirnya bisa menuju ke tempat yang akan dia tuju. Entah kenapa dia merasa senang saja hari ini.

Setelah perjalanan yang bisa dibilang cukup panjang, mungkin? Karena Haechan tadi memilih melewati jalan memutar, sekedar olahraga sedikit katanya, akhirnya ia sampai di penyebrangan jalan depan sekolahnya.

"Yo, Haechan Lee!" sapa seseorang dari jauh yang membuat Haechan memutar kepalanya.

"Yo, Na Jaem!"

Jaemin segera merangkul Haechan dan berjalan bersama melewati gerbang sekolah. Saling melempar tawa ringan dan cerita-cerita baru mereka, kebiasaan murid-murid sekolah.

"Yo, Huang Renjun!" Dan setelahnya Renjun juga ikut bergabung dengan mereka. Entah sejak kapan tapi sekarang mereka juga dekat dengan Renjun sang ketua kelas.

Baru saja sampai di kelas mereka sudah melihat teman-temannya yang asyik bergerombol. Mereka pun tidak mau ikut ketinggalan dan segera duduk di sebelah murid-murid itu.

"Katanya bakal ada murid baru." Teman sekelas Haechan bersuara yang disambut dengan wajah kaget teman sekelasnya.

"Murid baru, murid baru, murid baru. Sekolah ini kayaknya kekurangan murid mulu ya, perasaan murid baru ada terus. Lagipula tanggung sekali, kenapa dia tidak masuk sekolah dari awal?" Ucapan salah satu siswi 10 IPA 3 itu membuat teman-teman lainnya ikut bertanya-tanya di dalam hati.

"Omong-omong murid barunya laki atau perempuan?"

"Kalau yang seangkatan kita sih laki, kalau kakak kelas cewek."

Tiba-tiba murid-murid tadi berseru senang, mungkin karena murid baru yang ternyata perempuan? Ditambah murid barunya kakak kelas, wah mereka pasti bakal jadi liar.

OSIS? +Markhyuck ✔Where stories live. Discover now