Awal

18 1 0
                                    

"Rey lo maukan??please ini permintaan terakhir gue ke elo"pinta Kya saudari kembar gue yang lagi sekarat di sebuah rumah sakit london "tapi Kya gue gak yakin kalo gue bisa"jawab gue agak khawatir sama permintaannya itu permintaan yang slalu dia ucap kalo kita ketemu gue jarang banget ketemu sama kya karna kita tinggal di beda negara gue london sama papah,Elzim dan mama tiri gue sedangkan kya dia tinggal d indonesia sama bunda dan Alzam "lo bisa Rey" kya makin kenceng megang tangan gue "tapi kya masa lo nyuruh adek lo buat jadi lo?? lo kan tau kita beda lo cewek yang punya aturan sedangkan gue?" duh kya kalo lo gak kayak gini gue gak mau deh beginian emang lo yakin bakal mati sekarang "ya Rey please" sambil nangis kya terus minta sama gue sampe akhirnya dia kejang dan gue berusaha minta pertolongan akhirnya dokter dateng sama beberapa suster gue keluar dari kamar kya dan langsung meluk bunda diluar kamar ada semua keluarga termasuk mama tiri gue mereka juga khawatir sama keadaan kya
Dokter akhirnya keluar kita langsung tanya keadaan kya dan ternyata kya udah gak ada

Author*
tiba-tiba
''Dek udah dong lo jangan mikirin itu terus lo gak perlu ngelakuin permintaan kya" Alzam dateng dari belakang sambil ngelus kepala Rey lamunannya buyar seketika "tapi bang itu permintaan terakhir kya ke gue" rey berusaha menahan tangisnya yang akan pecah karna ia harus kehilangan kakak kembarnya dan harus hidup menjadi kaka kembarnya juga "lo gak perlu jadi kya lo adek gue paling bontot Reychavea Keizhee Darwien" Alzam memeluk adiknya itu yang tangisannya pecah Elzim juga datang karna tau apa yang terjadi

Jadi Rey itu punya dua kaka kembar sama satu kaka yang kembar sama dia kaka kembarnya itu laki-laki namanya Alzam Rayn Darwin sama Elzim Kenzie Darwien kalo kembaranya rey itu namanya Kyanza Sheva Darwien kembarannya ini nggak mirip namanya karna bunda sama papa rey itu bercerai waktu rey masih kecil ia membawa rey serta Elzim ke london lalu menikah dengan Malory ibu tiri rey dan elzim yang baik dan mempunyai anak bernama Rex Darwien yang umurnya cuma beda tiga taun sama Rey yaitu 15 th

"Dek, Al, El,cepetan turun sayang kita makan malem" teriak seorang wanita dari bawah mereka yakin itu adalah Jenni-bunda mereka suaranya amat memekakkan telinga

Mereka bergegas turun namun sebelum itu Rey mengusap air matanya lalu mereka pun turun bersama ke lantai bawah guna memenuhi teriakkan bundanya

"loh rey kenapa nangis sayang?"jeni segera memeluk putri bungsunya dan mengusap rambutnya ia yakin bahwa putrinya itu sedang dilema akan permintaan kya padahal semua keluarga sudah bilang bahwa rey tidak perlu melakukan hal itu bukan mereka mengabaikan permintaan kya namun ia tidak ingin terjadi sesuatu pada rey putri satu-satunya

"udah sayang udah jangan terlalu difikirin bunda nggak nyuruh apalagi maksa kamu buat ngelakuin hal itu"ia sebisa mungkin menenangkan rey yang sedang menangis di pundaknya "sttt.. Udah ya" ia menengkup pipi rey mencoba meyakinkan

"sekarang kita makan ya" jenni menggandeng tangan rey erat membawanya ke meja makan untuk bergabung dengan kedua putra kembarnya yang sudah duduk rapi menunggu dengan menghela nafas berat ikut memikirkan masalah ini

"adek mau makan apa hmm? " tanya jenni lembut ia sangat senang bisa makan malam bersama kedua putra putrinya yang lama menetap di luar negeri meskipun ia kehilangan yang satunya namun ia tetap bersyukur tuhan masih memberikannya kepercayaan mengurus semua anak-anaknya

"apa aja deh"rey menjawab lesu ia tidak memiliki nafsu makan untuk malam ini

"dek jangan lemes dong bang el ikutan lemes nih nanti makanannya sayang ga abis " el membuka suara "bodo" jawab rey singkat "adik durhaka lo biasanya juga kalo makan malem lo suka semangat empat lima apalagi sama si Jay itumah empat lima kali dua ditambah sepuluh" el bercerocos sambil menyendok makanan dan menyantapnya lahap ia sangat menikmati masakan bundanya yang biasanya hanya empat kali setahun ia rasakan dan sekarang ia bahkan bisa setiap waktu menikmatinya

"lu juga adek berdosa el" celetuk Al saat melihat aksi el melahap makanan "lha emang?" el masih terfokus ke arah piring yang hampir bersih "bilangnya sayang takut ga abis makanannya lah itu piring dah mau kosong maksudnya apa?" tatapan al berubah sangar sedangkan el ia menggaruk kepala yang tak gatal sambil nyengir kuda

Al dan jenni sudah tertawa melihat ekspresi el dan rey pun ikut tertawa meskipun hanya kekehan pelan namun mereka bersyukur setidaknya rey tidak kalut dalam kedilemaanya

Usai makan malam mereka lanjutkan dengan menonton televisi di ruang keluarga acara yang mereka tonton adalah komedi kesukaan al dan el

Al dan el tidur di karpet tebal berbulu sedangkan rey dan Jenni mereka duduk di sofa sambil membuka majalah yang isinya merupakan style fashion masa kini sedangkan si abang kembar sudah terbahak sambil sesekali terbatuk karena sambil memakan cemilan

"kamu udah beresin alat sekolah dek? "tanya sang bunda mengalihkan fokusnya dari majalah "udah bun daritadi siang" rey kembali melanjutkan aktivitasnya membaca majalah yang terhenti oleh sang bunda

Rey bukanlah anak rajin seperti kya ia membereskan alat sekolahnya pun merupakan kemajuan hebat dalam hidupnya

Jika kya akan berantusias pada pelajaran, organisasi,dan hal lain yang bersangkutan maka rey beda ia akan mengacuhkan itu semua dan lebih berantusias pada game, hobby, dan squadnya yang berisikan orang-orang yang bertipe sama dengan rey

"dek besok lo bangun pagi"kata alzam masih dengan posisi tidur menghadap televisi "buat apa?" jawab rey yang kini sudah memposisikan dirinya tidur di sofa dengan paha bundanya sebagai bantal "bersihin komplek de" alzam sedikit kesal pada rey karena maksudnya yang tak dimengerti oleh sang adik "ogah buat apa? masih banyak tukang sapu juga" kesalnya pada sang kaka masa perempuan seperti dirinya disuruh menyapu dan membersihkan sampah di komplek yang luasnya belum pernah ia jelajahi

"ya sekolah adikku sayang" alzam yang agak jengkel menoleh ke atas dan mengelitiki adiknya

Rey yang merasa sangat geli itu tidak bisa melawan banyak karena tenaga sang kaka yang lebih kuat untuk menahan dirinya di kursi ia hanya bisa menggerakkan badannya ke kiri dan ke kanan sambil menendang nendang angin

Suara tawa rey sangat menggema di rumah tersebut apalagi sekarang el sudah ikut ikutan menjahili sang adik sedangkan jenni juga tertawa melihat tingkah laku ketiga putra kesayangannya sambil sesekali menegurnya

Setelah selesai acara menggelitik si bungsu mereka semua diperintah untuk segera tidur oleh sang bunda karena besok adalah hari senin jadi mereka harus pagi ke sekolah meskipun kenyataannya mereka tidak pernah mengikuti upacara bendera karena sekolah mereka yang di london ataupun yang di indonesia merupakan milik oma si kembar

"aku mau ke kamar kya dulu bun" rey telah berfikir namun ia masih belum memiliki jawabannya mungkin dengan masuk ke kamar kya dan menjelajah disana ia biasa mendapatkan jawabannya

"mau dianter sama siapa?" jenni tau anak bungsunya itu penakut maka jika rey akan pergi sendirian ia akan bertanya begitu "bunda aja deh" rey akan mendapatkan jawaban dengan bantuan sang bunda

"Yaudah yu" sang bunda memimpin ke kamar kya dan rey dibelakangnya sedangkan abang kembar sudah masuk kamarnya masing-masing atas permintaan rey

Rey masih mematung di pintu kamar itu pandangannya liar kesana kemari melihat keadaan kamar tersebut "kalo kamu ga kuat ga usah sekarang sayang" jenni memegang bahu rey erat mengalirkan kehangatan seorang ibu "ngga bun aku mau sekarang aku harus bisa milih dan punya jawaban besok" rey berucap dengan nada keyakinannya jenni pun tersenyum melihat putri kecilnya sedang berusaha dan mencoba mencari jalan terbaik "yaudah ayo" jenni mengajak rey masuk ia menggandeng tangan rey erat







Maaff aku reviisii soalnya menurutku yang kemaren itu ngawur ceritanya ya meskipun yang sekarang mason Sama aja tapi yang ini lebih gampang dimengerti.

Thnk U


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm Not Him! (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang