Come To You (ONESHOOT)

32 1 0
                                    

Beijing, 09.15

Tetesan air mengguyur Beijing pagi itu. Hujan yang sangat deras. Banyak masyarakat yang lebih memilih untuk berdiam diri didalam rumah, namun jalanan masih dilewati oleh mobil-mobil besar maupun mobil pribadi.
Kemungkinan besar yang terjadi hujan mengakibatkan jalan menjadi buram dan sulit dilewati. Belum lagi angin kencang yang bisa membuatmu sulit menapakkan kaki melangkah kedepan.

Begitupun dengan pria mungil berkulit putih mulus, dengan mata rusanya yang bening, wajahnya yang terlalu tampan membuat semua orang memanggilnya cantik, saat ini ia tengah menatap hujan dibalik jendela kamar apartemennya.

Lu Han. Nama pria cantik itu. Ia sudah bersiap untuk pergi ke lokasi pembuatan MV lagu terbarunya. Rambut coklat latte keabuan dengan poni panjang miring kekanan sedikit menunjukan kening mulusnya, bibir cherry alami berbalut lip balm bening, ia mengenakan sweeter hitam polos lengan panjang menggembung pada pergelangan tangan dan bagian pinggangnya dengan kerah lebar memamerkan tonjolan tulang selangka dan sedikit bahu sempitnya, kalung silver panjang dengan bandul batang silver mungil sepanjang 2,5 cm menghiasi leher jenjangnya, celana hitam panjang membentuk lekuk kaki mungilnya, sebuah anting bulat tipis berantai kecil namun panjang menghiasi kuping kirinya, dan pada kuping kanannya terdapat anting bulat polos.

Tatapannya sendu melihat setiap titik hujan yang mengalir pada kaca jendela ruang tengah apartemennya, harusnya jika semua berjalan lancar maka esok pria cantik itu akan mendapatkan liburan selama 2 minggu. Namun cuaca yang tidak bersahabat menjadi dinding tinggi penghalang liburannya.

"Hari ini hujan deras sekali, aku jadi tidak jadi syuting untuk video clip. Yasudahlah, diam saja dirumah." Monolog Luhan saat beranjak dari balik kaca jendela.

Belum sempat memasuki kamarnya, sebuah suara bel menghentikkannya.

Ting Tong

Siapa? Bukankah diluar sedang hujan? Seingatku aku tidak memesan cleaning service, dan juga aku tidak merasa memiliki tagihan apapun. Batin Luhan mengernyit bingung dengan bel apartemennya yang berbunyi. Lagipula orang gila mana yang mau bertamu dihujan sederas ini?

Pria bermanik rusa itu menghampiri pintu apartemennya. Ia buka pintunya perlahan, dan saat melihat sosok di depan pintu, mata rusanya membola.

Mulutnya kelu. Ia menegang kaget. Sosok basah kuyup dengan wajah tertunduk berdiri dihadapannya saat pintu apartemennya ia buka lebar-lebar. Sosok itu tinggi—melebihi tinggi Luhan—dengan kulit putih pucat dan terlihat sangat pucat karena kedinginan, bahu lebar dengan tubuh atletis, bibirnya pucat karena dingin, kemeja putih yang basah mencetak lekuk tubuh atletisnya yang sempurna, coat  abu tua panjang sebatas dengkul yang terbuka, celana jeans biru navy, sepatu pantofel hitam mengkilat basah, rambut keriting hitamnya basah kuyup, dan yang terakhir adalah—sebuah koper hitam besar pada pegangan tangan kanannya.

"Se-Sehunnah?!" jerit Luhan kaget. Walaupun pria rusa itu sudah lama tidak bertemu dengannya namun ia masih sangat hapal dengan ciri-ciri pria yang menjadi dongsaengnya sewaktu ia masih bergabung dengan grupnya di Korea. "Apa yang kau lakukan!? Cepat masuk, lalu ganti bajumu! Nanti kau bisa sakit!" ucap Luhan begitu khawatir dengan keadaan Sehun dihadapannya.

.

.

.

.

.

Kini Sehun tengah duduk pada sofa ruang tamu, ia sudah membersihkan tubuhnya dan menganti baju dengan yang lebih baik. Kaos V neck putih yang melekat pas pada tubuhnya, celana jenas hitam yang membalut kaki jenjangnya.

Come To You (ONESHOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang