Hari itu langit begitu cerah. Secerah wajah-wajah penduduk yang berlalu lalang dengan senyum hangat dan pakaian rapi.
Suasana pagi itu terasa berbeda. Hampir seluruh orang mempersiapkan diri untuk hari ini. Dimulai dari hadiah, pakaian terbaik, bahkan harapan tulus kepada mereka supaya berbahagia.
Hari ini adalah hari pernikahan. Hari dimusim semi yang indah untuk Uzumaki Naruto dan Hyuuga Hinata yang akan menikah.
Keduanya tampak anggun dengan pakaian adat pernikahan mereka. Menikmati detik-detik yang mengalir menengahi keheningan yang terjadi di ruang tunggu itu.
Naruto maupun Hinata sama-sama memandang keluar jendela. Menatap langit biru yang hari ini seperti telah diberkati.
Berdiri bersampingan, tinggi keduanya terlihat menyenangkan ketika bersama.
Safir secerah langit musim panas, dan amethyst sewarna rembulan itu terkagum melihat langit yang terbentang luas. Berbinar terkagum membayangkan tentang masa depan.
Hingga akhirnya pandangan Naruto jatuh pada monumen Hokage, tempat dimana wajah para Hokage dipahat untuk di kenang.Lebih tepatnya safir itu menatap pada pahatan wajah Namikaze Minato. Tousannya.
Naruto lalu tersenyum lembut, dan larut dalam lamunannya.
'Tousan... Kaasan... Aku tidak akan kesepian lagi.'Naruto lega setelah mengatakannya dalam hati. Seolah dia telah membebaskan Tousan dan kaasannya dari rasa bersalah karena sudah meninggalkannya sendirian.
Lalu gadis disampingnya pun sama. Hinata menatap lembut pada langit, seolah disana dia dapat menemukan seseorang.'Neji-niisan,'
Hinata memanggil dalam hatinya. Tangan kirinya terulur untuk dia taruh didada. Lalu sesaat Hinata menggumam do'a.
'...aku akan menikah.'
Hinata tersenyum sendu, merasakan angin musim semi yang berhembus kearahnya. Dia memejamkan mata, menahan tangis dan membiarkan dirinya berbisik pada angin, berterimakasih juga meminta maaf. Seolah itu adalah Neji.
Saat itu, Hinata merasakan tangannya yang tiba-tiba menghangat.
Membuka matanya, dia menemukan tangan Naruto telah menyelimuti tangan kecilnya. Dan kali ini kenyataan itu yang membuat hatinya ikut menghangat.Hinata mengangkat wajah, memperlihatkan senyum tulusnya pada Naruto yang jauh lebih tinggi.
Saat amethyst itu menyipit oleh senyum dan pipi itu bersemu merah karena bahagia, Naruto tertegun. Menyadari bahwa gadis didepannya telah berkali lipat menjadi lebih cantik dan jauh lebih cantik setiap dia berkedip.Tak ada yang bicara, hanya Hinata yang tersenyum sangat manis dengan sedikit gugup, dan Naruto yang mulai ikut tertawa kecil malu-malu.
Rasa bahagia itu membuat perasaan mereka membuncah. Bahkan untuk berkata, keduanya memilih untuk diam dan hanya saling melempar senyum.Hanya dengan begitu mereka telah saling mengetahui... Bahwa mereka berdua sangat bahagia.
Bersyukur untuk orang yang ada dalam genggaman mereka saat ini.
Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka. Hyuuga Hiashi dan Hyuuga Hanabi masuk dan mengatakan sesuatu pada Naruto dan Hinata.Naruto dan Hinata mengangguk bersamaan. Hinata melempar pandangannya pada langit sekali lagi, lalu matanya kembali pada Naruto yang sedang menatapnya penuh arti.
Hinata mengangguk dan kembali memberi senyum.Kali ini Hinata meraih lengan Naruto, kemudian menggenggamnya dengan erat.
Lalu Naruto dan Hinata menatap dengan yakin pada pintu dihadapan mereka yang perlahan mulai terbuka lebar.
Inilah waktunya.
Uzumaki Naruto dan Hyuuga Hinata.
Upacara pernikahan mereka sekarang dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memilikimu
RomanceSementara Naruto nyaris menggila... Dia tidak tahu siapa yang menuntunnya untuk melakukan hal ini // Ini yang pertama baginya, begitu pula dengan Hinata.