11.

11.7K 348 37
                                    

Via membelalakkan matanya melihat bara yang begitu santai dan jelas ia penyebab semua ini.

Tim keamanan dan pemadam datang untuk mengevakuasi dan melakukan tindakan.

"Kenapa kamu begitu kekanak-kanakan? " tanya via kehabisan kata-kata.

"Pak bara... Semuanya baik-baik saja... " ucap seorang pria yang merupakan sekertarisnya tak lain adalah robi.

"All clear...? " tanya bara pada robi.

"Robi mahesa?! " pekik via begitu melihat robi yang merupakan model majalah dewasa dan salah satu runner up di salah satu ajang modeling.

"Bisa kita keluar sekarang pak? " tanya robi pada bara dan mengabaikan via.

"Lepas dasimu! " perintah bara.

Robi langsung melepasnya meskipun ia bingung apa yang akan di lakukan bara pada dasinya.

"Bilang ini karena kesalahan teknis... Atau apalah... " perintah bara lalu kembali ke kamarnya meninggalkan via yang terpesona pada robi dan akhirnya percaya pada apa yang di ucapkan bara.

"Robi... " panggil tina yang dengan santainya datang dan memeluk robi.

"Hai sayang... " sapa robi sementara via sudah pergi meninggalkan robi dan tina, sedangkan bara sudah pergi dari tadi.

"Kamu pasti tau siapa yang bikin masalah... " ucap robi lalu mengecup kening tina dengan lembut.

"The boss,  right? " tebak tina lalu berjalan bersama robi ke depan untuk menyelesaikan masalah yang di timbulkan bara.

***

Bara masuk ke kamarnya dengan clara yang berada di dalamnya dan terlihat panik karena suara sirine kebakaran yang berdering nyaring. Bahkan Clara sudah menanggalkan sepatunya dan siap berlari menyelamatkan diri.

"Sstt... Aku yang nyalain sirinenya... " ucap bara lalu menangkap clara dan memeluknya erat.

"Gila kamu kak!!! " pekik clara panik sambil memukuli dada bara yang bidang lalu duduk meluruh ke lantai dengan lemasnya "kamu bikin takut aja kak!! Nyebelin!! " sambung clara lalu menangis entah senang atau sedih di lantai.

Clara nangis? Ughh... Dia lebih mempesona dari pada tadi... Batin bara.

"Hey... Kenapa nangis? " tanya bara lembut lalu ikut duduk di depan clara.

"Aku takut kak!! " pekik clara menjawab pertanyaan bara.

"Takut kenapa? " tanya bara heran sambil menatap clara menangis dengan lucu.

"Ya kamu kunciin aku! Nanti aku ke panggang di sini gimana?! Sendirian pula! Aku gak mau di kremasi kak!! " pekik Clara ketakutan sambil menyeka air matanya sendiri.

Aku tau ini salah tapi mendengarnya bicara, perlawanannya, emosinya, membuatku makin bergairah! Terserah dia mau ngomong apa! Batin bara yang terus memperhatikan clara, bukan pada pembicaraannya tapi pada tingkahnya.

Bara langsung menggendong (condong ke menyeret)  Clara ke tempat tidur lagi. Clara terus meronta bahkan menggigit tangan bara.

"Sakit tau! " pekik bara lalu mengikat tangan clara ke atas dengan dasi milik robi yang di bawanya.

Clara terlihat makin takut pada bara karena tangannya yang di ikat. Ingatannya tentang ciuman yang baru saja di alaminya terputar lagi di kepalanya. Bara tidak sesabar dan sebaik yang di kiranya.

Bara mengecup tangan nakal clara yang kerap memukulnya. Lalu turun ke pergelangan tangannya, terus turun hingga ke bahunya. Clara tak mampu berkata-kata lagi, badannya gemetar dan memucat. Takut bara akan melakukan tindakan lebih jauh padanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Perfect Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang