Hari senin tepatnya siang itu, Aqila mencoba menstarter motor tuanya yang mogok. Teriknya matahari membuat keringatnya bercucuran. Gadis itu bingung harus bagaimana lagi. Ia tidak mengerti masalah motor. Yang diketahuinya hanya sebatas mengendarai saja.
"Bisa telat ini ke acara aqiqahan anaknya Kak Fitri," dumelnya. Ia melirik ke jalanan banyak mobil dan motor berlalu lalang tanpa ada yang mau berhenti membantunya. "Masa iya aku dorong mana jauh bengkelnya. Ya ampun, semalam aku mimpi apa sampai tertimpa musibah seperti ini." Aqila masih mengenakan helmnya. Ia segera menelepon Fitri.
"Kak, maaf sepertinya aku bakal telat ke acara aqiqahan. Motorku mogok, aku bingung ini. Aku mau pesan ojek online tapi motorku bagaimana?" Fitri memberikan solusinya. "Apa tidak apa-apa? Aku takutnya mengganggu sepupu Kakak. Oh, ya sudah kalau begitu. Aku tunggu ya," ia mengirim sharelock dimana dirinya berada.
Ia mendorong motornya dekat pohon yang rindang agar bisa berteduh. Aqila mencari tisseu di dalam tasnya. Mengusap kening, seraya matanya melihat ke arah jalanan. Menerka-nerka mobil atau motor itu adalah sepupu Fitri. 15 menit menunggu akhirnya ada mobil yang berhenti di depannya. Bibirnya tersenyum lebar. Ia berdiri tegak saat pria itu turun dari mobil.
"Mogok?" tanya pria itu. Aqila mengangguk cepat. Ia sempat terpana dengan pria itu. Tinggi besar dan dewasa. Dari dulu Aqila menyukai pria yang lebih dewasa darinya. "Saya lihat dulu," pria itu menggulung kemejanya sampai siku. "Oh, ini businya yang kotor."
"Kotor? Tinggal dibersihkan saja kan?"
"Harus ke bengkel juga sepertinya ada kerusakan yang lain." Pria itu memandangi motor Aqila dengan sulit di artikan. Kerusakannya sangat parah.
"Lama?"
"Apanya?"
"Memperbaikinya?"
"Mungkin,"
Aqila menghela napas. "Ya sudah. Apa acara aqiqahannya sudah dimulai?" dahi pria itu mengerut bingung. "Pasti sudah ya," jawabnya sendiri merasa bersalah. Tiba-tiba sebuah motor berhenti.
"Kak Aqila?" tanya remaja tersebut.
"Iya, siapa ya?" Aqila berbalik tanya. Ia tidak mengenalnya.
"Saya sepupunya Kak Fitri," jawabnya sambil tersenyum ramah. Aqila menepuk jidatnya sambil melirik pria itu dari sudut matanya. Ia salah orang, pantas tadi pria itu terlihat kebingungan.
"Kamu sendiri ke sini?" tanya Aqila.
"Iya, Kak."
"Lha, terus aku bagaimana ke rumah Kak Fitrinya?"
"Kakak bawa motor saya." Aqila menggeram dalam hati. Motor remaja itu motor ninja. Ia tidak bisa mengendarainya.
"Aku tidak bisa pakainya." Aqila menatap ngeri motor tersebut. Mereka sama-sama diam memikirkan solusinya tanpa menyadari ada orang lain di sana. Pria itu berdehem.
"Kalau mau saya akan mengantarmu," ucapnya. Aqila mengangkat kepalanya. "Tenang saja, saya hanya mengantar tidak akan macam-macam."
"Apa tidak menganggu anda?"
"Tidak,"
Aqila berbicara pada sepupu temannya itu. Menyerahkan kunci dan juga helmnya. Ia tidak mau tahu karena sudah lelah menunggu. Aqila memperingatkan agar menjaga motor kesayangannya itu.
Di dalam mobil Aqila dan pria itu tidak saling bicara. Bingung sudah pasti. Apa yang akan menjadi obrolan mereka kenal saja tidak. Saling berkenalan pun tidak. Mereka menyimpan nama mereka masing-masing.
Sesampainya di rumah Fitri. Aqila mengucapkan terimakasih pada pria yang telah menolongnya. Acaranya sedang dilaksanakan. Ia telat. Masuk ke dalam rumah lewat samping. Ia malu jika lewat dari depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love (GOOGLE PLAY BOOK)
RomanceSebagian sudah dihapus. Hanya ada di Google Play Book!!! SINOPSIS : Tidak ada yang bisa menentukan hati ini untuk siapa? Begitupun dengan Aqila Ariana Putri. Ia tidak tahu jika cintanya termasuk cinta terlarang. Aqila yang masih berusia 19 tahun...