18 April 2014
10.37 pm 18-4-2014
Ly, aku suka sama kamu ..
11.08 pm 18-4-2014
Aku juga ..
AKHIRNYAAA!!!! Setelah lama aku mengharapkan kata-kata itu keluar dari hatinya, hari ini dia mengatakan perasaannya kepadaku.
------------
“Jadi, kemarin Ervan bilang kalo dia suka sama lo?”
“Sebenarnya, dia gak ngomong sih. Cuma …”
“Cuma apa? Lanjutkan dong, Ly. Jangan ngegantung gitu kalo ngomong, Ly!” seru Annie sambil menjitak kepala Sally, perempuan yang menjadi lawan bicaranya itu. Kedua perempuan tersebut tampak sedang berada di sebuah kafe yang menjual Taiwanese-tea.
“Hei, hei, bukannya niat ngegantung, lu sih motong ucapan gue. Lagian, ngapain lu ngejitak kepala gue, hah???” seru Sally sambil bersiap melancarkan serangan balasan.
“Ampunn, Non Sally, janji dah gak lagi-lagi ngejitak kepalanya Non,” kata Annie sambil berpura-pura melindungi kepalanya yang berharga (emang kepalanya terbuat dari emas?? Ada-ada aja.)
“Heisss…, masih mau denger lanjutan ceritaku gak?”
“Yuppp, sok atuh dilanjutin. Heran, galak-galak gini kenapa ada yang mau yak?” tanya Annie dalam gumamannya yang bervolume agak keras.
“Annieeeeeeee!!! Lu mau mengetes kesabaran gue yaaa?!?” seru Sally dengan suara yang lumayan nyaring.
“Gak Non Sally, ampunnn, makanya ayo dilanjutin. Kan belum selesai ceritanya?” Annie berkata lagi sambil memasang tampang tak bersalah.
Sally hanya menghela nafas melihat kelakuan temannya tersebut. “Oke, gue lanjutin nih. Sebenarnya dia gak ngomong ke gue secara langsung, karena dia ngomongnya lewat sms,” lanjut Sally.
“WHATTTT?” tanpa sadar, Annie malah berteriak dan teriakannya mengundang perhatian orang-orang di sekitar mereka.
“Aduhhh, Nie. Kalo mau teriak, bilang-bilang dong, kan gue bisa mempersiapkan diri dulu. Gimana sih? Malu-maluin banget deh,” sungut Sally.
“Lu itu yang gimana. Emang ada orang mau teriak bilang-bilang dulu?”
”Justru karena belum ada, lu yang harusnya jadi batu loncatan buat orang lain,” tambah Sally.
“Oke oke, stop! Jadi, respon lu gimana atas sms Ervan?” tanya Annie penasaran.
“Yah gue jawab, gue juga suka sama dia,” jawab Sally terus terang.
“Kok langsung dijawab sih? Lagian tuh orang kok cemen banget sih? Masa ngungkapin perasaan lewat sms? Gak gentlemen banget sih cowok itu,” cerocos Annie panjang lebar.
“Ya, biarin aja lah, suka-suka dia mau ngungkapin lewat apapun itu,” kata Sally membela Ervan.
“Lalu, kalian sudah resmi dong sekarang?” selidik Annie.
“Mengenai hal itu, sebenarnya ada sedikit masalah ….”
------------
Pernahkah kau mengalami saat di mana seseorang mengungkapkan perasaannya kepadamu?
Pernahkah hatimu terasa berbunga-bunga hanya karena sebuah pesan singkat dari seseorang yang mengungkapkan perasaannya kepadamu?
Pernahkah kau tidak bisa tidur hanya karena hal tersebut?
Pernahkah kau mendengar seseorang memintamu menjadi kekasihnya?
Pertanyaan “Would you be my girl?” dari seseorang?
------------
Suram. Begitulah kata yang cukup tepat untuk menggambarkan hidup percintaan Sally. Setidaknya seperti itulah hal yang ditangkap dan terus didengungkan oleh Annie.
“Benar-benar suram, Ly. Kasus lu ini cukup parah. Seorang cowok menyatakan perasaannya dan seorang cewek membalasnya. Tapi gak ada kalimat ‘would you be my girl’-nya. Gue jadi bingung sekarang. Pacar bukan, teman juga rasanya bukan. Hmm, surammm,” kata Annie yang malah menambah suram suasana di tempat itu.
“YAAKKK!!! Bisa gak lu berhenti menyebut-nyebut kata suram?! Telinga gue sensitif nih dengernya,” kata Sally dengan nada yang agak keras.
“Sorry, sorry deh, gue gak ada niatan buat lu marah, Ly,” kata Annie yang sedikit ketakutan. Tidak biasanya, seorang Sally yang lembut dapat berkata-kata dengan intonasi keras seperti tadi. Itu menandakan dia sedang kesal atau marah. Berarti masalah percintaannya itu cukup membuatnya stress.
Melihat Annie yang sedikit bergidik, Sally menyadari bahwa intonasi perkataannyalah yang membuat Annie ketakutan.
“Astaga, Annie, maafin gue. Gue gak sengaja tadi, tiba-tiba jadi terbawa emosi,” sesal Sally yang merasa bersalah.
“Ahh, gak apa-apa kali, gue yang salah kok. Jadi bagaimana selanjutnya ini?”
“Entahlah, kita lihat saja,” Sally terlihat patah semangat.
Di dalam hatinya, Annie turut merasa kasihan pada sahabatnya ini. Tapi mau bagaimana lagi? Tidak etis baginya untuk turut campur dalam persoalan ini. Biarlah waktu yang membuat semua masalah mampu terjawab.
End
------------
Author notes :
Hai!!Saya cuma mau bilang ‘Hai’, buat semuanya yang sekiranya telah membaca karya pertama saya ini. Pesan saya, jika menurut readers karya saya ini worth of vote and comment, silahkan vote dan jangan lupa di-comment ya. Saran juga ditampung kok :)
Tengkiuuuuuuu !!!!
-250614-
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu
RomancePernahkah kau mengalami saat di mana seseorang mengungkapkan perasaannya kepadamu? Pernahkah hatimu terasa berbunga-bunga hanya karena sebuah pesan singkat dari seseorang yang mengungkapkan perasaannya kepadamu? Pernahkah kau tidak bisa tidur hanya...