Apa kamu pernah merasa begitu takut?
Akan hidup yang berputar tak searah dengan langkah kakimu
Pada satu titik tertentu aku dapat merasakan kedamaian hidup dengan kesendirianku
Namun ada saat pula dimana aku terlalu kesepian, tak cukup hanya dengan mendengar lagu dari ponsel
Ada saat dimana aku bisa melakukan apapun yang aku mau
Tapi disaat yang sama bagian diriku yang lain menjerit meminta bantuan, merasa tak cukup dengan kata-kata "Semangat"
Juga ada pula waktu ketika aku bersyukur setidaknya aku lebih beruntung daripada sebagian orang diluar sana
Lagi-lagi hatiku yang selalu saja tak mau menuruti otakku, seakan menghentak-hentakkan kakinya didalam badanku dan membuat sekujur tubuhku sakit. Hatiku seakan berkata "Aku benci berada ditubuh ini, dia selalu bersikap seakan-akan kuat akan segalanya"
Hal itu membuatku membenci hatiku yang tak mau mendengarkan otakku
Membenci otakku karena tak mau mengerti hatiku
Membenci diriku yang tak tahu mana yang harus aku turutiAku benci ketika hati dan otakku berperang lalu aku tak dapat memilih diantara mereka
Aku benci ketika aku memilih untuk tidak memilih apapun dan memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa
Aku benci ketika aku terpaksa harus memilih dan pada akhirnya pilihan itu salah, otak dan hatiku akan menyalahkanku secara bersamaanAku tidak tahu siapa aku ditubuhku
Jika aku pergi pun rasanya tubuhku masih dapat hidup, masih ada otak dan hatiku disana
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan di Suatu Hari
Non-Fiction"ketika hanya kata yang dapat ekspresikan diri"