Bab 2

7.3K 1K 161
                                    

Sambil melempar tasnya di karpet, Alta dengan asiknya duduk berselonjor di sofa, membuat anak perempuan yang tengah duduk diam sambil menonton TV terpekik kesal karena ulah kakaknya.

"Aku lagi nonton!"

Alta menjadikan lengan kanannya sebagai bantalan dan menendang lutut anak perempuan berkucir dua itu. "Aku mau tidur!"

"Kalau mau tidur ya di kamar!" Fee memukul kaki kakaknya yang masih terbalut celana sekolah, "Mandi sana!"

Tidak ada yang melelahkan selain bekerja hingga jam 9 malam kemudian mendengar ocehan adiknya. Alta mengambil bantal, menutup wajahnya dengan cuek. Membuat adiknya mendesis kesal.

Suara TV yang tiba-tiba menghilang membuat Alta mengangkat sebelah alisnya dan menyingkirkan bantal itu dari wajahnya. Fee sudah pergi, langkah kakinya masih terdengar. Laki-laki itu tertawa puas, kemudian mengambil handphonenya.

Dan tentu saja, Hpnya dipenuhi notif dari kedua sahabat gilanya itu. Apalagi tadi mereka baru saja menerima gaji mereka. Ngomong-ngomong, Alta dan kedua sahabatnya berkerja paruh waktu di cafe dekat sekolah dari jam 3 sampai jam 8.

Kalau kata Alta, belajar cari uang sandiri biar tau rasanya lelahnya cari uang. Dan ocehan yang ditanggapi dengan jahil oleh sahabatnya. Ceile bang, gimana cewek lo gak banyak.

Garda : Gaji gue yg seuprit di palakin ade gue

Garda : Katanya mau beli album Exo dan BTS

Dirga : Eh, BTS itu apaan

Alta : Ituloh oppa oppa yg nyanyi. Fee bilang gitu sih

Garda : Masa sih?

Alta : Ho'oh

Garda : Dia minta 300rb. Kasih ga ya?

Alta : Jangan dikasih elah, 300rb mending beli bokser gue yang udah robek.

Dirga : Jangan dikasih, buang-buang uang aja. Kalau kata emak gue nih mending beli makanan. Udah deh, suruh ade lo streaming di youtube aja.

Alta : (2)

Garda : Kasihan gue... dia nangis minta uangnya

Dirga : Serah sih. Gaji gue sih untuk bayar spp gue :'(

Dirga : 3 Bulan anjir

Alta : Gue beli kolor baru aja deh. Capek minjem punya Leon mulu.

Pukulan keras di bahu Alta membuat laki-laki itu spontan menoleh. Ia berdecak.

"Apaan si lu? Buat kaget aja." Protesnya sambil menyipitkan mata.

Kakak laki-lakinya itu tertawa, kemudian meletakkan sebuah piring di atas meja kaca dan duduk di samping Alta. Usianya dua tahun lebih tua dari Alta, jarak umurnya yang tidak terpaut jauh itu membuat Alta enggan memanggil Leon dengan sebutan kakak.

"Fee ngambek tuh, jadinya nonton di kamar gue."

"Iya nanti gue bujuk pake bakwan buatan gue yang limited edition." Alta meletakkan handphonenya di atas meja, mengambil buah yang ditata di atas piring.

"Eh, Ta." Leon mengangkat sebelah alisnya, "Tadi mantan lo nyariin tuh."

"Mantan yang manaa?" Alta membuka celana abu-abunya.

"Yang pake kacamata." Leon mengambil remot dan menghidupkan TV. "Lo kebanyakan mantan sih."

"Habisnya gimana ya," setelah menanggalkan celananya, ia melemparnya ke atas meja kaca itu hingga menyisakan celana bokser. "Stok cinta dan kasih sayang gue berlebihan jadi perlu di bagi-bagi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

StargazingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang