Cerahnya mentari pagi di langit Jakarta berbanding terbalik dengan cahaya kedua bola mata gadis berbando renda biru ini. Redup dan hampa. Meskipun bentuk fisiknya nyaris sempurna tanpa celah. Namun siapa tahu? Jiwa dan batinnya sedang remuk redam. Hancur tak bersisa.
Tapi apalah dayanya, ia hanya bisa diam, menghela nafas berat, memasang muka tanpa ekspresi dengan tatapan kosong sambil berjalan perlahan menyusuri trotoar jalan menuju suatu tempat yang membuatnya sedikit nyaman karena keramaian yang tercipta.
Gadis ini bernama Davira Alya.
Sesampainya ditempat yang ia tuju. Sejenak, ia menghentikan langkah kakinya. Menatap keadaan sekitar dan menghela nafas berat, lagi.
’Semoga hari ini aku bisa mendapatkan sesuatu yang selalu kuharapkan.’ Gumamnya.
Dan akhirnya, seulas senyum tipis pun terbit dibibirnya.Apa yang diharapkan Alya setiap hari sangatlah sederhana. Tidak berlebihan. Alya hanya berharap, agar Tuhan mau memberinya seorang pengganti yang dapat membantu, menemani dan menghiburnya, seperti dia yang pernah ada untuk Alya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Freaking Junior
Teen FictionDavira Alya. Seorang gadis yang terlalu bisu untuk menanggapi dunia. Yang terlalu tuli untuk mendengarkan kebisingan yang beradu. Yang terlalu terlalu kaku dalam menanggapi suatu hal.Terutama.. cinta. Namun Alya selalu berharap agar tuhan mau memban...