WARNING
-
-
-
-
TYPO dimana mana
Selamat membaca
Masih pemula salam sih imut dari goa••••••••••••••••••••
"Itu cowok siapa dah ya astaga kalau gua gk ketemu dia tuh tadi, pasti gua gk bakal ketemu sama pak yanto kan" ucap ku sambil masuk ke dalam kelas.
Di dalam kelas ku sudah rame. Di kursi ku sudah ada kedua sahabat ku.
"Ngapa lu neng" ucap meysiar setelah ku duduk. Tapi hanya ku diami.
"Jiahhh ngukuk aku tuh meysiar dicuekin" tawa dian dan dibalas tatapan tajam oleh mey
"Wo...wo..woo santai mey mata nya dian tau kok dian cantik kan" mengibaskan rambutnya.
"Bacot kutil, ini urus dulu temen lu" menjitak kepala dian
"Sakit tulul" mengusap kepalanya
"BACOT IH" teriak alle, seketika kelas jadi hening
"Mampus lu di diomelin" tawa mey sambil meleletkan lidahnya
"Mey" panggil alle
"Ya beb kenapa? Lu kenapa?" khawatir mey
"Lu juga diem" tatap alle
Dan dibalas tawaan yang ngakak oleh dian. Dan mey pun cemberut.Kring.....kring.....
"Iya anak anak ku sekalian hari ini bapak ada acara diluar.jadi kalian belajar sendiri untuk beberapa jam ini.dan jangan berisik, bapak akan beri kalian tugas , dan dikumpulkan" ucap pak tio lalu meninggalkan kelas
Setelah pak tio meninggalkan kelas. Kelas pun menjadi ricuh layaknya pasar.
"Greng grenggggg neng meysarrrr abang zidan disini." suara gitar itu menghilangkan suara ricuh didalam kelas dan menjadi suara sorakan.
"Astaga dia ngapain coba ya malu gua dian alle bantuin gua, dosa apa gua ya" gerutu mey dan menutupi wajahnya
"Zidan sini ada mey nih dia nunggu.." pletak... Ucapan dian terhenti karna sudah dijitak oleh mey.
Zidan yang mendengar namanya dipanggil.lalu menyampiri mey.
"Bebeb gk boleh kasar ya" ucap zidan yang melihat aksi jitak mey tadi.
"Huhhhhh mey kasar sama dian.... Alle" panggil dian dengan wajah memelasnya
"Hadhh gua pusing sama kalian berdua"pergi meninggalkan semuanya dan keluar kelas.
Alle pun meninggalkan kelas dan pergi ke kantin. Setiba dikantin tiba tiba saja ada yang menabrak dia dan mengotori pakaiannya
" maaf kak aku gak sengaja" ujan perempuan itu. Dan tidak dibalas oleh alle.
"Huftt" emosi alle pun makin menjadi
"Maaf kak jangan marah ya " ucap nya lagi
"Hmm... Ok gak papa hati hati dek lain kali" lalu pergi meninggalkan adek kelas itu yang dia tidak tau namanya
Alle pergi ke kamar mandi untuk membersihkan pakaiannya.
"Dosa apa gua ya ampe dua kali dalam sehari. Tuhan maafin alle ya kalau alle bandel" uncap alle sambil membersikan pakaiannya.Tiba tiba
"Duh gua tadi kan keluar kelas buat ke kantin ngapa kgk jadi dah ya? Ah bodo lah ke loker ae" alle pergi ke loker untuk mengambil pakaian baruSetiba alle di lokernya, alle di kagetkan oleh secarik kertas yang berisi surat.
'Pakaian lu kotor le, lu pakai aja baju or ini -A-'"Dih maksud banget main petak umpet ama gua. Jijik banget dikira gua anak bocah apa yang istirahat main petak umpet"
Alle menutup lokernya dan mengambil pakaian dia dan membiarkan pakaian olahraga itu."Yeyy alle datang lagi....eh kok pakaiannya rada beda ya?" tanya dian mengitari badan alle
"Husss ngapain lu?"
"Ih kan dian cuma mau liat baju alle kok rada beda" sambil memelas
"Mey cabut yuk gua lama lama sama dian kaya gini, yang ada diannya gua mutilasi" menatap sedih ke arah dian san menarik tangan meyMereka bertiga pergi ke tempat biasa mereka yaitu rofftop sekolah.
"Eh kalian tau gak..." tanya alle tapi berhenti karna sudah dipotong oleh dian
" apa?kenapa? mau nanya apa?"
" dian biarin alle ngomong ngapa gua mutilasi beneran lu ya" ancam meysar
"Kenapa le mau ngomong apaan tadi" tanya mey
"Gk jadi deh gak penting juga kok" lalu membuang pandangannya ke arah lain.
'Sebenarnya gua mau nanya tapi gua gak mau ngerepotin kalian' batin alle.
~~~~~~~~~~~~~~~
Woo..woo...woo
Sih imut dari goa datang lagi nih.Vote dan komen dari kalian sangat membantu aku loh.jangan lupa vote dan komen ya
Terima kasih dari sih imut dari goa
KAMU SEDANG MEMBACA
Most Wanted
Teen Fiction"Hidup ku yang indah jadi rusak karna dia datang kekehidupan ku dan ingin memulai semua yang baru.setelah yang lalu juga" -Allesha adresia- "Awal hanya iseng tetapi setelah memulai hidup ku jadi lebih berwarna dari sebelumnya" -Devan Gio Denantra-