HURTS

194 11 4
                                    

sebenarnya ini cerita udah lama banget. ini cerita perdanaku

jadi masih acak adul. baru diperbaikkin dikit nanti bakal di revisiin lagi. covernya aja baru bikin hari ini dan itu dadakan hehehe. jadi maklumin aja kalo misalkan typonya banyak. dan ceritanya pendek banget.. ntar bakal di revisi supaya panjang (diusahakan).

ceritanya udah selesai juga kok.. gak banyal. cuma ada 4 part doang

soalnya aku males kalo di bikin partnya banyak ntar bisa bisa kayak sinetron indonesia lagi..

cuusss aja ya di baca.. oh ya, mungkin siapa tau kalian pernah baca di FFindo atau di EXO Fanfiction karena aku pernah taroh disana

___________________

Rasa sakit mulai menjalar di dadaku. Seperti ada sesuatu yang bergerumul menjadi satu si satu titik dan sungguh itu menyesakkan diriku. Sudah kesekian kalinya, dirinya menyakitiku dan begitu juga sekian kalinya aku pun memaafkannya walaupun hati ini terasa sangat sakit. Dia.. kekasihku, Oh Sehun.

Oh Sehun, pria yang penuh dengan sejuta pesona. Mungkin aku terlalu berlebihan mengekspresikan dirinya tapi memang begitu kenyataan yang terjadi. Saat aku pertama kali mengenalinya sungguh, saat – saat itulah yang menyenangkan apalagi saat awal kami menjalin hubungan ini dan hampir membuat satu sekolahku gempar. Aku masih ingat akan hari itu. Bagaimana tidak, jika pria itu sangat populer di sekolah. Tentunya banyak yang menyukainya terutama dikalangan gadis-gadis di sekolah.

Aku juga mengingat bagaimana pertama kali dia menunjukkan rasa cemburunya saat aku berdekatan dengan Kim Jong In. Padahal kami hanya berteman saja, tidak lebih dari itu. Saat itu Sehun sangat marah padaku, aku pun sampai bingung dan jujur ingin menangis karena hal itu. Jika dipikirkan kenangan – kenangan kami itu sangat menyenangkan. Kenanganku bersama Sehun. Karena di setiap hubungan pasti memiliki kisahnya tersendiri yang mengisi hubungan tersebut.

Tak terasa hubungan ku sudah berlangsung dua tahun, tentunya bukan waktu yang singkat bagiku untuk melewati itu bersama dirinya. Tapi seiring berjalannya waktu yang ada, aku merasakan perubahan sikap yang terjadi pada Sehun, puncaknya dua bulan yang lalu. Ia susah untuk mengeluangkan waktu bagiku walaupun hanya sebentar saja. Dan setiap aku lontarkan pertanyaan yang sama, ia selalu menjawab dengan jawaban yang sama pula

Aku lelah.

Aku sibuk.

Kata – kata yang sudah aku hapal diluar kepalaku. Ada apa dengan dirinya sebenarnya? Apa aku melakukan hal yang salah padanya sehingga membuat dirinya menjauhiku. Sehun seperti orang lain bagiku, bukan Sehun yang ku kenal. Jika aku memperhatikannya, ia tak sibuk sama sekali malah aku sering melihat ia sering bermain bersama teman – temannya. Sikapnya yang berubah menjadi dingin tak seperti dulu, Sehun yang selalu tersenyum hangat padaku, yang selalu menemaniku seperti layaknya seorang penjaga.

Aku melangkahkan kakiku di lantai koridor sekolah menuju kelasku yang berada di lantai dua, gedung sebelah kanan dari gedung utama. Dan berarti aku akan melewati kelas Sehun yang kelasnya berada di sebelah kelasku. Saat aku akan berbelok, aku berhenti melangkah saat melihat pemandangan yang tidak mengenakkan bagiku. Aku melihat Sehun yang sedang duduk di kursi yang disediakan setiap di depan kelas bersama teman – temannya. Ia tertawa terbahak – bahak bersama teman – temannya, aku baru menyadari jika sudah lama aku tidak melihat Sehun tertawa lepas seperti itu. Aku lupa kapan ia tertawa sesenang itu saat bersamaku. Karena ia hanya menampilkan wajahnya yang bosan saat bersamaku.

Sehun yang duduk bersebelahan dengan Hyera, salah satu teman Sehun. Aku mengenalnya dengan baik. Namun, pandanganku sedikit terganggu akan suatu hal. Mereka berinteraksi bukan seperti seorang teman, namun terlihat seperti sepasang kekasih. Sangat mesra. Aku sedikit terhenyak saat tangan Sehun tiba-tiba melingkar di pinggang Hyera dan menariknya mendekat ke arahnya. Sedangkan Hyera, gadis itu menyandarkan kepalanya di pundak kekasihnya itu.

Jadi selama ini yang dibicarakan oleh teman – teman sekolahku benar adanya. Apa aku sudah memberitahukannya pada kalian? Sepertinya belum.

Beberapa waktu yang lalu, Jong In menghampiriku dan memberitahukanku jika ia melihat Sehun dan Hyera bermesraan di belakang sekolah. Sungguh, aku tak percaya akan itu dan aku marah besar terhadapnya. Jong In, pria yang selalu bersikap baik padaku dan memberikanku perhatian lebih terhadapku. Apa maksudnya ia berbicara seperti itu? Apa ia bermaksud untuk menjelekkan Sehun di mataku? Itu yang aku pikirkan saat itu. Dan selanjutnya, aku tak ingin berbicara dengan Jong In.

Setelah kejadian itu, kadang kala teman – teman sekolahku menghampiriku dan memberitahukan seperti yang dikatakan Jong In. Ada yang mengatakan jika dirinya bertemu Sehun di salah satu pusat mall yang sedang bersama Hyera bukan itu saja, Sehun juga merangkul Hyera, ada yang mengatakan jika Sehun yang sedang makan malam bersama Hyera di restoran jepang, sampai – sampai salah satu temanku mengatakan jika ia melihat Sehun sedang berciuman di belakang sekolah.

Aku mencoba untuk menulikan telingaku. Aku tak ingin berprasangka buruk begitu saja karena omongan orang lain tapi tetap saja hatiku menjadi curiga. Ditambah dengan sikapnya yang berubah padaku. Dan akhirnya saat ini, semua omongan itu benar. Jong In dan teman – temanku benar adanya.

Salah satu teman Sehun yang bernama Chanyeol berhenti tertawa saat melihatku yang terdiam di ujung koridor. Sehun yang melihat gelagat Chanyeol yang aneh, mengikuti arah yang di lihat Chanyeol.

Saat itu juga Sehun juga berhenti tertawa, menyingkirkan tangannya yang berada di pinggang Hyera. Hyera yang baru menyadari ada aku disana menjadi salah tingkah dan mencoba menjauhi Sehun begitu juga Sehun yang juga memberi jarak antara mereka.

Aku pun melanjutkan langkahku menuju kelasku dengan melewati mereka. Berjalan seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

"Pagi!" sapaku sembari menampilkan senyumku pada mereka, termasuk pada Hyera dan Sehun.

Aku berhenti tepat di depan Sehun. Sehun mendongakkan kepalanya ke arahku. Aku mengulurkan tanganku yang sedang menggenggam kotak bekal. "Ini untukmu. Aku yang membuatnya," ucapku.

Aku tahu jika Sehun terlihat gugup. Seperti saat ia menerima kotak bekal yang kuberikan padanya. "Terima kasih, sayang!" ucapnya. Aku tersenyum kecil.

"Untukku tidak ada?" celetuk Chan Yeol. Aku melihat ke arah pria jangkung itu sambil tertawa kecil.

"Ambil ini. Aku juga membuat cokelat."

Aku memberikan setoples kecil yang berisikan cokelat yang sudah ku buat pada teman Sehun tersebut. Dengan senang hati, Chanyeol menerimanya. "Terima kasih, Ri Chan. Kau yang terbaik!" ucapnya.

Ri Chan tersenyum kecil melihat Chan Yeol, Kris dan Min Ho sedang berebutan cokelat yang ia buat. "Aku masuk ke kelas dulu," pamitku pada mereka.

Saat aku melangkahkan kakimu bahkan aku sedikit mendengar bisikkan Chanyeol "Apakah Ri Chan melihat yang sedang kau lakukan terhadap Hyera?"

Tak kusadari air mata telah jatuh dari kedua mataku saat memasukki kelas. Beberapa teman kelasku menanyaiku apa yang terjadi pada diriku tapi aku hanya bungkam. Aku ingin menenangkan diriku dan mencoba menghilangkan sesak yang ada di dada ini.

To be continued...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 24, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HURTS | FANFICT EXOWhere stories live. Discover now