Aku pernah pacaran dengan seorang idol, tidak ada temanku yang tau, tidak juga keluargaku. Begini ceritanya
Waktu itu, tempat tinggalku berada di bangunan yang sama dengan sebuah tempat les piano, tepatnya aku tinggal di lantai dua dan tempat les pianonya ada di bawah. Pemilik tempat itu adalah keponakannya dari bosnya agensinya Nam Joon, dia biasa dipanggil Jennifer, nama aslinya aku tidak begitu tau. Waktu itu, grupnya Nam Joon belum begitu tenar, jadi mereka lebih banyak menghabiskan waktu mereka dengan latihan. Kami bertemu, suatu hari saat acara ulang tahunnya Jennifer unni. Dia datang juga bersama grupnya, aku dulu fans nya mereka, dan kayaknya waktu itu di acara itu, cuman aku yang mengenali mereka, dan aku hanya sempat bicara dengan Nam Joon, aku bilang aku fansnya dan lain-lain, aku sudah lupa. Kami kenalan dan berpisah.
Beberapa hari kemudian, Nam Joon datang lagi ke tempat itu, dia datang katanya ingin belajar main piano, aku senang dong, karena artinya dia bakalan sering datang dan aku bakalan sering liat dia. Aku fikir demi melihat lebih dekat lagi, nggak ada salahnya dong aku daftar juga, sekalian tambah-tambah keahlian, sekalian cuci mata juga. Sejujurnya, kecuali Nam Joon, siswa di tempat itu adalah bocah-bocah, tapi tak apalah, demi Nam Joon aku rela bergaul sama bocah. Setelah melakukan pengamatan beberapa hari, aku akhirnya berhasil menemukan jadwal latihannya Nam Joon dan masuk di hari yang sama. Kami kemudian jadi teman les, aku sering ngajak dia ngobrol. Dia orangnya ramah, dan dia pendengar yang baik, dia jago memberi pujian dan dia punya aura yang membuat kita jadi senang kalo ada di dekat dia. Karena kami cocok satu sama lain, akhirnya kami pun berteman.
Dia pernah memberi aku tiket gratis ke suatu konser, acaranya lumayan besar dan ada beberapa artis ternama yang akan tampil di acara yang sama,
"Nih, hadiah buat kamu," katanya sambil menyodorkan selembar kertas
"Apa ini?" saat aku membaca tulisan di atasnya, mulutku terbuka dan aku menatapnya dengan mata berbinar-binar,
"Ini bukan April Mop kan?"
Dia tertawa dan menggelengkan kepalanya, aku terus terusan berterima kasih dan berkata betapa senangnya aku karena dia memberikanku tiket itu, aku tidak bisa diam dan aku bahkan sampai menangis terharu, dia minta aku joget jika aku benar benar berterima kasih dan yang aku sesali adalah aku benar benar joget di hadapannya, dan dia terus meledekku tentang itu sampai sekarang.
"Siapa yang paling kamu tunggu?"
"Apa? Konsernya? Tentu saja, tidak lain dan tidak bukan adalah orang yang memberikan tiket ini, yang mana tidak lain dan tidak bukan adalah kamu sendiri, Nam Joon-ssi"
Dia menggelengkan kepalanya, "Aku yakin kamu bilang begitu hanya karena ingin membuatku senang,"
Aku membulatkan mata, "Jadi selama ini, kamu pikir aku bilang kalau aku ini fans kamu, semuanya itu bohong,"
Dia mengangkat bahunya, sambil menatapku setengah tersenyum,
"Seandainya dada ini bisa di belah, dan aku bisa kasih liat isi hatiku biar kamu percaya,"
"Kamu punya album kami?"
Tentu saja aku punya, aku menabung untuk membelinya, dengan semangat aku berkata, "Ada!, aku punya," dia agak terkejut dengan antusiasme ku, "ada di atas,"
Kami naik ke atas, ke tempat tinggalku, lalu kutunjukkan padanya, dia melihat-lihat dan berkata, "Tidak ada tanda tangannya,"
"Mau tanda tangani," kataku sambil mengangkat pulpen,
Dia lalu membelakangiku, dia menulis sambil menutupi tulisannya dengan tangan tidak mau aku melihatnya, dia sesekali menengok ke belakang melihatku sambil tersenyum seperti anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, Love, and the Superstar
Short StoryAku pernah pacaran dengan seorang idol, tidak ada temanku yang tau, tidak juga keluargaku. Begini ceritanya. Cerpen. Oneshot