Part 1

11 2 0
                                    

Alarm berbunyi sangat keras, lalu  terbangunlah pria yang bernama Noval, waktu itu jam menunjukan pukul 04.30 Wib,  sudah menjadi kebiasaan pagi itu dia melakukan  sembahyang subuh, umurnya masih 22 tahun pada waktu itu. sehidup sesurga bersamamu Puspita, kata-kata itu sering dia ucapkan ketika sedang membereskan buku yang berantakkan. Itulah nama wanita yang dia sayangi. Inilah ceritanya. Puspita adalah Wanita desa yang lumayan cantik dan baik pada waktu itu umurnya 18 tahun, masih sekolah dibangku SMK kelas 3. Sejak Puspita masuk SMP Noval sudah merasakan rasa suka yang mendalam pada wanita itu, teman temannya sudah tahu kalau Noval menyukai wanita itu. Tidak asing lagi kalau dia sering mendengar kata – kata dari temannya “Noval kamu tidak punya nyali, kamu cemen. Sukanya dari SMP sampai SMK kelas 3 belum pernah kamu tembak” kenapa demikian? Apakah benar dia itu tidak punya nyali? Anggapan temannya salah. Akhirnya diapun berbicara kenapa ia tidak pernah mengungkapkan perasaanya pada wanita yang telah ia lama taksir. Wanita yang dia sukai kini sudah punya pasangan, dari segi fisik dan ekonomi memang pasangannya itu lebih baik kalau dilihat dari segi keduniaan, dibandingkan sama Noval. Makannya ia tidak pernah PD ketika sedang berbicara dengannya karena merasa kalau dia itu hanyalah pria biasa yang punya impian sangat besar. Kak Angga teriak Puspita siang itu waktu didepan sekolahannya, pria itu langsung menghampiri wanita itu dan bersalaman, mereka berdua berbincang membahas rencana untuk bermalam mingguan. Angga adalah pacarnya Puspita , Angga adalah anak orang kaya. Kedua orang tuanya sebagai anggota DPR sedangkan Orang tua Noval hanyalah seorang buruh Tani yang serba pas – pasan. Aku akan tetap mencintaimu walau gimanapun, anggap saja kamu adalah calon istriku yang tersesat dihati orang yang salah. Itulah yang sering ia tulis dibuku hariannya Noval. Aku selalu menyemangati dia, dengan kata – kata yang sudah biasa aku ucapkan kepada dirinya, “jangan berputus asa kawanku sebelum Janur kuning melengkung Puspita wanita yang kamu dambakan itu masih kamu bisa dapatkan, kuncinya usaha dan keberanian” sehidup sesurga bagimu bukan impian. Dia tersenyum dan langsung bangkit dari tempat duduknya, Hp jadulnya dia pegang erat sambil membaca Doa Bismillah berkali-kali, dan kini dia memberanikan diri untuk menelpon Puspita, dan mengajaknya untuk bertemu di Taman Kota Tasikmalaya. Akhirnya wanita itupun tidak menolak ajakan kawanku ini, aku antar kawanku ini untuk membeli sekuntum bunga melati,

Vote
Vote

Bahagia Itu SederhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang