taruhan konyol

7 3 0
                                    


"Kak gue suka sama lu" kata Olivia sambil menundukan kepalanya.

"Hah lu suka sama gua liv?" Ivan sungguh tak menduga bahwa Olivia akan mengatakan itu kepadanya. Adik kelas yang ia Kira tertarik kepada Rama justru malah tertarik kepadanya.

Sementara Ivan sibuk dengan pikirannya, Olivia mengangguk malu.

"Sejak kapan lu suka sama gua" sekarang justru Ivan yang menunduk, bingung harus bereaksi seperti apa.

Olivia tampak berfikir sejenak "hmm sejak kaka kampanye OSIS". Seketika Ivan Mengangkat kepalanya.

Pikirannya melayang kemasa saat ia kampanye dikelas IPS X 1 yang tidak lain adalah kelas Olivia. Saat dikelas itu Ivan memang melihat satu gadis yang selalu melihat kearahnya, ia pikir gadis itu melihat Rama yang memang berada disampingnya.tapi sekarang ia tau bahwa ternyata Olivia melihat nya bukan Rama. Diam-diam Ivan tersenyum menyadari hal itu.

Tak bisa dipungkiri bahwa Ivan diam-diam juga memiliki perasaan kepada Olivia. Tapi Ivan juga tidak bisa mengatakannya kepada Olivia karena bagaimana pun juga dia harus mendapatkan Jihan, jika tidak mau kalah dalam taruhan dengan kaka perempuannya untuk bisa Mendapatkan Jihan.

Setelah cukup lama berkutik dengan pikirannya akhirnya Ivan menatap Olivia dengan senyum yang merekah.

"Em gimana ya" Ivan masih terus tersenyum "lu taukan kalo gua masih ngejar Jihan buat menangin taruhan ini?"

Olivia mengangguk sambil tersenyum hambar kearah ivan" iya kak aku tau kok "

"Lu juga taukan kalo gua belum bisa dapetin Jihan?" Olivia mengangguk lagi.

Ivan mengaruk belakang kepalanya, menghilangkan kecanggunganya. "Lu beneran suka sama gua liv" dan dijawab anggukan kepala oleh Olivia.

"Oke.. lu bisa ngak nunggu gua dapetin Jihan dulu kalo ngak sampe gua nyerah" katanya sambil menundukan kepalanya, takut jika nanti Olivia menolak untuk menunggunya mendapatkan Jihan.

Olivia menyerah ia bukan tak ingin menunggu Ivan tapi ia juga sudah lelah karena menunggu Ivan yang malah mengejar Jihan hanya untuk menang taruhan.

Olivia berbalik berjalan menuju kekelasnya, meninggalkan Ivan untuk Melanjutkan pelajaran menjelang pulang sekolah.

Ivan yang melihat Olivia meninggalkan nya berfikir jika Olivia tidak ingin menunggu Ivan mendapatkan Jihan. Ivan menunduk menjambak rambutnya lalu berteriak frustasi. "Ivan Bodoh lu sia-sia in Olivia Cuman buat taruhan konyol itu!!!".

Ivan menarik nafasnya perlahan mulai mengangkat kepala dan melihat kesekelilingnya untung saja ini menjelang pulang sekolah jadi area parkir cukup sepi. Dan Ivan berdoa semoga tidak ada yang melihat nya tadi. Setelah merasa cukup baik Ivan berjalan kearah toilet ia tak ingin ada orang yang melihat nya berantakan seperti ini, percayalah keadaannya memang tidak terlalu buruk tapi ia harus menata hati dan emosinya agar tidak lebih buruk dari ini. Bisa dikatakan ini bukan Ivan yang biasanya.

Jujur Ivan memang sudah menyimpan perasaan nya dari siapa pun termasuk Rama karena ia Kira Olivia tertarik oleh Rama. Dia memang tidak punya perasaan kepada Jihan, semuanya perjuangannya hanya karena taruhan konyol yang sudah membuat ia ditinggalkan oleh orang yang ia suka dan semuanya karena taruhan itu.

Ivan menunduk melihat jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 11.45 itu artinya sebentar lagi bel pulang sekolah akan berbunyi. Ivan bergegas keluar toilet dan berjalan menuju ruang kelasnya yang berada dilantai dua.

***

Saat ia masuk kedalam kelasnya bel pulang sekolah berbunyi, tepat sekali.

Teeett...Teeett..

Ivan dan teman-temannya keluar dari kelas untuk pulang kerumah masing-masing. Saat di parkiran Ivan sudah berpisah dari teman-temannya. Dan saat di depan gerbang sekolah ia melihat Olivia berjalan bersama temannya Sambil tertawa, biasa ajang gossip pikir Ivan.

Saat melihat Olivia tertawa Ivan merasakan ada yang aneh pada dirinya perasaan seperti Ingin tersenyum selebar yang ia bisa.

Awalnya ia ingin mengajak Olivia untuk pulang bersama tapi karena ada teman Olivia ivan mengurungkan niat mulia mengantarkan anak orang pulang dengan selamat sampai tujuan.

Akhirnya Ivan hanya bisa tersenyum memandangi Olivia yang sesekali melihat kearah nya. Sampai akhirnya...

"Woi! Jalan Dari tadi kaga jalan-jalan capek nih nungguin!" Ivan melihat kebelakang sambil mendelikan matanya.

"Iya sabar dong. ngerusak Susana aja lu pada ya!" Ivan akhirnya menjalankan motornya keluar gerbang sambil memonyongkan bibirnya.

Olivia yang melihat kejadian itu pun tertawa terbahak bahak sampai Riana melihat kearahnya dengan tatapan bertanya.

Akhirnya Riana bertanya sambil memicingkan matanya kearah Olivia "lu kenapa liv?"

Olivia yang sudah tertawa sampai memegangi perutnya pun mengangkat kepala melihat kearah Riana yang justru melihat nya dengan tatapan aneh.

"hah"

Karena merasa malu ia pun berdiri tegak sambil sesekali menarik nafas panjang. Setelah merasa normal Olivia pun langsung melanjutkan jalannya dengan senyum yang terus mengembang.

"Liv, lu kenapa sih?" Riana bertanya lagi.

"Ngak kenapa kenapa kok gua" jawab Olivia sambil terus berjalan dan pastinya senyum nya masih terus mengembang dibibir mungilnya.

Riana yang melihat sahabatnya seperti itu pun langsung memegangi kepala Olivia. "Heh lu! Setan yang ada di temen gua pergi lu!!" Olivia langsung memukul tangan Riana yang ada di kepalanya. "Aww sakit goblok!"

" Sakit kan, lu pikir gua ngak sakit hati dirukyah gitu, mana ngatain gua setan lagi"

"Ye... Itu sih salah lu sendiri dari tadi ditanya ngak jawab jawab malah senyum senyum sendiri yaudah gua rukyah aja sekalian" kata Riana.

"Nih ya Ri gua jelasin saat sedang jatuh cinta, semua bisa jadi alasan untuk selalu tertawa, lagi Pula senyum itu ibadah Ri" kata Olivia sambil terus tersenyum.

"Iya senyum sih ibadah tapi emang lu ngak pegel apa dari tadi senyum mulu" Riana seperti nya sudah mulai kesel itu artinya Olivia harus segera membujuk Riana, dari pada pulang ngak ada temen.

"Iyaudah gua traktir mie ayam deh"

"Yaudah ayok kewarung bang mamat ya"

"Ye giliran makan aja lu semangat"

" Iyalah "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OlivanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang