"Kata Yang Tak Pernah Terucap"

58 12 0
                                    

Hembusan angin menemaniku disiang ini berbekal Diary,handphone,dan earphone kesayangan ku.

Yah itulah aku Zeeta Cornelia Dwilingga, aku selau melakukan hal ini setiap jam istirahat tepatnya di bawah pohon beringin sekolahku.

Entah mengapa hal inilah yang dapat menghiburku disaat sendiri, bukan karena ku tak punya teman atau sahabat tetapi kami semua memang memiliki kesibukan masing-masing dikala istirahat.

Aku dengan kesibukan sebagai seorang penulis amatir dan penghayal yang akut, senang sekali membuat sebuah cerita terutama cerita tentang kehidupanku di sekolah.

"Hayo... ngelamunin siapa? "
Suara Keira yang mengagetkan dan menghilangkan hayalan indahku

Yah dia sahabatku sejak SMP, gadis bermata sipit dan berkulit putih Keira Azmi Sakura.

"Apaan sih...kebiasaan banget ngagetin" omelku yang membuat dia diam

"Maaf... abis lu kalo istirahat ngilang terus gak keliatan, ujung-ujungnya ketemu di bawah pohon beringin"
Keluh Keira

"Lu mau apa dapet julukan kuncen beringin SMK Jaya Gemilang? "

"Elahh enak aja...mana ada kuncen yang segaul gua? "Sahutku

"Yayaya... Seterah lu ajalah Zee, males gua debat sama kuncen beringin" tawanya yang membuatku kesal

"Mau ngapain lu nyariin gua kesini?"

"Gak kenapa-napa bosen aja gua di kantin" Cengirnya

"Ngomong-ngomong gimana cerita lu?jadi buat cerita tentang lu sma Ferriyan? " tanyanya

"Hmmm...Gua gak tau masih bingung" jawabku lesu

"Ya gua tau kok...gimana perasaan lu yang harus memendam perasaan buat dia bertahun-tahun"

"Gua juga bingung harus gimana Kei, gua terlalu takut buat tahu jawaban dari Ferriyan" kataku sambil tertunduk

"Iya gua juga tau, tapi apa iya lu mau nyembunyiin perasaan lu terus menerus?... Lagipula gak ada salahnya lu ngomong sama dia"

"Gua belum siap buat kehilangan dia sekarang Kei, takutnya pas gua jujur dia malah menjauh dari gua"

"Yaudah sekarang semua keputusan ada di tangan lu Zee, gua juga gak bisa maksa seterah lu mau jujur atau enggak"

"Intinya gua akan ngedukung semua keputusan lu apapun itu" Ucap Kei sambil memelukku

"Makasih ya Kei udah mau nasehatin dan ngedukung gua" ucapku sambil menagis di pelukan Kei

"Iyaiya...udah ah jangan cengeng gitu malu kalo ada yang liat nanti" candanya sambil menghapus air mataku

"Iya, oh iya...udah bel masuk belum? Aduhhh jadi gak inget waktu kalo dah curhat" panikku

"Udah baru aja... Ayo kita kekelas nanti telat"

Kamipun pergi menuju kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya...

Tettt... Tet.. Tett...
Bel pulang akhirnyapun berbunyi tanda Kegiatan belajar hari ini telah usai

Aku dan Kei menuruni satu persatu anak tangga, ya karena kelas kami berada di lantai 4,kami menuju parkiran untuk menunggu jemputan.

Tak lama jemputan Kei datang, sengaja aku tidak pulang bersama dia karena aku ingin ke toko buku dahulu

"Lu yakin gak mau nebeng sama gua? Lumayan hitung-hitung irit ongkos" tawarnya

"Gak ah gw lagi pengen naik angkot aja" sahutku

"Yahhh yaudah kalo gitu, nanti kalo dah sampe rumah kabarin gua okeee" balasnya sambil mengedipkan mata

Sebuah Kata Yang Tak TerucapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang