1. Turn Off The Light

1.7K 139 28
                                    

Saat ini dipinggir sungai Han sudah banyak dipenuhi oleh beberapa orang yang hilir mudik. Mulai dari yang memegang kabel, touch up make up, mengatur lampu dan banyak lainnya. Sore itu sedang ada pemotretan dari salah satu brand clothing line dan lumayan banyak yang turut serta didalamnya. Termasuk salah satu model yang sedang naik daun itu, Bae Irene. Dengan kecantikannya yang khas itu, banyak yang memilih Irene sebagai salah satu model dari produknya.

"Yya! Konsen! Profesional dong kalo kerja! Jangan mentang-mentang pacarnya CEO brand ini jadi seenaknya." Teriak si photogapher sambil menurunkan kameranya dari pandangannya, Song Mino.

Sudah rahasia umum kalau Bae Irene sang model cantik nan sexy ini adalah pacar dari seorang namja tampan, Kim Suho, CEO dari KimBerlin, Clothing Line yang menjadi salah satu brand yang menjadikan Irene sebagai modelnya. Sayangnya sekarang Suho harus berangkat ke Paris untuk Business Trip padahal biasanya dia menunggui semua proses pemotretan yang ada di Irene didalamnya. Semua dilakukan supaya tidak ada yang bisa semena-mena ke Irene, seperti Mino ini contohnya.

Irene yang malas berdebat akhirnya memilih kembali berkonsentrasi dengan pekerjaannya sebelum dia disemprot oleh sang Photographer jutek jni. Sebenarnya alasan si jutek ini dipilih adalah karena karyanya selalu stunning dan menjual, bahkan banyak brand-brand ternama berusaha bekerja sama dengan dia, tapi sayang dia terlalu pilih-pilih.

Alasan Mino memilih kerjasama dengan KimBerlin adalah karena brand ini adalah salah satu yang terlaris di Hondae Mall, salah satu pusat perbelanjaan milik Pyo Jihoon atau dia panggil P.O sang sahabat Mino. P.O adalah generasi keempat dari penerus Hondae Mall, dan salah satu cabang Hondae Mall di Gangnam adalah satu-satunya yang memiliki store KimBerlin terbesar se-Korea Selatan. Tentu saja disekeliling store itu banyak foto-foto dari hasil karya Mino terpajang.

Sebenarnya ini bukan kali pertama Mino bekerja sama dengan Irene, sebelumnya dia memang pernah tapi untuk brand lain dan ini kali pertama Mino harus memotret Irene untuk KimBerlin. Mino akhirnya memutuskan memberi waktu istirahat sembari menunggu Irene berganti ke baju selanjutnya.

Waktu istirahat Mino dipakai untuk mengecek ulang semua foto-foto yang sudah diambil sembari menikmati sebatang nikotin dan sekaleng bir guna mengusir penat di pikirannya. Entah kenapa hari ini perasaan Mino sedikit tidak profesional saat melihat model hari ini adalah Bae Irene. Terlebih saat melihat sedikit bercak ungu di leher jenjang gadis manis itu yang mulai memudar yang berarti tanda itu sudah ada sekitar 2 hari.

Saat memperhatikan beberapa foto lagi, dia tidak sengaja melihat di salah satu foto bahwa tanda ungu itu tidak tercover sempurna dan menganggu pemandangan.

"Dae Hyun-ssi!" Teriak Mino ke salah satu MUA yang bertugas.

"Kenapa, Mino?" Daehyun bahkan masig memegang compact bedak dan kuas saat menghampiri Mino.

"Look.. lihat ini baik-baik." Di layar komputer terlihat jelas bahwa bercak ungu itu masih terlihat ketika Mino melakukan Zoom in. "Gimanapun caranya tutupi hickeys menjijikan ini baru kita melanjutkan sesi berikutnya." Titah Mino sambil menghembuskan asap nikotin itu ke udara.

Dae Hyun yang menerima titah itu langsung berlari menuju Irene dan mengecek ulang bahwa coverage awal yang dia aplikasikan ke Irene mulai memudar karena keringat.

"Haaah.. Tuan Perfeksionis mulai beraksi." Kata Dae Hyun sambil memakaikan concealer ulang ke leher Irene. "Heran deh, kenapa KimBerlin masih mau pake jasa dia. Udah jutek, sukanya bikin spanneng. Pusing gue tuh."

"Bukannya hasil foto dia ngejual ya? Gue denger dari Suho Oppa kalo penjualan dari KimBerlin ningkat Drastis sejak pakai Mino."

"Iya sih, itu juga gue denger. Tapi kelakuannya itu loh minus." Sekarang Dae Hyun mengaplikasikan lagi bedak setelah memastikan bahwa semuanya sudah tercover.

"Yaudah lah ya, namanya juga kita yang butuh jasa dia, mau gak mau nurut aja." Irene akhirnya bangkit dari duduknya ketika dia memastikan semua sudah ok. Lalu dia berjalan menuju Mino yang sedang asik menghisap batangan nikotin sambil memgecek ulang foto-foto.

Sesudahnya Irene duduk dikursi sebelahnya sambil menyilangkan kaki, yang membuat tungkai mulusnya terpapar. "Gak pernah bikin hickeys ya, mas? Sampai segitunya ngeliat hickeys." Katanya sambil meminum soda melalui sedotan.

Tapi tidak ada sambutan dari si pemilik alis lebat ini, sampai Irene harus berdeham untuk menyadarkan bahwa Irene ada. "Oh, ngomong sama gue? Gue kira sama siapa. Kenapa lo mikir gue gak pernah bikin hickeys? Oh sorry, gue pro. Gue gak suka bikin ditempat yang kelihatan, apalagi tahu kalo mau ada photoshoot, norak." Mino lalu berdiri dari duduknya dan menenteng kameranya.

"Gue suka bikin ditempat yang gak ditauin banyak orang, kayak di paha dalem lo, maybe?" Bisik Mino di telingga Irene lalu dia memanggil semua crewnya untuk melanjutkan pekerjaan karena waktu semakin sore dan gelap. Perkataan Mino jelas membuat Irene ambyar karena tahu arah obrolan ini akan kemana.

🌹🌹🌹🌹

Astagaaa 😹😹😹 kenapa bikin works baru lagiii. Disaat yang lain aja masih belum banyak viewersnya..
Sumpah cerita ini tiba-tiba aja kelintas ketika dengerin *lagi* lagu single bang Minong. Lagu ini sexy menurut gue, dan liriknya Mino banget.

Mau cek ombak dulu sih benernya.. kira-kira pada doyan gak kalo agak menjurus gini 😂 soalnya kok di works sebelah ada part enaena langsung ngedrop. Dan rencana sih cuma beberapa part aja, secara ini maunya short story.. mungkin 5 part tak sampai kali ya?

Turn Off The LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang