Would You Be The Next ?

943 118 72
                                    


Happy reading ...

~~~~~

Na Jaemin mempercepat langkah kakinya setelah dia turun dari sebuah bus. Dengan raut wajah khawatir dia semakin mempercepat langkahnya atau bisa di katakan dia sudah berlari saat ini. Hari ini ia bertekad pergi ke rumah kekasihnya, Lee Jeno untuk mengetahui apa yang terjadi dengan kekasih itu, karna sudah 2 hari dia tidak dapat menghubungi Jeno.

Katakanlah Jaemin berlebihan mengkhawatirkan Jeno. Tapi entah kenapa dia memiliki perasaan bahwa ada sesuatu buruk yang menimpa kekasihnya itu. Jeno tidak pernah tidak menghubunginya, lelaki itu selalu memberi tahu Jaemin apa yang akan dilakukannya setiap harinya dan dia juga akan menanyakan apa yang akan dilakukan Jaemin. Namun, dalam dua hari ini Jeno tidak bisa dihubungi dia seperti menghilang bak di telan bumi.

Jaemin mengatur deru nafasnya saat tiba di rumah Jeno, rumah dengan dua lantai itu terlihat sangat sepi dan sedikit tidak terawat, banyak sekali daun-daun kering bergelimpangan di pekarangan rumah itu, Koran-koran juga dibiarkan begitu saja di jalan setapak menuju rumah itu. Jaemin terus melangkahkan kaki nya sampai didepan pintu. Tangan Jaemin terangkat hendak menekan bel, namun belum sempat jarinya menekan bel dia menyadari bahwa pintu tidak terkunci, pintu itu sedikit terbuka. Dia memberanikan diri membuka pintu itu, dan memaksa kakinya untuk masuk ke dalam.

Jantung Jaemin berdegub dengan sangat kencang saat dia mencium bau anyir yang langsung menyeruak begitu dia masuk. Dia terdiam, sejemang kemudian dia memberanikan diri untuk berjalan masuk menuju ruang tengah. Semakin dia masuk kedalam, maka semakin menyengat pula bau anyir yang tercium oleh indra penciumannya yang membuat Jaemin semakin mengkhawatirkan Jeno.

Mata Jaemin menangkap sesuatu, dia melihat ada seseorang yang sedang duduk di kursi di ruang tengah dengan televisi yang masih menyala namun televisi itu tidak bersuara. Dia menghampiri seseorang itu, Jaemin membelalakan matanya saat melihat seseorang itu dari dekat. Dia membengkap mulutnya dengan kedua tangannya menahan keterkejutannya, ingin sekali dia berteriak namun tenggorokannya seakan tercekat enggan mengeluarkan suara.

Tubuhnya terhuyung ke belakang, dia sadar seseorang itu adalah Nyonya Lee, ibu Jeno. Sudah menjadi seongok mayat. Keadaan Nyonya Lee sangat mengerikan, dia terduduk di kursi dengan kepala yang hampir terlepas dari tubuhnya, baju yang di pakainya berlumuran darah bahkan darahnya sampai menetes ke bawah kursi yang dia duduki.

Melihat darah segar yang masih menetes dari tubuh Nyonya Lee, membuat Jaemin tersadar bahwa Ibu kandung dari kekasihnya itu baru saja merengang nyawa.

Lalu bagaimana dengan Jeno ? Apa dia baik-baik saja ? Atau dia sudah bernasib sama dengan Ibunya ?

Tidak mau semakin kalut dengan berbagai macam pemikirannya, Jaemin bergegas naik ke lantai 2 menuju kamar Jeno. Namun, langkah kaki Jaemin terhenti saat dia melihat pintu kamar Jeno terbuka lebar. Pria bertubuh kurus itu berusaha menetralkan detak jantungnya sebelum melanjutkan langkahnya, sungguh Jaemin takut terjadi sesuatu pada Jeno setelah apa yang dia lihat dibawah sana.

Belum hilang rasa keterkejutannya, Jaemin lagi-lagi harus melihat seongok mayat saat dia sampai didepan kamar Jeno. Kali ini dia melihat mayat Tuan Lee Ayah Jeno, terbaring kaku didalam kamar Jeno tanpa sehelai kain yang menutupi tubuhnya. Keadaan Tuan Lee jauh lebih mengenaskan dengan kemaluan yang terpotong habis dari tubuhnya, ditambah dengan luka tusuk hampir di seluruh tubuhnya yang membuat Tuan Lee bermandikan darah.

Tubuh Jaemin bergetar hebat, jantungnya semakin berdetak tidak karuan, perutnya terasa mual dan pikirannya semakin kalut. Jaemin tidak ingin menemukan mayat Jeno, dia ingin Jeno-nya dalam keadaan hidup.

Tanpa dia sadari air matanya sudah jatuh membasahi pipi putihnya. Jaemin takut, dia tidak siap jika harus kehilangan kekasihnya.

Prang !!

Would You Be The Next ? || NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang