"Hana!"
Buku yang berada di gengggaman Hana sontak terjatuh lantaran suara jeritan bersamaan dengan tepukan di pundaknya itu mengagetkannya. Hana langsung menoleh ke sumber suara dan langsung berdecak sebal karena merasa terganggu.
"Gila ya, pagi-pagi udah ngagetin orang aja," ungkap Hana dengan wajah kesalnya.
"Hehehe.. Lagian lo sih masih pagi udah ngeliatin buku aja, udah liat kelas belum?" tanya Ghea dengan cengirannya yang lebar.
"Belum, rame banget. Lo aja gih sekalian cariin nama gue." kata Hana, masih dengan nada kesal.
"Oke deh na, jangan kemana-mana lo ya!!" balas Ghea.
Hana pun melanjutkan kegiatannya membaca buku yang sempat terganggu oleh kehadiran Ghea, sahabatnya sejak memasuki Sekolah Menengah Atas. Setelah beberapa menit Hana menunggu, Ghea langsung duduk di sampingnya dengan tergesa-gesa.
"Gila Na, gila, gila, gila!"
"Apaan sih Ghe lebay banget," balas Hana masih berkutat dengan bukunya.
"Kita sekelas lagi Na! Aaahh seneng banget gue!!" jelas Ghea dengan menggebu-gebu.
"SERIUS LO?! YEAYY!!" Hana langsung menoleh dan menatap Ghea dengan wajah senangnya, mereka pun berpelukan dan saling menyalurkan kebahagiaan.
Setelah bel masuk berdering, mereka langsung menuju kelas barunya. Saat memasuki kelas, ternyata kelas mereka sudah ramai, hanya ada satu meja yang tersisa dan membuat mereka menempati tempat itu. Tak lama kemudian, seorang guru datang membuat kelas mereka yang tadinya ricuh menjadi hening.
"Selamat pagi anak-anak"
"Pagi buu" jawab mereka kompak.
"Sebelum kita memulai pelajaran, alangkah baiknya jika ibu memperkenalkan diri terlebih dulu. Nama ibu Sri Soenasih biasanya dipanggil Bu Sri, ibu disini sebagai guru Matematika sekaligus wali kelas kalian, semoga kalian dapat ibu bimbing dengan baik sampai kenaikan kelas nanti ya."
Perkenalan pun terus dilanjutkan dengan mengabsennya satu persatu agar Bu Sri dapat mengenal wajah mereka semua, kemudian berlanjut dengan perkenalan sesama siswa agar dapat berbaur karena sebelumnya mereka berada di kelas yang berbeda.
❄❄❄
"Mau pesen apa Na?" tanya Ghea pada Hana. Saat ini mereka sedang berada di kantin.
"Samain aja deh Ghe"
"Oke dehh!" jawab Ghea sambil pergi menuju penjual bakso. Beberapa menit kemudian, Ghea kembali dengan dua mangkok bakso di tangannya. Hana pun langsung menyambar dengan antusias.
"Hei.. Hei.. Santai dong" protes Ghea.
"Laper gue, hehe" balas Hana dengan cengirannya.
"Ngomong-ngomong nih Na, kita sekelas sama Daffa dkk njir" jelas Ghea
"Ya terus, kenapa?
"Ya.. Nggak apa-apa sih, cuma kelas kita rusuh deh pasti"
"Ahh biasa itu mah"
Kemudian mereka melanjutkan makan mereka yang sempat tertunda karena pembicaraan singkat tersebut. Tak lama, bel masuk pun berbunyi membuat seluruh siswa berbondong-bondong kembali ke kelasnya. Tidak terkecuali Hana dan Ghea.
"Woy.. Jadi hari ini bu Yayah nggak masuk, kita dikasih tugas bikin kelompok isinya 6 orang, abis itu diskusiin materi yang bakal kalian presentasiin" ungkap Daffa, sekaligus ketua kelas mereka dan langsung disambut dengan baik oleh teman-temannya.
YOU ARE READING
Pena
Teen FictionKadang, kita tidak menyadari seberapa penting orang yang berada disekitar kita sampai dia memilih jalan yang tidak kita duga.