# Forth pov
Jujur saja ada bagian dalam diriku merasa bersalah atas sikapku yang kurang tegas pada Vio. Vio juga adalah kelemahanku, aku tak bisa keras ataupun marah padanya. Ia seperti lapisan kaca yang bisa pecah sewaktu-waktu bila aku tak berhati-hati. Vio seperti adik kesayangan bagiku, dan saat dia menyatakan perasaannya padaku, aku pun terkejut bukan main.
Tapi perasaan seseorang tak bisa berubah atas kehendaknya sendiri, Vio tetap menjadi adik manis yang berharga bagiku. Harus dengan cara apalagi aku menjelaskan padanya agar ia mengerti dan tak terluka karenanya?
"P' Forth" Vio tiba-tiba muncul memecah lamunanku
"P', maaf kemarin aku marah-marah tak jelas padamu, mungkin karena aku terlalu syock sampai aku kehilangan akal sehatku"
"Hmm, Vio berhak marah pada P', maaf naa" aku mengelus pucuk kepala Vio, sama seperti yang selalu aku lakukan saat ia merajuk dan menginginkan sesuatu waktu kecil
"P', apa Vio tak terlihat seperti wanita dewasa di mata P' Forth?" tanya Vio tiba-tiba, aku tak bisa menyembunyikan tawaku
"Vi, kau adalah wanita yang cantik, P' rasa akan ada banyak laki-laki yang jatuh hati padamu"
"Lalu kenapa P' Forth tak begitu?"
"Errr, itu..."
"Hahaha, aku bercanda P', P' Forth sudah menikah dengan P' Beam, jadi aku tak bisa berada di tengah-tengah kalian, tapi apakah P' tetap menyayangiku seperti dulu?"
"Tentu, Vio adalah adik kesayangan P"
"Aww, terimakasih P" Vio memelukku dan bersikap manja seperti biasa
Lega rasanya saat Vio sudah kembali seperti sedia kala. Mungkin aku telah menyakitinya, namun Vio adalah gadis lugu yang baik hati. Dia memaafkanku meski aku tahu itu akan berat baginya.
Aku melihat Beam turun dari tangga, menatapku tajam kemudian membuang pandangan dan berlalu begitu saja menuju dapur. Aww, ada apa dengan Beam?
"Ahh, aku harus pergi sekarang P', aku harus mengurus berkas-berkas pindahanku" Vio melepaskan pelukannya
"Kau tak mau makan siang bersama kami?"
"Tidak P', aku tak mau mengganggu waktu kalian, aku pergi dulu P', sampaikan salamku pada P' Beam"
Vio melambaikan tangan dan pergi. Senang rasanya melihat senyumnya lagi. Aku beranjak menuju dapur, dan di sana Beam sedang memotong apel. Apple bunny kesukaanku.
"Wah sangat menggemaskan seperti istriku" aku memeluk Beam dari belakang, menghirup perlahan aroma tubuhnya yang begitu manis
"Aku sedang memegang benda tajam Forth"
"Hmm, Beam jangan suka bermain dengan benda tajam naa, benda tumpul saja" godaku
Beam berbalik, memicingkan matanya padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coming Back to You [END]
FanfictionIni hanya cerita fiktif fantasy saya saking sayangnya ama Umi dan Abi (a.k.a Forth Beam). Ceritanya tetap mengacu pada cerita asli 2moons the series milik Chiffon Cake, karena sesungguhnya hak cipta milik beliau. Saya masih sangat newbie, jadi hanya...