1

16 1 1
                                    

Pagi ini, tampak seorang gadis berkacamata tebal, berambut kepang sedang berjalan di koridor sekolahnya.
Ia tampak bahagia, ia hanya sendiri saat ini.
Ia memakai tas navy yang melekat manis dipunggungnya.
Para siswa dan siswi yang menatapnya memberikan tatapan jijik kepadanya.
Walaupun ditatap begitu, gadis itu tak memperdulikan mereka, karena ia sudah biasa diperlakukan seperti itu.
Ia kemudian masuk ke kelasnya.

Setelah itu, ia mengeluarkan novel kesukaannya.
Ia mulai membaca novel tersebut dengan tenang.
Tak lama kemudian terdengar suara teriakan nyaring seorang gadis "Megaaaaan!!"
Gadis bernama Megan ini tak memperdulikan gadis yang memanggilnya, ia tetap fokus pada novelnya.
"Lo denger gue nggak sih??" ucap gadis itu lagi dengan berteriak dan tentunya lantang.
"Euuuh..terserah lo kalo mau dengerin gue atau nggak, gue cuma pengen ngasih tau kalo ada anak murid baru disini.." ucap gadis itu lagi.
"Ok kalo lo nggak mau dengerin gue.." ucap gadis itu kemudian pergi dari meja Megan.

Megan pov
"Apa?? Murid baru lagi, hah..biasa aja.." ucap ku dalam hati.
Aku memang gadis cuek akan hal-hal disekitar ku.
Saat ini aku sedang bersekolah di salah satu SMA favorit dan sekarang aku duduk di kelas XI2.
Aku sering dihina, dibully tapi aku tetap sabar.
Aku memakai kacamata, tapi sebenarnya aku tak ada minus sedikit pun
Rambut ku dikepang ala gadis kampung dan rambut ku ini sering sekali menjadi bahan bully-an, tapi aku tetap sabar.

Sebenarnya aku bukan tipe gadis yang suka berpenampilan seperti ini, aku menjadi seperti ini sejak teman ku waktu kecil meninggalkan ku untuk pergi ke London bersama orang tuanya.
Saat itu, kami masih kecil, kami berpisah saat kami berumur 7 tahun.

Kring..kring..

Bel berbunyi tanda jam pelajaran akan segera dimulai , aku memasukkan novel ku kedalam tas dan mengeluarkan buku kimia ku.

Selamat pagi anak-anak, ibu membawa murid baru, ayo silahkan masuk dan perkenalkan dirimu nak.." ucap Bu Halimah guru kimia ku.
Kemudian seorang laki-laki masuk kedalam kelas.
Semua gadis dikelas ku berteriak histeris.
Ya..aku akui laki-laki itu sangat tampan sih, tapi aku biasa saja melihatnya.

"Hallo, perkenalkan nama saya Miguel Aldric.
Kalian bisa memanggil saya Migel.." ucap laki-laki itu.
"Baiklah Migel, kamu bisa memilih tempat dudukmu, Ibu harap kamu bisa berinteraksi dengan baik pada teman-teman baru mu.." ucap Bu Halimah

Laki-laki itu berjalan menghampiri bangku ku, kemudian ia bertanya kepada ku "Permisi, gue boleh duduk disini??" tanyanya.
Aku hanya mengangguk pelan.
Para gadis di kelas ku tampak iri terhadap ku dan mereka memberikan tatapan tajam kepada ku.
Biarkan saja, toh siapa suruh selama ini tak ada satu orang pun yang mau duduk sebangku dengan ku, kan mereka rugi sendiri nggak bisa deketan sama nih murid baru.

"Baiklah kita mulai pelajarannya, buka buku paket kalian hal 234.." ucap Bu Halimah.

Skipe time
.

.

Kring...kring...
Bel berbunyi, tanda waktunya istirahat.
Saat aku ingin ke kantin, tiba-tiba tangan ku dicekal oleh laki-laki disebelahku.

"Kenapa sih lo nahan tangan gue??" tanya ku.
"Tungguin gue, gue boleh ikut sama lo??" tanyanya.

Lah tumben ada anak yang mau barengan ama gue ke kantin biasanya kan nggak ada, mungkin karena dia anak baru kali ya..

"Yaudah..serah lo.." ucap ku.
Ia pun lalu jalan bersisian dengan ku menuju kantin.

Saat aku dan Migel tiba di kantin, banyak pasang mata yang memperhatikan kami dan ada juga yang membicarakan kami, "ihh..ngapain tuh cewe cupu deket-deket ama cogan.." "ewhh..geli gue liatnya.." "ihh kasian banget sih tuh cogan deket ama cewe cupu.." dan masih banyak lagi ocehan tak penting dari mereka.
"Lo mau pesen apa?? Nanti gue pesenin .." ucap ku saat kami mendapatkan tempat duduk.
"Gue ikut lo deh..gak enak disini sendirian.." ucapnya.
"Gak!!! Lo disini aja biar gue yang pesenin.." ucap ku.
"Yaudah, gue samain sama lo aja.." ucapnya.
"Yaudah lo jagain tempat ya..,jangan sampe ada anak lain yang ngambil.." ucap ku.
Ia hanya mengangguk pelan.

Aku pun pergi ke tempat memesan.
"Mang, bakso 2 ya, sama es jeruknya 2 juga..." ucap ku.
"Siap neng.." ucap mang Ucup. Kemudian ia memberikan pesanan kepada ku, "Ini neng pesenannya,  hati-hati ya neng.." ucapnya.
"Iya.." jawab ku.
Aku membawa 2 bakul makanan yang satu pinya ku dan yang satunya lagi punya Migel.

Saat aku berjalan kembali menuju meja, kaki ku tersandung dan semua yang ku pegang tumpah habis membasahi ku.

"Eh..maaf ya..gak sengaja..bye.." ucap gadis yang memakai make up tebal itu.
Bukannya menolong orang-orang yang melihat ku malah menertawai ku.

Tak lama kemudian aku melihat Migel datang menghampiri ku.
"Lo nggak kenpa-napa kan??" tanyanya.
Belum sempat aku menjawab lalu tiba-tiba ia menggendong ku ala bridal style.
Walaupun aku masih sadar, tapi rasanya tangan ku dan semua badan ku melepuh karena terkena tumpahan bakso panas.
.

.

Migel pov
Aku membawa Megan ke UKS, untung saja UKS tidak dikunci sehingga aku bisa langsung membaringkannya dikasur. Kalian pasti bertanya-tanya kan kenapa aku mengetahui namanya?? Sekarang jangan menanyakan hal tak penting itu dulu.
Bajunya masih basah karena tumpahan bakso tadi.
Aku melihat tangannya melepuh.
Ia terbaring lemah dikasur itu.
Aku langsung mengambil kotak P3K untuk mengobati lukanya.

Saat aku menyentuh lukanya, ia meringis kesakitan.
"Sorry.." ucap ku.
"Thanks udah nolongin gue, tapi kok lo mau sih nolongin gue, biasanya nggak ada yang mau nolongin gue.." ucapnya pelan dengan suara serak yang sepertinya sedang menahan tangis.

"Gue kan temen lo udah seharusnya gue nolongin lo, apa mereka selalu berbuat kayak gitu sama lo??" tanya ku.
"Tunggu..lo bilang gue temen lo? Lo bercanda??" tanyanya dan tentu saja membuat ku bingung.
"Ngapain gue bercanda?? Jawab pertanyaan gue, apa lo selalu diperlakuin kayak gini sama mereka??" tanya ku lagi.
Ia mengangguk pelan.
Aku kembali mengobati lukanya.
Aku melihatnya menggigit bibir bawahnya, untuk menahan tangisnya.
"Kalo lo pengen nangis, nangis aja jangan ditahan-tahan.." ucap ku.
Ia pun menumpahkan semua tangisnya, aku tak tega melihatnya, apa ia selalu diperlakukan seperti ini?? Jika iya, seharusnya para murid itu diberikan pelajaran.
.

.

.

Megan pov
Tak terasa waktu pulang sudah tiba, aku tadi sudah mengganti pakaian ku di UKS saat guru piket datang.
Baju ku yang basah sudah ku masukkan dalam tas.

Saat ini hanya tersisa beberapa murid saja di dalam kelas, karena yang lain sudah pulang.
Aku memang selalu pulang tetakhir, untuk menghindari siswa siswi di sekolah ku, jika aku pulang bersamaan dengan mereka aku selalu kena bully ataupun dihina dan aku malas untuk menimbulkan masalah seperti itu.

Saat aku ingin keluar dari bangku ku, Migel lagi-lagi mencekal tangan ku, ya..memang dia belum pulang dari tadi, entah apa yang ia lakukan.
"Ada apa lagi??" tanya ku.
"Gue pulang bareng lo ya.." ucapnya.
"Yaudah terserah lo.." ucap ku.
Aku dan Migel berjalan kaki menuju rumah, aku tak tahu rumah Migel dimana, namun ia mengikuti arah kemana pun aku berjalan.
"Rumah lo dimana sih?? Kenapa lo ngikutin gue??" tanya ku.
"Rumah gue di Kompleks Grand Villa blok A no 22, emangnya kenapa??" tanyanya.

Aku langsung menghentikan langkah ku dan membulatkan mata ku.
"Apa?? Kompleks Grand Villa blok A no 22?? Gue gak salah denger kan??" tanya ku.
"Nggak, emangnya kenapa??" tanyanya.
"Rumah lo persis didepan rumah gue.." ucap ku.
"Owh.." ucapnya.
"Lo nggak kaget?? Kenapa biasa aja??" tanya ku.
"Emangnya gue harus kaget??" tanyanya.
"Nggak sih, ya udah nggak usah dipikirin, ayo.." ucap ku mendahului Migel.




TBC
Jangan lupa berikan VOMENT ya.
Biar aku semangat😊😊

SaranghaeyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang