Old Friend

12 2 2
                                    

-Natalie's POV-

"Mrs. Whitelaw,"

Ku dengar samar-samar suara seorang perempuan yang sedang menggoyang tubuhku pelan. Aku mengerjapkan mataku beberapa kali. Aku membenarkan posisiku yang bersandar di bahu seseorang di sebelah kananku? What?! Tunggu, aku bilang apa tadi? Di sebelah kananku? Bukankah itu lelaki yang sok peduli denganku tadi?! What the--?! 

Jadi, aku tidur bersandar di bahunya?! GOD!

Aku dengan cepat kembali ke posisi yang benar agar lelaki itu tidak terlihat percaya diri tinggi karena aku telah tidur bersandar di bahunya.

Aku menoleh ke arah pramugari yang berdiri di sebelah lelaki yang masih mengerjapkan matanya itu.

"Kami sudah mendarat di Bandara Heathrow Airport, London. Mohon untuk bersiap," Pramugari itu menyambut dengan ramah. Senyuman mengembang tampak jelas di wajahnya.

Aku tersenyum ke arahnya. Aku segera mengambil tas ranselku yang berada di bagasi atas penumpang dan keluar dari pesawat.

Saat aku menuruni anak tangga pesawat, terdengar suara teriakan dari dalam pesawat. Sepertinya suara pramugari.

"MR. HORAN!"

DEG!

Aku terpaku. Diam. Langkahku terhenti. Nama yang selama ini aku rindukan. Nama yang selalu mengisi otakku. Nama yang sungguh untuk kali ini benar-benar ingin kutemui. Horan! siapa lagi yang punya nama marga itu kalau bukan si brunette aneh Niall James Horan! Dialah 'Potatoes Boy'-ku. He is my old friend!.

Aku menoleh ke belakang. Namun, aku tak melihatnya di sana. Justru, kerumunan orang sedang memakiku untuk segera menyingkir dari tangga. Aku pun segera turun dan menuju ke dalam bandara.

Dimana Kau, Horan? Aku benar-benar ingin bertemu denganmu sekarang. Aku merindukanmu, sungguh.

Aku cemas, bingung, senang. Kau bisa bayangkan, jika orang yang selama 7 tahun kau rindukan sekarang telah berada didekatmu. Bagaimana perasaanmu? Tentu campur aduk, bukan? Ya, untuk saat ini itulah yang aku rasakan.

Aku memutuskan untuk duduk sejenak di ruang tunggu dan memainkan iPhone. Aku mencari kontak di sana yang bisa aku andalkan untuk menjemputku. Tapi, kurasa tak ada. Aku memang tak mempunyai banyak kenalan di sini.

Damn! Kenapa tak ada orang yang bisa aku andalkan?! Huh

Aku kesal. Apakah aku harus mencari taksi? Tapi kurasa uangku tak cukup untuk itu.

Skak mat!!

Aku tak bisa berbuat apa-apa sampai keajaiban Tuhan muncul. Apakah aku akan berjalan kaki? Hell, No!  Rumah nenek sangat jauh dari sini.

Aku terus berkutat dengan pikiranku agar bisa cepat pulang ke rumah nenek.  Tiba-tiba ada seseorang berdiri di depanku.

"Hey, bisakah aku meminjam iPhone-mu untuk menghubungi temanku? Dia baru saja sampai di sini dan dia menyuruhku untuk menjemputnya. Tapi sekarang aku tak tau keberadaannya," lelaki berambut keriting di depanku ini menjelaskannya.

Dia manis. Dimple dipipi  menambah cute wajah yang kurasa cukup tampan ini.

 Dimple dipipi  menambah cute wajah yang kurasa cukup tampan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LONDON | N.H.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang