Prolog

22 0 0
                                    

Langit biru seakan tak ingin berlama-lama di bumi digantikan rona merah menghiasi langit menjadi jingga dalam waktu relatif singkat. Dua pasang individu itu sangat suka menggunakan bus Transjakarta sebagai teleportasi ke tempat yang ingin dituju.
Semesta, apa yang sedang kau perbuat? Mempertemukan mereka bukan hanya sekali tapi berkali-kali, teka-teki pun muncul dan tertera di langit tapi tak bisa ditafsirkan.
Halte adalah tempat di mana mereka sama-sama menunggu bus tujuan mereka, tak disangka mereka pun sering satu jurusan bus, membuat mereka sering bertemu dan mulai menafsirkan teka-teki yang tertera dilangit.

Keduanya duduk terpisah namun berseberangan, membuat lelaki yang selalu bertemu tanpa sengaja dengannya di halte, menatap terheran melihatnya, di mana disetiap kali senja datang, gadis pemakai earphone itu, melepas kacamata hitam yang selalu ia gunakan walaupun sama saja hitam tak berwarna, jemari tangannya menyentuh ke dinding kaca bus, garis lengkung di bibirnya terukir dan matanya berbinar terpancar dari wajahnya disetiap kali senja datang, seakan dirinya bisa merasakan kedatangan senja yang selalu ia nanti, berharap senja itu bisa disentuh keberadaannya dan bisa dibawa pulang karena terlalu indah untuk dibiarkan pudar di langit.

Menatap diam-diam gadis itu dengan heran menjadi suatu kebiasaan lelaki pemakai jaket berwarna hitam itu apabila satu jurusan bus dengannya, sebuah rasa penasaran menjadi rasa kesukaan dirinya. Ia mencuri waktu untuk melihat purnama yang terpancar di wajah mungil gadis itu.

Semesta, apa hanya aku yang bisa melihat? Bisa melihat purnama menampakan diri di langit sore.
Aneh ya, matahari? Bisa menemukan purnama, jelas-jelas masih ada terik matahari yang menyinari bumi tapi aku malah menemukan hal lain yang sangat tidak mungkin. Ini bukan mimpi, purnama itu memang ada, tersembunyi dibalik kacamata hitam seorang gadis, yang sekali melepas kacamatanya berbinarkan cahaya semangat dalam dirinya, bahwa purnama itu hidup di bola matanya, gadis itu bernama mentari, memang dia seperti mentari yang cerah- ujar Reza berbisik dalam hati saat menatap diam-diam gadis itu.

Baginya, sebuah keajaiban bisa mengenal dirinya melalui senja yang hadir di langit sore dan sangat senang rasanya bisa menatap dirinya bersenandung kecil saat radio diputar melantunkan alunan musik sembari menatap langit tiada henti.

Tidak tahu bagi gadis penyuka senja itu, ia hanya mengenal lelaki berjaket hitam itu melalui suara tanpa nama, berbicara tanpa menatap, dan suatu kesenangan sederhana bisa merasakan hembusan napasnya ketika radio diputar saat di bus kota. Karena hal itu, ia menjadi penyuka radio.

Radio itu tidak kuno, ia istimewa, karenanya aku bisa merasa damai dan bisa merasakan keadaan sekitar, sederhananya aku bisa mengenal sosok lelaki yang hanya bisa aku rasakan ketika radio diputar, melantunkan musik bersama dan membantu aku bisa melihat senja kembali-

Radio tak hanya melantunkan musik kesukaannya, ia menjadi bagian sendi-sendi dinamika kehidupan baginya. Radio pengingat dirinya akan lelaki itu, lelaki tanpa nama yang membuatnya menyukai radio, bisa dibilang sudah jatuh hati.

Mereka sama-sama melihat senja,
Musik yang diputar radio menjadi pengiring surat perkenalan mereka.
Saat itu adalah momen kesukaan gadis berkacamata hitam itu.
Lelaki tanpa nama itu berbeda dengan senja, berbeda dengan musik yang diputar radio, berbeda dengan langit yang selalu biru, ia tak akan selalu menemani, ia tak akan selalu diam seperti biasanya yang menikmati alunan musik yang diputar melalui radio, ia pun bisa melangkah pergi tiba-tiba.

Pada saat itu, saat musik berputar, senja pun mulai pudar, hujan meneteskan rintik yang tak aku inginkan, rintik hujan yang menestakan duka saat mendengar langkah kaki kepergiannya.

Tujuannya tidak sama denganku, kita hanya satu jurusan yang hanya saling bertemu tanpa sengaja dan turun ditempat tujuan masing-masing. Pada saat itu, aku seperti penumpang bus yang tidak ingat alamat rumah.

Apa mentari akan tahu siapa dirinya? Dan siapa namanya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terik dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang