-Natalie Morgan Whitelaw-
5:00 pm, Sydney.Aku menatap kosong ke arah jendela pesawat yang sebentar lagi akan meninggalkan kota kelahiranku ini. Ya, aku akan meninggalkan Sydney untuk beberapa waktu. Mungkin. Aku akan pergi ke London. Kepergianku ini tak diketahui oleh kedua orangtuaku. Aku mempunyai alasan sendiri untuk itu. Aku ingin menenangkan hati dan pikiran yang sudah terlalu lelah karena ulah kedua orangtuaku. 6 tahun terakhir suasana rumah membuatku tidak nyaman. Membuatku merasa kacau. Mereka selalu bertengkar setiap malam setelah Dad pulang kerja. Mom juga selalu pergi dan pulang larut malam. Mom berubah, Dad pun begitu. Mereka sebenarnya kenapa sih?
Bahkan aku pernah berada didepan mereka yang sedang bertengkar untuk meleraikannya, namun mereka seperti tidak menganggap keberadaanku. Justru, mereka tetap terus bertengkar. Apa mereka sudah mulai tidak memperdulikanku? Apakah keluarga ini akan hancur?
Aku muak. Aku lelah. Aku ingin pergi. Aku ingin meninggalkan semua ini. Aku ingin keluargaku yang dulu. Ya, kurasa seperti 7 tahun lalu. Aku tahu, Mereka memang selalu sibuk dengan urusannya sejak aku kecil. Tapi setidaknya 7 tahun lalu, membuatku sedikit merasa diperdulikan dan diperhatikan oleh mereka. Jika aku bisa memilih. Aku lebih memilih tinggal bersama nenek di London dan selalu menjadi anak kecil. Karena menurutku anak kecil lebih menyenangkan dibandingkan menjadi dewasa.
Tapi mau bagaimana lagi? Khayalan ku untuk selalu menjadi anak kecil tidak akan pernah terwujud, bukan? Aku juga sudah berusia 20 tahun dan sepertinya keluargaku juga akan terus begini. Tidak akan pernah berubah dan akan hancur mungkin(?).
Air mataku mengalir begitu saja saat mengingat kenangan indah bersama mereka, Mom & Dad 7 tahun lalu. Dimana aku baru pertama kalinya masuk di Junior high school. Dimana aku mendapatkan perhatian singkat mereka.
I'm sorry,Mom, Dad. I have to go now. Love you..
Tangisku pecah saat pesawat mulai lepas landas.
"Are you okay?"
Aku menghapus air mataku dengan cepat saat mendengar suara seseorang dari samping kananku.
Aku menatap lelaki berambut blonde dan bermata biru laut yang terlihat manis.Kurasa aku pernah melihat mata itu.
Terdapat headphone yang melingkar dilehernya juga. Aku yakin, pasti dia yang berbicara tadi dan sekarang sedang menatapku khawatir.
Aku menggeleng pelan.
"Yeah, I'm okay. Thanks," aku menjawab dengan datar dan kembali menatap ke arah jendela pesawat yang kini nampak pemandangan Australia dari atas.
Aku akan pergi ke rumah nenek. Ya, nenekku tinggal di London seperti yang sudah aku katakan tadi. Aku ingin tinggal bersama nenek lagi saja. Dia adalah satu-satunya keluarga yang sangat dekat denganku. Dia sangat mengerti perasaanku. Dulu, Aku tinggal bersama nenek selama 10 tahun sejak aku berusia sekitar 1 minggu, kata nenek sih seperti itu. Selanjutnya aku diajak oleh kedua orangtuaku untuk menetap di Sydney, Australia. Ngomong-ngomong soal masa kecilku, aku jadi ingat dengan temanku dulu. Potatoes boy. Itu sebutan dariku untuknya karena dia selalu memakan kentang. Entah, apapun yang terbuat dari kentang dia selalu memakannya. Dulu, bahkan ia pernah berkeliling kompleks rumah sambil berteriak, "I'm a captain potato! I don't have to eat potatoes!" hahaha... saat itu aku melihat langsung kelakuan gilanya itu dan aku tak akan pernah melupakannya. Hahaha... Aneh memang, tapi dia sangatlah menyenangkan. Dia tak pernah sekalipun membuatku merasa bosan saat bermain bersama. Aku selalu tersenyum, bahkan tertawa. Kami menjadi jarang bertemu setelah kepergianku ke Sydney, Australia. Saat ini jika aku boleh jujur. Sungguh, Aku merindukannya. Sangat. Aku harap dengan kembalinya aku ke London, aku bisa bertemu lagi dengannya.
-Niall James Horan-
Hari ini aku harus kembali ke London karena program pertukaran pelajar di Sydney sudah selesai. Ya, aku mendapat kesempatan untuk bisa mengikuti program itu selama 1 tahun. Susah payah aku untuk bisa berhasil mengikuti program itu. Belajar seharian penuh setiap harinya. Tak lupa, untuk mencari informasi tentang 'dia' yang menjadi alasan utamaku untuk mengambil program pertukaran pelajar ke Sydney.
'Dia' adalah teman kecilku di London. Namanya Natie. Sebenarnya nama aslinya adalah Natalie Morgan Whitelaw. Entahlah, aku lebih suka memanggilnya Natie. Kami sangat akrab semenjak usia 7 tahun. Dia temanku di secondary school, dulu. Kami selalu menghabiskan waktu berdua karena kurasa dia satu-satunya teman yang mau bermain bersamaku. Mungkin yang membuatku dijauhi oleh teman-teman yang lain karena aku terlalu kecil dan pendek. Aku selalu dibully oleh mereka semua. Tapi saat aku bertemu dengan Natie, aku menjadi merasa aman. Aku tak menyangka dia mau berteman denganku ketika semua meninggalkanku.Sampai saat ini, aku sudah pergi ke Sydney sekalipun Natie belum aku temukan. Dimana dia? Sungguh, jika ia tahu pasti akan menertawakanku. Kenapa? Karena aku sangat merindukannya. Merindukannya seperti langit yang kehilangan bintangnya.
I can't breath easily, Nat. I miss you soo bad, here. Where are you?
Aku duduk di tempat yang sudah kupesan.Tak lama, pesawat pun sudah lepas landas. Aku menatap bingung penumpang perempuan berambut brunette-blonde panjang yang mengenakan beanie hitam disebelah kiriku, tepat di dekat jendela.
(Kira² seperti itu penumpang perempuannya)
Dia menatap kosong ke arah jendela sejak tadi, kurasa. Lalu ia menangis(?). Kenapa dia menangis?
Aku memberanikan diri untuk bertanya kepadanya. Dengan sedikit gugup tentunya.
"Are you okay?" Aku menatapnya khawatir.
Dia menghapus air matanya cepat dan menoleh ke arahku. Aku menatap mata coklat yang terlihat berbinar itu. Sangat indah.
Mata itu sepertinya pernah kulihat sebelumnya.
Matanya mengingatkanku dengan Natie. Sama-sama indah dan menenangkan. Eh, tapi aku tidak boleh berfikir seperti itu. Aku selalu menganggap semua seperti Natie. Aku tau, aku sangat merindukannya. Tapi, aku tak boleh berkhayal juga.
Dia menggeleng pelan.
"Yeah, I'm okay. Thanks," jawabnya datar dan kembali menatap ke arah jendela.
Sangat cuek. Aku pun tak mau ikut campur dengannya lagi. Aku memutuskan untuk mendengarkan lagu menggunakan headphone dan tertidur karena itu hal yang lebih baik, bukan? daripada mengganggu perempuan disebelahku ini. Perjalanan hanya akan berlangsung selama 4 jam dan aku tak mau menyiakan waktu istirahatku yang sebentar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LONDON | N.H.
FanfictionJust smile and everything will be yours! - Niall You're my everything. Is it mean you'll be mine? - Natalie