Tahun ini merupakan tahun yang kami tunggu. Maksudnya kami adalah aku dan tunanganku.
Kami berniat melangsungkan pernikahan di akhir tahun. Bahagia sudah pasti. Persiapan mulai kami cicil satu satu.Di tengah hari bolong Rabu 11 April, saat aku mengajar anak2 muridku. Ponselku berdering..
"Halo.. Assalamualaikum.. "
" Yank.. Maafkan aku ya, aku kecelekaan di Mayestik. "Air mataku jatuh dan muridku bertanya apa yang terjadi denganku. Sedih dan Kaget tak tau harus apa. Aku tak mungkin juga langsung kesana, karena aku masih ada tugas mengajar.
Selesai mengajar aku coba telpon tunanganku, dia tak apa hanya masih kaget dan sedang menunggu mobil derek.
Aku masih bersyukur bahwasannya tunanganku tidak apa2. Hanya saja mobilnya yang hancur. Aku tidak mempermasalahkan mobilnya.
Walau sebenarnya mobil itu sesungguhnya dibeli untuk kami berumah tangga nanti. Mobil itu pula baru sebulan.
Tapi sudah ikhlas dengan musibah yang menimpa kami. Setiap musibah aku selalu menganggap ini adalah ujian untuk naik level yang lebih.
Memang bicara itu mudah, tapi kenyataannya mengikhlaskan tak semudah saat berucap. Tapi aku selalu belajar mengikhlaskan.
Lebih dari sekedar ikhlas itu, bagiku saat ini aku akan selalu menemani dan mencintai tunanganku. Lepas dari apa yang ia punya, disaat seperti inilah aku dicoba.
Apakah aku akan tetap setia padanya. Pasti, aku akan ada untuk dia disaat susah dan senang. Karena menjalin hubungan tak melulu senang. Sama seperti hidup tak melulu senang.
Dalam setiap doaku akan ku sebut dia. Ku yakin ini semua nanti akan berakhir dengan indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Susah Senang Bersama
RomanceTahun ini aku dan pasanganku berniat untuk menikah. Aku mulai giat untuk menabung dan begitupun pasanganku. Sampai dengan hari ini kami berdua dilimpahkan banyak rejeki. Dan aku pun tak lupa untuk bersyukur. Namun 11 April tepat pukul 12.00, hp ku...