Masa Orientasi Siswa

44 11 6
                                    

Silvi Anastasya seorang kakak kelas XII memiliki paras yang Cantik, Imut ia juga memiliki warna kulit sawo matang, hidung nya tidak jauh dari hidung Nadine, mancung sedikit kedalam. Tp ia sangat baik hati dan cantik sekali.

Dia juga yang akan mengatur sekaligus membimbing Nadine, Revan dan kawan kawan lainnya pada saat Masa orientasi siswa.

1 kelompok memang hanya 1 kakak kelas sebagai ketuanya, tetapi dalam kelompok tersebut ada sekitar 2-3 kakak osis lain yang akan membantu dalam kelancaran orientasi pada kelompok tersebut.

Kak Rangga dan Kak Umar contoh nya, mereka akan membantu Kak Silvi dalam menjalankan tugasnya seperti merapihkan barisan, menyuruh anggota kelompok tersebut berkumpul dengan kelompoknya masing masing dengan cepat, menyuruh mengumpulkan tugas tepat waktu dan pastinya mandiri juga cekatan.

Bisa dibilang 2 kakak kelas ini mempunyai wajah yang cukup indah, ber-wibawa pula, tapi karena kegalakannya yang luar biasa menutupi keindahan dari wajah mereka tersebut.

Sudah menjadi tugas mereka memarahi dan memaki adik kelas nya dan pastinya di akhir dan di pengujung kegiatan MOS mereka akan meminta maaf kepada adik adik yang telah mereka marahi.
***

"Ngomong apa kumur kumur sih, gak kedengeran woy!"
Revan mengoceh sendirian karena tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang bapak kepala sekolah sampaikan.

"Tenang mas nyah, sabar ya. mohon bersabar ini ujian"
sahut Nadine yang berdiri tepat dibelakang Revan.

"Heh sekarang gue tanya sama lu, emg lu denger apa yang dia ucapin?" Kata Revan ngotot

"Wess santuy apa santuy lagi PMS ya makanya marah marah terus begini" jawab Nadine santai

"Halah banyak bacot lu din" Revan semakin geram dengan Nadine yang tidak menjawab pertanyaan nya tersebut

"Denger dong, kuping Nadine kan masih sehat" sahut Nadine menggunakan nada yang bisa membanggakan dirinya sendiri

"Denger apa gua tanya?"

"Denger, katanya Nadine cantiiiiik banget baik hati pula" kata Nadine dengan nada centil nya

Tanpa diduga duga seseorang kakak pembina dari kelompok tersebut berdiri tepat diantara Nadine dan Revan dan langsung menyentil telinga Revan dan Nadine secara bergantian.

"Ehh ka Umar, apa kabar kak?" Kata Revan sambil nyengir

"Waduuh, ka Umar ganteng banget hari ini berwibawa pula, baik baik aja kan kak?" Timpal Nadine dengan gaya berbicara seolah olah memang kak Umar lah yang paling ganteng sedunia

"Heh. Gue juga ganteng kali emang Kak Umar do-"

Sebelum Revan menyelesaikan perkataannya, Nadine dengan sigap menutup mulut Revan dengan kedua tangannya dan ia berbisik "Shuut. Iya Revan juga ganteng pake banget malah. Udah ya nanti Ka Umar tambah marah"

"Heh! apa apaan kalian!? Kenapa kalian malah berbisik? Padahal jelas-jelas disini ada kakak. Kenapa juga kalian tidak mendengarkan bapak kepala sekolah?!"  Tanya kak Umar dengan nada yang tegas dan juga galak

"Oohh gituu kak jadi kakak mau nya di perhatiin sama kita?
Rev Rev ayo kita perhatiin kak Umar kasian dia" jawab Nadine sambil menarik tangan Revan dan menyuruh nya untuk mengikuti perintah bodoh tersebut, memperhatikan kak Umar dengan cara melihat kedua bola matanya tanpa berkedip sekalipun.

"Saya tidak butuh kasihan dari kalian. Terutama kamu Nadine! Saya juga tidak butuh perhatian dari kalian berdua. Sekarang jawab pertanyaan saya!" Ucap kak Umar dengan Tegas.

"Pertanyaan yang mana nih kak?" Jawab Nadine dengan nada bercanda.

"Biar saya jawab kak, kenapa saya ngobrol sama Nadine?  karena saya tidak mendengar ucapan pak kepsek, lagian ngomong kok kayak kumur kumur sih." Gerutu Revan

Just A FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang