Hai, aku Sabrina Alaia Raheesa. Biasa dipanggil Sabrina. Musik dan olahraga adalah salah bidang keahlian ku. Aku lumayan lancar dalam berbahasa Inggris. Keturunan Jerman dan Jawa. Aku adalah murid baru di SMA 8 Bandung. Karena ayahku, Johano Wedyadiningrat memiliki pekerjaan yang tempatnya sering berpindah-pindah.
--
"Rin, lo merhatiin ga? gue bingung nih, ajarin dong" senggol temanku, Nafa
"Naf, boro boro gue merhatiin. Lo galiat apa gue lagi chattan sm pacar gue?" balasku
"Dih, lagi sekolah pacaran mulu" balasnya sinis
"Bodoamat daripada lo jomblo akut" kataku sambil sedikit tertawa
"Rin, lo LDR gitu kuat?" Kata Nafa
"Kuat sih soalnya dia rajin ngabarin gue" jawabku.
"Lo merhatiin ga sih? Kalo si Fahmi sama Rama liatin lo mulu?" Balas Nafa dengan nada jijik
"Ga, dan bodo amat gapeduli gue, udah punya Helmi kesayangan gue" kataku.
"Najis, kalo putus juga mewek" balasnya
"Idih" kataku.Bel istirahat
"Brina, lo mau jajan ga?" Tanya Nafa
"Ga ah males mending dikelas, lo aja deh" jawabku
"Oce oce babay" jawabnya sambil melambaikan tangan.Tiba tiba ada seseorang yang menghampiri mejaku, mengganggu ketenangan suasana indah aku dan Helmi. Aku tau persis itu siapa, Fahmi.
"Apa lagi Mi? Mau ngambil pulpen gue lagi?" Kataku dengan nada malas
"Kaga, gue mau beli Makaroni. Lo mau ga?" Tanya nya
"Traktir sih mau" Jawabku dengan muka sok polos
"Iya gue traktir deh" kata nya dengan nada tidak ikhlas itu
"Sipp! Itu baru temen gue" jawabku sambil menyeringai dan menyenggol pundak Fahmi--
"Nih Rin buat lo, yang ga pedes. Spesial" Fahmi datang membawa Makaroni untukku
"Cius nih? Gaakan nagih lo?" Jawabku dengan santai sambil memakan makaroni pemberian Fahmi
"Udah sans aja" katanya.Fahmi tiba tiba duduk disebelahku sambil memakan Makaroni-nya
"Rin, lo sama Helmi gimana?" Tanya nya
"Gitu aja, biasa aja sih" jawabku
"Ohh, lo yakin dia setia sama lo?" Balasnya lagi sembari menaikkan satu alis
"Yakin lah, kalo punya pacar ya kuncinya saling percaya" jawabku dengan nada bangga
"Lo sama dia kan punya project nyanyi, masih ada lagi ga?" Tanya nya lagi, lagi dan lagi.
"Helmi sekarang ga nyanyi lagi. Dia jadi pianis gue aja HAHAHA" jawabku
"Kenapa? Suara Helmi kan bagus, tapi bagusan gue sih" katanya sambil memamerkan wajah kesombongannya
"Dih alay, emang kemauan dia udah stop nyanyi" jawab ku
"Oohh gituu" katanya menyelesaikan pertanyaan yang sudah dia tanyakan bertubi-tubi.Oiya, Helmi adalah pacarku, dia di Jakarta. Kami sudah 8 bulan menjalani hubungan ini. Aku dan Helmi memiliki kesamaan hobi dalam bidang musik. Orang tua-ku dan Helmi sudah sangat dekat. Jadi bisa dikatakan "direstui".
"Woi Rin, gue cabut ke kelas ya. Bay pacar Helmi" Fahmi berdiri dari bangku-ku sambil mengacak-acak rambutku yang sudah kutata rapi sejak pagi
"Mi parah lo! Gue udah nyatok dari jam 4 dan sia sia!" Aku meneriaki Fahmi karena kesal atas ulahnya
"Bodo amat, lo mau dicatok ato kaga sama aja jelek" katanya sambil mengulurkan lidah nya
"Awas aja lo!" Kata ku dengan mata melotot.-Line
Helmi : Rinn, gue kangen
Sabrinaa : Gue lebihhh sumpahh😭
Helmi : Rin temen gue namanya Nafisa suka sama gue kayanya anjir, gasuka gue ngeliatin gue mulu
Sabrinaa : Cieee HAHAHA emang suka kali lo kan ganteng tapi boong
Helmi : ngaku aja lo gila
Sabrinaa : Gue muji lo ampir tiap hari nyet
Helmi : Gatau gue amnesia:(
Sabrinaa : Alay alay
Helmi : Eh si Sasa disebelah gue nih
Sabrinaa : OMG SASAAAA KANGEN GUE, SAMPEIN DONGG
Helmi : Iya katanya dia juga
Sabrinaa : Helmi sygq, besok lo uas ya?
Helmi : Iyaa nihh Rin doain ya. Btw gue sebelah Nafisa anjir
Sabrinaa : Wanjir
Helmi : Jiji dah
Sabrinaa : Api-api lo, si Nafisa juga cantik.
Helmi : Kaga cantikan lo
Sabrina : Gombalan lo basi, eh btw guru gue udah dateng nih. C u-
Aku menaruh HP-ku di atas meja. Dengan perasaan cemburu+curiga yang berlebihan.
![](https://img.wattpad.com/cover/145863368-288-k293663.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Struggle
Random"Menghadapi pernikahan tanpa direstui keluarga dari kedua belah pihak, menyerah atau tetap memperjuangkan?" Itu adalah pertanyaan yang selalu muncul dikepalaku, entah bagaimana caranya tapi aku harus menghadapi itu semua. Belum lagi orang tua kami y...