He is My Destiny

Perkenalan Tak Terduga

3 minggu sebelum pernikahan.

Ruangan kelas yang belum didatangi dosen selalu indentik dengan keberisikan. Seperti halnya dengan kelas Billa saat ini. Di sudut kanan ada komplotam Gio yang sedang mabar game Mobile Legend atau apalah itu namanya. Di sudut kiri juga tak kalah berisik dengan kumpulan gadis-gadis yang sedang berbelanja Sheet Mask produk Korea yang sedang diperjual belikan oleh Rina, si tukang Olshop di kelas. Sementara pada bagian tengah ada beberapa kelompok kecil yang sedang mengobrol sesuatu dengan tema-tema berbeda disetiap kelompok. Sementara Billa sendiri? Dia duduk di bangku tengah paling depan. Di sampingnya ada seorang gadis yang entah kenapa sangat setia duduk di samping Billa selama kurang lebih tiga tahun.

Ditengah kebisingan kelas yang terasa sangat menggaggu telinga, Billa hanya terdiam dengan lamunanya sendiri. Nayla, sahabat terdekat Billa sudah beberapa kali mengingatkan Billa untuk bisa menghentikan kebisingan kelas mereka, karena dalam kelas ini Billa mempunyai peran penting, yakni sebagai ketua kelas.

Alih-alih menghentikan keributan dikelas, Billa justru ingin membuatnya makin riuh dengan teriakan frustasinya. Tapi tidak, Billa masih sedikit waras untuk tidak berteriak sesuka hati. Sebagian gantinya, Billa memilih untuk mengeluh pada Nayla.

"Nay, Kak Rangga sebenarnya kemana sih? Kenapa dia gak masuk kampus? Udah sebulan loh Nay," keluh Billa dengan nada suara yang siap untuk menangis.

Nayla menghentikan kegiatannya yang sedang men-stalk akun instagram salah satu actor popular dari Korea Selatan. Kemudian mendesah dengan berat, dan melempar pandangannya pada Billa yang saat ini sedang memajukan bibir bawahnya dengan polos.

"Mana aku tau Billa. Kamu saja yang jadi pacarnya gak tau, apalagi aku yang bukan siapa-siapanya dia!" jawab Nayla.

Gadis itu hendak kembali pada layar ponselnya, namun pandangannya terhenti pada seseorang.

"Coba kamu tanya ke Gio. Mungkin dia tau," kata Nayla lagi sebelum ia benar-benar beranjak pada ponselnya.

"Setiap hari aku selalu nanya ke Gio. Tapi dia juga gak tau. Rangga kemana sih?" ujar Billa. Tanpa Nayla sadari rupanya Billa telah berhasil menitikkan satu butiran bening dari matanya.

"Mungkin dia udah gak niat kuliah lagi. Jadi dia pergi deh. Atau jangan-jangan dia sudah menemukan cewek lain, terus Kak Rangga langsung ngelamar cewek itu, dan sekarang...," kalimat Nayla terhenti saat padangannya berhasil teralihkan kembali pada Billa.

"Bil, kamu nangis?" tanya Nayla memastikan.

"Kamu kok jahat, ngomong begitu. Kalau kak Rangga nikah sama orang lain terus aku nikah sama siapa?" rengek Billa.

Nayla sekali lagi mendesah. Sejujurnya ia sudah sangat mengenali sifat Billa yang sangat kekanak-kanakan seperti ini jika sudah bicara soal laki-laki, terutama terkait Rangga, pacar kesayangannya Billa yang sudah setahun lebih menjalin hubungan dengan teman dekat Nayla ini. Namun sungguh mengenaskan karena laki-laki bernama Rangga itu tiba-tiba saja hilang tanpa kabar atau sepucuk surat dan pesan untuk Billa, bahkan untuk teman-temannya sendiri, termasuk Gio.

Rangga adalah senior mereka yang saat ini sudah memasuki semester tujuh. Satu tahun dua bulan yang lalu pria ini diperkenalkan oleh Gio pada Billa. Gio adalah teman dekat Rangga, karena mereka tinggal di kost yang sama.

Awalanya Gio tidak pernah berniat menjadi Mak Comblang untuk kedua temannya ini. Jika saja saat itu Billa tidak bertemu Rangga saat Billa datang ke kost untuk memberikan lembar fotocopy soal pada Gio. Mungkin saat ini Billa tidak akan memikirkan sosok Rangga.

Setelah insiden pertemuan yang tidak di sengaja antara Billa dan Rangga -karena saat itu ternyata Gio sedang tidak di kost dan hanya ada Rangga seorang yang bisa dijumpai Billa kala itu. Rangga seolah tersihir oleh kecantikan Billa sehingga ia mencari tahu tentang Billa pada Gio. Sampai seminggu kemudian Gio akhirnya memutuskan untuk membantu Rangga agar bisa lebih kenal dengan Billa. Alhasil, hanya dengan sedikit trik pdkt akhirnya Rangga langsung bisa menjadikan Billa sebagai pacarnya.