Kehidupan baru

144 7 2
                                    

Setelah memastikan tubuh kedua orang tuanya menjadi debu, Ayyara membersihkan rumahnya dari noda darah dan juga bekas pembakaran yang ia lakukan.

Rumahnya kembali bersih dan tak ada jejak yang tertinggal. Alat yang ia gunakan untuk untuk menganiaya Intan dan Yanto, ikut ia bakar bersama tubuh kedua orang tuanya.

Ayyara mengambil surat-surat penting yang ia butuhkan. Seperti surat rumah, tanah dan sebagainya. Ia membawa surat itu pergi bersamanya, untuk kebutuhan hidupnya dan juga Alvin.

Ayyara meninggalkan Baito dan menyusul Alvin ke Kendari. Ia dan juga Alvin akan tinggal disana, memulai hidup baru yang damai dan bahagia.

******

"Kak Ay. Kakak mikirin apa, sih?"tanya Alvin yang melihat Ayyara melamun didekat jendela, memandang hujan yang turun dengan lebatnya di malam hari.

Ayyara menoleh ke samping kanannya, menyunggingkan senyum ke arah Alvin. "Gak. Kakak gak mikirin apa-apa kok,"dusta Ayyara.

Sebenarnya, Ayyara mengingat kenangan dua tahun silam. Kenangan buruk, yang seharusnya tak usah ia pikirkan lagi, karena sekarang ia sudah hidup bahagia dengan Alvin. Hidup yang dipenuhi dengan kehangatan, dan juga kasih sayang tiada tara.

Setelah kejadian dua tahun lalu, Ayyara dan juga Alvin pindah dan menetap di Kendari. Ayyara menjual rumah serta tanah orang tuanya yang ada di Baito, yang kemudian ia gunakan untuk membeli rumah baru di Kendari serta biaya perawatan Alvin.

Setelah Ayyara memusnahkan sumber masalah dalam hidupnya dan Alvin, semuanya kembali seperti semula. Ayyara yang ramah dan tanpa kekerasan, Alvin yang cerewet yang selalu menjahili sang kakak. Semuanya benar-benar kembali, kecuali orang tuanya.

Andai kalian tak bertengkar dan tak menyakiti Alvin, mungkin kita semua bisa berkumpul sambil bercanda bersama lagi. Tapi sayangnya, kalian membuatku harus memilih. Aku memilih untuk tetap hidup bahagia bersama Alvin, dan memilih melenyapkan kalian dari dunia ini.

******

"Kak Ay! Cepat kejar aku! "Teriak Alvin dengan terus berlari dibibir pantai pulau hari.

Ayyara terus mengejar Alvin, hingga Alvin yang kelelahan memilih untuk duduk di atas pasir putih.

Ayyara ikut duduk disamping Alvin, menselonjorkan kaki dengan kedua tangan dibelakang untuk menyanggah tubuhnya. "Payah kamu. Gitu aja capek,"ejek Ayyara.

"Kayak gak capek aja. "Alvin ikut mencibir sang kakak.

Ayyara hanya cengegesan melihat wajah lucu Alvin.

Sementara dari kejauhan sana, terlihat seorang lelaki yang berlari ke arah Ayyara dan Alvin.
"Kalian larinya cepet banget, sih?"omel lelaki itu.

"Bukan kita yang cepet, tapi kak Rian yang larinya lambat,"ucap Ayyara.

Ya, lelaki yang tadi mengejar mereka adalah Rian. Ayyara dan Alvin bisa sampai di pulau hari, itu karena Rian yang mengajaknya. 

"Ngejar kita lari aja kak Rian gak bisa, gimana mau ngejar hatinya kak Ay, coba? "sindir Alvin.

Ayyara melotot ke arah Alvin, sedangkan Rian hanya garuk-garuk kepala.

Ayyara [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang