Kejutan

678 50 1
                                    


"Sayang, besok jadi pulang kan?" Lani bertanya dengan penuh semangat.

"Maaf Sayang, aku tidak jadi pulang. Setelah aku pikir-pikir lebih baik uangnya aku simpan supaya kita bisa secepatnya melunasi hutang kita," Fadil berkata dengan nada sedih.

"Ooh," jawab Lani singkat.

"Nggak papa kan Sayang?" Fadil bertanya dengan sedikit takut ksrena dia tahu sang istri sedang kecewa, "Aku pengen ketika aku pulang tugas gaji kita utuh dan kita tidak dipusingkan dengan hutang lagi."

"Ya sudah, terserah kamu saja toh yang kerja kamu dan maaf aku nggak bisa bantu cari nafkah buat keluarga kita," kata Lani sedih dan dia berusaha tegar.

"Jangan berkata seperti itu, sudah menjadi kewajibanku sebagai kepala rumah tangga untuk mencukupi semua kebutuhan kita. Kamu fokus sama Adek saja dan jangan mikir yang aneh-aneh ya. Eh Sayang, sudah dulu ya aku masih banyak kerjaan ini. Assalamualaikum istriku yang cantik. Aku sayang kamu dan Adek."

"Waalaikumsalam," Lani menangis sesegukan dia merasa sangat kecewa dengan keputusan sang suami.
***

Hari telah berganti, ketika sedang membersihkan halaman rumahnya Lani menatap iri kepada tetangga sebelah yang suaminya memilih menghabiskan cutinya untuk pulang ke tanah air. Secepat mungkin Lani menyelesaikan aktifitasnya dan segera masuk ke dalam rumah. Begitu pintu ditutup dia segera menghambur ke kamar dan menumpahkan kesedihannya.

"Mamaaa....kenapa Mama nangis?" tanya Hanum putri semata wayangnya.

"Mama nggak papa kok Sayang, tadi kaki Mama terantuk batu jadinya Mama nangis deh," Lani memaksakan senyumannya.

"Sini biar aku tiupin Ma, yang mana yang sakit?" gadis berusia 2,5 tahun itu meniup kaki Lani.

Lani tertawa geli melihat tingkah putrinya, "Itu Dek, yang satu juga sakit."

Perlahan kesedihan Lani memudar dan dia memeluk Hanum sembari mencium rambut ikalnya.

"Adek mau makan apa?"

"Adek mau makan sop ikan Ma," jawab Hanum sambil memainkan ujung jilbab Lani.

"Ya udah, kita siap-siap dan makan sop ikan di warungnya Om Rizky ya," jawab Lani bersemangat.

"Asyiiiiiikkkkkk," Hanum segera menuju ke kamarnya dan mengambil jaket serta jilbab, kemudian dengan dibantu sang mama dia sudah terlihat cantik dan siap bepergian.

Warung yang dimaksud Lani letaknya tidak begitu jauh dari asrama tempat mereka tinggal, setelah sampai di warung tersebut Hanum segera berlari dan duduk di pangkuan pemilik warung yang tidak lain merupakan sepupu Lani.

"Wah ponakan Om cantik banget, udah mandi belum tadi?" tanya Rizky sembari mencium pipi Hanum.

"Udah Om, Om belum mandi kan?"

"Udah dong, Hanum mau makan apa?"

"Aku mau ikan terbang Om," jawab Hanum dengan penuh semangat.

"Ok Om buatin ya, kamu duduk di sana dulu," Rizky menunjuk salah satu bangku yang masih kosong.

"Kok ikan terbang sih Dek? Katanya tadi mau sop ikan?" tanya Lani heran.

"Nggak jadi Ma, lebih enak ikan terbang," Hanum mulai sibuk dengan mainan yang dibawanya dari rumah, sedangkan Lani hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah putrinya.

Usai makan dan mengobrol dengan Rizky, Lani juga Hanum berpamitan dan pulang karena hari sudah mulai malam. Di sepanjang perjalanan Hanum berceloteh dengan penuh semangat, tanpa terasa mereka sudah sampai di depan rumah bercat hijau muda dengan nomor 07.

FirefliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang