Gadis yang mengenakan seragam SMA dengan berbagai coretan tanda kelulusan sedang tertawa bahagia sambil berjalan dipekarangan rumahnya, ia masuk dengan riangnya sambil berputar dan berjingkrak.
" Ma aku pulang ! " Tidak ada jawaban, ia hanya melihat ada seorang pria dewasa dengan stelan jas rapi duduk di sofa ruang tamunya. "Siapa kau? orang tuaku mana?"
" Kabur."
" Hah..??"
" Mereka. hanya meninggalkan ini." Pria dewasa yang berkarisma itu menyerahkan sebuah kertas yang sudah sedikit lecek.
Sayang...
Mama, papa, dan kakakmu pergi untuk sementara waktu, karna kami tidak bisa membawamu ikut jaga diri baik-baik. Sebelumnya kami mau minta maaf harus meninggalkan sedikit beban untukmu. Ayahmu terlibat hutang yang banyak, dia mencuri uang perusahaan untuk bisa melunasi hutang dan membawa kami pergi. Sebagai jaminan agar polisi tidak mencari kami, ayahmu menyerahkanmu pada pemilik perusahaan tepat dimana ayah berkerja. Maafkan kami sayang, jaga dirimu.
" Ap..apah...." Air mata gadis itu menetes. " Ini ..apa maksudnya? menyerahkanku pada pemilik perusahaan dan menyuruhku jaga diri?"
" Benar, kau sebagai jaminan untuk membayar semua hutang orang tuamu."
" Mereka menjualku? itu tidak mungkin, kau pasti bohong! mereka orang tuaku! mana mungkin seperti ini!"
" Tenanglah, kau hanya menikah dengan pemilik perusahaan. Bukan menjadi simpanannya." Ucap pria itu dengan mengibaskan tangannya.
" Bagaimana aku bisa tenang! kalau aku harus menikah dengan pria tua, pendek, hidung belang, botak, dan perut buncit. Aku masih 18 tahun. Aku harus kuliah....Ini pasti salah! ayahku tidak mungkin mengorbankan putri bungsunya pada hidung belang!!!!" Teriak gadis itu yang masih menyangkali keadaan.
" Astaga....apa benar tidak ada pilihan selain aku menikahi gadis kecil sepertimu." Gadis yang bernama Via itu terbelalak ditengah tangisnya yang sudah pecah. " Apa aku terlihat tua, pendek, hidung belang, botak, dan perut buncit? ini menggelikan. Mereka sekeji itu menyerahkan gadis berumur 18 tahun dibanding kakaknya yang sudah berumur 24 tahun."
Oke, laki-laki itu tinggi, rambut cepak, dan..mungkin six pack, dan berotot semuanya kebalikan apa yang diucapkan gadis kecil itu tadi.. Dia adalah Dennies, pengusaha yang berumur 30 tahun. Masih single dan pemilik sebuah PH ternama di Jakarta., tempat yang menaungi artis papan atas semua.
" Aku....menikah denganmu?" Via memastikan.
" Seperti isi surat yang baru saja ku baca. Sebenarnya itu suratmu tapi aku tidak sengaja membaca, ayahmu menggelapkan uang perusahaan dan kami mengalami kerugian besar. Rumah ini salah satu barang yang sudah aku sita bersama miliknya, jadi hutang ayahmu sisa 500 juta dan kau...dijadikan jaminan sebelum mereka bisa membayar sisa hutang mereka."
Via masih bingung, ia berpikir keras. Pria ini memang matang dan mungkin sempurna bagi sebagian orang. Tapi tidak baginya, ia selalu berpikir akan menyukai seseorang saat mulai kuliah nanti atau akan menunggu orang yang di suka, tapi tidak menyangka akan dinikahi oleh pria asing dan jauh lebih tua darinya.
" Ini pasti mimpi, mana ada hal seperti ini. Orang tuaku tidak mungkin menyerahkanku kepada orang sepertimu!"
" Sepertiku? Banyak selebriti dan model bahkan penyanyi mendekatiku. Kau bilang sepertiku?"
" Aku tidak perduli dengan apa yang orang liat, ini tidak masuk akal. Kalau memang iya kenapa kau mau menikah denganku?"
" Bukankah kau harus membayar hutang. Kalau kau tidak mau aku bisa menindak lanjuti ini dipengadilan, kupastikan kalian sekeluarga masuk pernjara. Tapi karna aku bermurah hati kubiarkan kau disisiku sebagai jaminan kalau kau harus membayar sisa hutang keluargamu atau kalau mungkin sampai orang tuamu melunasi semuanya."