Prangg...
Seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya, dengan tangan bergetar ia melangkahkan dirinya maju menuju prianya.
"Kenapa?" Tidak, bahkan suaranya ikut bergetar seirama dengan tubuhnya.
"Ini tidak seperti yang kau lihat sayang, sungguh."
"Kau pikir aku bod-
'Kau pikir aku bodoh?' ya kau memang bodoh Elane.
Mengambil tissue yang ada di depan meja tvnya, Sakura kembali mengelap air mata yang sudah membanjiri wajah cantiknya. "Kau berlebihan, drama ini bahkan tidak sesedih kisah cintamu." Ino hanya bisa menggelengkan kepalanya pirangnya.
Sakura berbalik menghadap sahabat baiknya, "Matamu berkaca-kaca, pig. Dan jangan membahas masalahku dalam drama ini."
"Aku hanya berkata jujur, jidat."
Sekuat tenaga Sakura menahan air matanya. Tidak, ini bukan karena drama picisan yang baru saja Sakura lihat dengan ino.
Selama ini Sakura pikir kisah cinta yang menyedihkan hanya ada dalam drama yang selalu Sakura lihat. Tapi siapa sangka bahwa kisah cintanyalah yang merupakan drama yang sesungguhnya. Begitu menyayat hati.
Sakura berdiri, kakinya memilih untuk melangkah menuju kamar mandi dari pada melanjutkan menonton drama yang hanya semakin membuatnya teringat pada pria itu.
Ino menatap Sakura dengan tatapan sedih. Ino dan Sakura sudah bersahabat sejak sekolah menengah atas, membuat dirinya mengerti Sakura dengan sangat baik.
"Jangan terlalu dipirikan Saki."
Tepat sebelum menutup pintu kamar mandinya Sakura menoleh, "Aku tidak memikirkan apapun. Tak perlu sekhawatir itu padaku, pig." Sahut Sakura.
.
.
.
Bagi orang normal seharusnya hari ini adalah hari yang sibuk dan melelahkan, karena mereka harus kembali bekerja setelah libur akhir pekan. Tapi tidak dengan Sakura yang hari ini terlihat santai dengan pakaiannya.
Sakura terlihat rapih dan menawan disaat yang bersamaan. Tak heran jika banyak tatapan memuja dari orang-orang yang melewatinya. Dengan santai tanpa memperdulikan sekitarnya Sakura masuk ke dalam taksi yang sudah dipesannya.
"Paman, tolong antar aku ke kafenick." Supir taksi yang mengantarnya hanya menganggukan kepala tanda ia mengerti.
Dalam perjalanannya Sakura hanya diam sambil melihat ke luar kaca mobil. Sebenarnya Sakura bisa saja berjalan kaki tanpa harus naik taksi. Tapi Sakura lebih memilih menaiki taksi dengan alasan untuk menghemat tenaga.
Tak perlu memakan waktu lama, Sakura akhirnya tiba ditempat tujuannya. Wajahnya terlihat gusar. Langkahnya pun terlihat ragu-ragu saat akan memasuki kafe tersebut. Memejamkan mata seraya memantapkan hatinya, Sakura akhirnya masuk ke dalam kafe dengan langkah tegap.
Sial. Nafasnya memburu.
Menaruh tasnya, Sakura memilih duduk ditempat yang terakhir ia kunjungi dengan seseorang. Tak lama datang pelayan kafe yang menanyakan menu apa yang ingin dipesannya.
"Jus strawberry dan seafood." Pelayan itu menuliskan pesanannya dan kemudian kembali pergi.
Menghela nafas kasar, Sakura menundukan kepalanya. Kenangannya akan hari itu muncul lagi dikepalanya. Bahunya terlihat sedikit bergetar, tanda ia menahan tangis. Kenapa dari sekian banyak kalimat yang bisa terucap, kenapa harus kalimat itu yang pria itu lontarkan untuknya?
KAMU SEDANG MEMBACA
If It Is You
FanfictionWritten n published @Redbicy Pairing : Uchiha Sasuke x Haruno Sakura Rate M [ANOTHER MISS OH SASUSAKU VERSION] . . . . Karena detik yang berlalu akan menjadi kenangan, jangan pernah meremehkan kebersamaan. Sebelum waktu mengajarimu arti sebuah kehil...