Pertama kali.

3 1 0
                                    

Pagi ini terasa begitu berat bagiku. Aku ketinggalan bus pertama untuk ke kampusku sehingga melewatkan kelas pertamaku. Ini semua karena tugas yang begitu banyak sehingga aku begadang semalaman.

Kesialanku tidak berhenti sampai disitu saja. Dosen yang mengajar di kelas pertamaku malah menambahkan tugasku karena aku telat mengumpulkannya. Sungguh tidak berperasaannya dirimu, wahai dosenku tercinta.

Dan disinilah aku berada, perpustakaan kampusku. Mencari beberapa refrensi tentang tugas tambahanku. Untung saja tempat ini dilengkapi fasilitas yang memadai sehingga sangat terasa nyaman untuk berlama-lama disini.

Namun, kenyamanan yang diberikan malah membuatku kantukku datang. Sebaiknya aku tidur sebentar, mungkin lima atau sepuluh menit saja.

Aku terbangun begitu mendengar suara kursi di depanku tertarik. Aku mengerjapkan mataku beberapa kali sebelum aku tersadar bahwa orang di depanku adalah seniorku. Senior yang paling banyak memiliki penggemar. Park Hyun Gi.

Ku akui, ia memang ganteng. Tapi aku tidak sama sekali tertarik padanya seperti perempuan-perempuan yang lainnya.

Mata kami sempat bertemu walau hanya beberapa detik. Ia memutuskan tatapan itu. Aku hanya menatapnya malas lalu melihat jam tanganku yang melingkar di tangan sebelah kiriku.

Aku... Tidur satu setengah jam? Sebegitu lamanyakah? Aku merasa aku hanya tidur sekitar beberapa menit. Entahlah.

Aku berdiri dan merapihkan beberapa barangku. Aku merasa seniorku memperhatikanku tapi aku mengabaikannya.

Aku akan pulang, tapi sebelum itu aku akan mengisi perutku terlebih dahulu.

Belum sampai di pintu keluar perpustakaan, ada seseorang yang menepuk pundakku. Aku berbalik dan sedikit terkejut ketika melihat pelakunya.

"Kau menjatuhkan kartu identitasmu,"

Itu Hyun Gi. Senior yang duduk di depanku tadi. Sorot matanya begitu tajam, aku baru memperhatikannya. Aku menatap kartuku yang ada di tangannya dan segera mengambilnya.

"Kamsahamnida,"

Aku sedikit membungkukkan badanku sedikit untuk menghormatinya. Aku bisa melihat dari ujung mataku ada beberapa perempuan yang berbisik-bisik dan bahkan sebagian mungkin merasa kaget. Tapi ketika aku melihatnya, mereka segera mengalihkan pandangannya.

Aku bisa mengetahui mereka, penggemar Hyun Gi. Tipikal perempuan yang datang ke perpustakaan hanya untuk melihat orang yang mereka sukai.

Aku hanya membuang napas pendek lalu keluar dari perpustakaan.

---

Aku memakan burgerku dengan senang hati sambil sesekali mengetik tugasku. Kafe ini memang tempat yang sangat tepat untuk mengisi malamku hari ini. Tidak terlalu ramai namun memiliki nuansa yang bikin nyaman.

Setengah jam setelah itu aku telah menyelesaikan tugasku dan mengirimnya ke email dosenku. Aku menghabiskan minumanku lalu pergi setelah memastikan bahwa tidak ada barangku yang tertinggal di tempat yang aku duduki.

Udara malam ini lumayan dingin sehingga aku merapatkan jaket cokelatku.

Awalnya aku berjalan begitu tenang, namun aku mendengar segerombolan orang sedang berlari. Mungkin ke arahku, karena suara itu semakin mendekat. Namun saat aku hendak berbalik, seseorang memakai masker menyambar tas laptopku hingga terjatuh ke jalanan. Tentu saja itu berisi laptopku beserta chargernya.

Aku hampir meneriakinya namun ia menutup mulutku dan membawaku ke dalam gang kecil yang dekat dengan tempatku berdiri tadi.

Aku sempat melakukan perlawanan tetapi sepertinya ia mengetahuinya dan ia segera mengunci pergerakkanku. Ia... Memelukku. Dan aroma tubuhnya begitu maskulin. Berarti aku sedang dipeluk oleh seorang lelaki?

CARPE DIEM.Where stories live. Discover now