Nama ku adalah Bass Suradet berusia 19 tahun dan menatap di Kota Chiang Mai. Tidak bermaksud sombong tapi aku merupakan manusia yang bisa dikatakan cantik dan manis walaupun aku adalah nyatanya seorang pria. Banyak sekali pria yang berusaha untuk mendapatkan diriku walaupun aku ini seorang pria — camkan itu seorang pria. Dan aku juga menyadari bahawa aku juga penyuka sesama jenis ketika aku menginjak umur 15 tahun jadi aku tidak merasa risih dengan semua itu.
Hampir setiap aku pergi, banyak yang berusaha mengenal bahkan berusaha dekat dengan diriku. Bahkan tidak jarang saat makan di tempat umum, ada saja orang yang basa basi membicarakan sesuatu dan pada akhirnya tanpa diduga membayar makanan yang tadinya aku pesan dan meminta nomer hpku.
Awal ceritanya, sejak kecil aku jarang bertemu dengan Om aku yang saat ini menjalin cinta terlarang denganku. Om ku ini adalah adik kandung ibu aku yang bernama Itthipat Thanit atau senang dipanggil Godt. Setelah aku menjadi remaja, Om ku sering datang ke rumah bahkan mengajak aku jalan-jalan. Banyak hal yang dia berikan untuk aku. Hal yang tidak aku duga sebelumnya Om memberikannya sebagai kejutan. Bahkan sesekali aku meminta sesuatu selalu dikabulkan oleh dia.
Sebagai remaja yang masih labil, tentu saja aku merasa sangat senang. Dibelikan baju, jalan-jalan dengan mobil mewah, dan masih banyak lagi materi yang aku dapatkan dari dia.
Orang tua aku sendiri tentu saja tidak akan berpikir buruk karena aku keponakan yang masih memiliki hubungan darah dengan Om ku tersebut. Bahkan tanteku (Istri Om Godt), tidak menaruh rasa curiga sedikit pun. Pikirku, mungkin ini terjadi karena pada dasarnya Om aku tidak pelit dan suka berbagi dengan siapapun. Semakin terbiasa dengan kemewahan yang diberikan Om, aku tidak bisa berbuat banyak untuk membalasnya. Hanya ucapan terima kasih dan selalu menjaga perasaan Om dari rasa kecewa.
Hingga pada saat ada kesempatan, Om melakukan tindakan yang sangat tidak pantas aku terima. Om melakukan tindakan cinta yang seharusnya dilakukannya pada istrinya. Sebenarnya aku merasa risih dan sempat menolak. Tapi karena sudah merasa hutang budi atau rasa tidak enak dengan Om, akhirnya aku menurut saja dengan apa yang sudah dilakukannya. Aku juga tidak pernah mengerti mengapa Om ingin melakukan itu dengan ku sedangkan dia mempunyai seorang istri yang sangat cantik dan aku hanya seorang pria labil.
Sejak saat itu aku tahu kalau apa yang dilakukan Om selama ini memiliki tujuan itu. Hingga kemudian hal itu berkelanjutan dan menjadi seperti kebiasaan. Tidak ada rasa canggung lagi diantara kami berdua. Aku tahu ini sangat salah dan rasa bersalah itu selalu muncul ketika berdepan dengan istrinya Om, tapi jujur lama-lama aku juga menikmatinya. Bertahun-tahun menjalani cinta terlarang dengan Om ku sendiri, aku juga punya pacar hingga berkali-kali.
Kebanyakan tidak betah karena mereka aku nomor duakan, sementara Om adalah yang utama. Alasan yang aku pakai sederhana,
“Dia om aku, orang tua ku
mempercayakan aku padanya”Dan saat aku ingin melanjutkan pendidikan, Om ku menyarankan memilih di Kota Bangkok saja. Pacar aku saat itu tentu saja tidak setuju tapi mau bagaimana lagi harus itu yang aku lakukan untuk menyenangkan hati Om.
Sejak saat itu pacar ku jadi cuek, padahal aku sangat mencintainya. Dia tidak lagi bersikap mesra. Bahkan saat ada kesempatan bertemu dan pergi berdua, bergandengan tangan pun dia tidak mau. Jujur aku sangat mencintai pacar ku yang bernama Tae Darvid. Walaupun umur kami berpaut 7 tahun but we connect so well. Dia bisa membuat aku sangat jatuh cinta karena satu hal. Dia bisa menjagaku, tidak pernah sekalipun menyentuh ku. Dan sepertinya sekarang, dia berusaha meninggalkan ku. Aku harus siap meskipun sakit karena aku juga sadar tidak pantas untuk mendapatkan cinta darinya kerana cintanya begitu tulus.
Jujur hingga saat ini aku bingung, sampai kapan aku akan terjerat cinta terlarang dengan Om ku sendiri. Aku ingin lepas tapi entah kenapa aku belum bisa. Yang bisa aku lakukan saat ini hanya belajar serius dan berharap suatu saat bisa sukses dengan usaha sendiri. Dengan itu mungkin aku bisa lepas dan memulai hidup normal seperti teman-temanku yang lain. Atau setidaknya, ada orang yang mau menerima aku apa adanya dan menjadikan aku sebagai pasangan hidup mereka. Mengajak aku tinggal bersama dan menjauhkan aku dari jangkauan Om yang selama ini menjalin cinta terlarang denganku.
Dengan begitu, aku bisa hidup tenang tanpa ada Om yang membayangi kehidupan cinta ku. Meskipun Om tidak bisa hilang dari hidup ku, tapi setidaknya ada orang yang menjaga aku saat kami semua harus terlibat dalam urusan keluarga. Aku salah, buruk, juga banyak dosa. Tapi aku juga manusia yang ingin kebahagiaan dan ingin juga merubah keadaan jadi lebih baik dan lebih lurus dari sebelumnya.
Dan aku berharap orang itu adalah kamu, Phi Tae.