Chapter 5
H A P P Y R E A D I N G
Bae Jinyoung.. kenapa kau bisa membuat Heekyung seperti ini? Membuat dirinya merasa tersesat tanpa arah yang jelas, tapi.. dia menyukai saat dia tersesat seperti itu. Rasanya seperti tersesat di sebuah taman penuh dengan bunga dan permen kapas. Indah juga manis.
Jujur, Heekyung sudah mulai menyadari keanehan yang ada pada dirinya. Heekyung sudah mulai merasakan kehangatan itu pada sekujur tubuhnya saat dia bersama Jinyoung. Heekyung sudah mulai merasakan perasaan bahagia saat Jinyoung mengutarakan kata-kata cintanya padanya. Terhitung sudah dua kali Heekyung menitikkan air matanya karena Bae Jinyoung tapi itu semua bukan karena anak lelaki itu menyakiti dirinya. Melainkan dirinya yang tak mampu merasakan perasaan yang lebih bahagia lagi saat mengetahui bahwa anak lelaki itu, Bae Jinyoung, benar-benar menaruh seluruh perasaannya pada Heekyung.
Heekyung sering bertanya-tanya, kenapa ini semua baru dimulai? Padahal sebenarnya Jinyoung sudah melakukan itu semua sejak lama, bahkan saat dia masih menjalin kasih dengan mantannya yang bajingan itu—Kang Daniel. Menyayanginya, menaruh perhatian padanya.. bahkan Heekyung dahulu sudah terbiasa dengan itu semua tapi kenapa dia baru merasakannya—dengan lubuk hatinya—baru saat ini? Apa hanya dirinya saja yang terlalu menikmati itu semua sampai dia tak menyadarinya?
Heekyung hanya menghembuskan nafasnya pelan saat ini. Bae Jinyoung, satu nama sejuta pertanyaan di dalam hati Heekyung.
---
Heekyung telah memakai tas selempangnya dan berjalan keluar dari ruang khusus pegawai perpustakaan. Waktunya untuk berjaga telah habis, dia sedang bersiap untuk pulang.
"Heekyung-ah," Jisung menyapanya tepat setelah Heekyung keluar dari ruangan itu, "Kau akan langsung pulangkah hari ini?"
Heekyung mengangguk, "Iya, aku akan langsung pulang sepertinya. Kenapa?"
Jisung sedikit menggigit bibirnya, "Tidak apa-apa sebenarnya, hanya saja jika kau tidak sibuk, mau kah kau menemaniku membeli hadiah untuk kekasihku?"
Heekyung terdiam sebentar. Sebenarnya dia mau-mau saja menemani Jisung melakukan itu, tapi ada seseorang yang di benaknya langsung menahannya.
"Sebentar, Oppa." Heekyung berjalan sedikit untuk melihat pintu depan perpustakaan, pandangannya di halangi oleh tembok yang menyekat ruangan. Tepat setelah dia berhasil melihat keadaan di luar perpustakaan, dia melihat seorang anak lelaki yang di benaknya itu ada di luar sana. Duduk berjongkok di atas tanah. Heekyung langsung tersenyum menyadari kehadirannya di sana.
Dengan cepat, Heekyung pun menoleh pada Jisung yang masih berada di tempatnya. "Tidak bisa, Oppa. Jinyoung telah menjemputku." Lalu dia sedikit menunjuk ke depan, "Dia sudah ada di depan sana."
Jisung pun jadi melangkahkan kakinya menuju tempat Heekyung dan melihat ke arah yang Heekyung maksud. Setelah melihat anak lelaki itu disana, Jisung terkekeh pelan.
"Ya, jujur padaku." Jisung menatap Heekyung dengan mata yang menyipit, akan setengah menjahilinya. "Kau sudah menjalin kasih dengan anak itu, benar!?"
Heekyung tentu saja langsung tercengang dan menggeleng kepalanya cepat, "Tidak! Aku tidak menjalin kasih dengan Jinyoung!"
"Iya! Jinyoung adalah kekasihku!" Jisung membalas lalu setelahnya dia tertawa cukup terbahak. Ya Tuhan, rasanya wajah Heekyung benar-benar berubah seperti tomat saat itu.
"Aish! Kau menyebalkan, Oppa!" Heekyung merengut kesal lalu setelahnya dia membalikkan tubuhnya untuk meninggalkan Jisung. Tanpa memberi salam pamit, dia bisa gila kalau dijahili seperti itu terus.
KAMU SEDANG MEMBACA
All the Time - Bae Jinyoung -
FanfictionIni mengenai seorang bocah lelaki yang menyukai wanita dengan panggilan 'Noona.' Panggilan itu hanya sebuah formalitas belaka, padahal jauh di dalam lubuk hatinya dia ingin memanggil wanita tersebut dengan namanya. Menyatakan bahwa anak lelaki itu m...