Part 3

270 21 1
                                    

Flashback~

Musim gugur telah tiba, daun-daun kering menumpuk di sepanjang jalan. Terlihat indah dengan di terangi temaram lampu jalan malam itu.

Jimin dan Taehyung berjalan menyusuri jalanan berdua, mereka baru saja pulang sekolah dan makan malam di kedai toppoki langganan mereka.

"Hyung... ku dengar Dahyun nuna akan melanjutkan studinya di luar negeri, benarkah?"

"Hm, Kenapa?"

"Lalu dia akan meninggalkan hyung setelah kalian lulus?"

"Bukan meninggalkan, tapi kita memilih hubungan jarak jauh"

"Mwo? Apa hyung percaya dengan wanita jaman sekarang? Bisa saja di sana dia memiliki pria lain"

"Aku percaya padanya, dia tidak akan menghianatiku"

"Aish, aku baru sadar jika hyungku senaif ini." cibir Taehyung

"Aku bukan naif, tapi aku sangat mengenal Dahyun."

"Baiklah tuan naif"

"Hya...!!" bentak jimin, tak terima dengan ejekan adiknya.
Taehyung hanya melengos melihat jimin yang sudah melirik tajam ke arahnya. dan kembali melanjutkan langkahnya.

"Hyung mau bertaruh denganku?"

"Bertaruh apa?" jawab jimin singkat.

"Siapa yang sampai rumah terakhir, harus mengabulkan permintaan yang menang, ottae?" tawar Taehyung, dan Jimin tampak menimbang.

"Baiklah, kajja!" jimin segera berlari kencang setelah menginjak kaki Taehyung, tak peduli dengan Taehyung yang mengadu kesakitan.

"Hyung kau curang!" teriak Taehyung segera menyusul hyungnya berlari.

@Home

Jimin baru saja sampai di depan pintu rumah, dengan nafas tak beraturan, ia membungkukkan badan mengatur nafasnya. sesekali ia menengok ke belakang memastikan bahwa ia pemenang dari taruhan ini. mungkin ini adalah hari keberuntungannya, jimin sangat senang sekali menjahili adiknya. seperti saat ini, memikirkan betapa kesalnya Taehyung karena kalah taruhan saja sudah membuatnya senyum-senyum sendiri.

Jimin baru saja melangkahkan kakinya memasuki ruang tamu, namun langkahnya terhenti saat melihat kondisi rumahnya.

"Eomma, Appa.. Ada apa ini?" tanya jimin saat melihat seluruh isi rumah berantakan dan banyak pecahan kaca di lantai.

"Kim Jimin, manjauh dari sini!" seru Kim Sandeuk, ayah Jimin.

Jimin masih terpaku di tempatnya, memperhatikan ibunya yang memegang vas bunga, siap ia lempar ke arah Kim Sandeuk.

"Baguslah kau datang jimin ah. kau bisa ikut mati bersama ayahmu." ucap Song Ji eun, ibu jimin. Dengan tatapan tajam penuh amarah.

"Eomma..." lidah jimin keluh, sungguh ia tak tahu situsi apa yang ia hadapi saat ini. Kenapa ibunya ingin ia mati bersama ayahnya?

"Kim Sandeuk kau pantas pergi ke neraka, DASAR PENGHIANAT!" seiring teriakan Song Ji Eun vas bunga yang tadi masih di genggamannya telah melayang ke arah Kim Sandeuk.

Pyaarrr...

Kim Saendeuk terhempas kebelakang ketika tubuh seseorang menimpanya.

"HYUNG!" Taehyung yang baru saja masuk ke dalam rumah langsung menghambur ke arah Jimin yang terkulai di atas tubuh ayahnya dengan darah segar mengalir dari pelipisnya.

Kim Saendeuk segera bangun dan memindahkan tubuh Jimin ke pangkuan Taehyung. Untuk segera menghentikan istrinya sebelum sesuatu yang lebih buruk terjadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

4 O'clockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang