Ke 3

397 41 8
                                    


Untuk apa berharap jika apa yang di harapkan itu jauh dari kata tercapai, seperti ranting kering yang  berharap datangnya hujan ketiika musim dingin tiba

Taman ini begitu luas, ada banyak pohon dan bunga bunga indah tumbuh terawat dengan baik, ada bangku taman terbuat dari bahan kokoh dengan ukiran indah menghiasi, ini adalah sebuah taman yang sangat indah tidak terlalu besar akan tetapi tepat untuk di gunakan bersantai dengan keluarga, sahabat maupun kekasih. Kim So Eun masih tetap diam mematung menyaksikan arah asal suara yang terdengar tadi,ada kata tertahan yang enggan untuk dilontarkan, hanya menahan walaupun pipi itu basah  Kim So Eun segera membersihkan lelehan basah itu dengan sapu tangan biru miliknya. Bukan ini yang Dia harapkan ini terlalu cepat untuk menyaksikan semuanya dengan hanya berjarak beberapa meter dari tempatnya berdiri. Kim So Eun berbalik akan tetapi langkah beratnya terhenti ketika sebuah tangan mencengkeramnya erat menahan tubuhnya agar tidak segera berlalu, So Eun menoleh masih dengan lelehan basah di pipi kemerahannya walaupun semenit tadi dia bersihkan, sebuah tangan kekar menahannya kokoh. Mata yang tadi memberikan tatapan sendu kini dengan cepatnya berubah menjadi dingin setelah tau siapa pemilik tangan kekar itu.

Musim gugur juga masih belum berlalu, menyisahkan hujan dan hembusan angin yang memberikan rasa dingin pada tubuh. Kim Bum yang melihat perubahan pandangan So Eun dengan cepatnya tersenyum kecil , walaupun masih tersisa basahan dipipi gadis di hadapannya ini. Tangan Kim Bum terangkat menyentuh pipi basah So Eun dan membersihkan lelehan air mata itu dengan jemarinya yang kokoh.
“ Aku tidak pernah menyangka bertemu denganmu dalam keadaan yang seperti ini,So Eun.”
Diam,selalu itu yang diberikan, kebungkaman diri untuk tidak memberikan kata-kata kepada pria ini, seorang pria dari masa lalu. Kim Bum merengkuh pundak So Eun, membimbingnya berjalan menghampiri asal suara tadi dari sepasang muda-mudi yang berada tak jauh dari jangkauan pandangannya. Kim So Eun terkesiap setelah beberapa menit termangu atas apa yang Kim Bum lakukan padanya dan menyadari kearah mana Kim Bum membawanya. Benar-benar hanya menit yang merubah keadaan suatu masa. Menit yang terpekur diatas dentingan waktu ketika mentari mulai menaik perlahan menuju arah ketinggian sempurna, Menciptakan bayangan dan kisah masa lalu itu menari dalam ingatan. Membiarkan menetap erat, enggan beranjak dari dirinya.

Lee Dong Hae berdiri tepat di hadapannya, merengkuh pinggang seorang gadis cantik yang Kim So Eun yakini dia adalah Yoon Ah. Tak ada kata yang terlontar dari Kim So Eun maupun Lee Dong Hae mereka hanya saling memandang dengan tatapan yang penuh dengan makna sarat diantara keduanya. Lima tahun yang lalu mereka adalah sepasang kekasih yang saling mencinta dengan penuh kebahagiaan, memiliki impian yang sama dengan pasangan yang lain, akan tetapi takdir itu tidak mengijinkan, jika saja So Eun berpikir bahwa ini adalah takdir maka dia tidak akan merasakan kering di hatinya. Kenyataan yang dihadapi bukanlah demikian, dalam pikiran So Eun semuanya ini terjadi hanya karena keegoisan seseorang yang tengah berdiri di sampingnya. Yoon Ah tersenyum manis melihat kakaknya Kim Bum merengkuh bahu seorang gadis tepat didepannya.
“ Kakak tidak pernah bercerita sebelumnya, siapa namanya?”
So Eun memalingkan wajahnya ketika mendengar lontaran pertanyaan itu dari Yoon Ah. Ini bukanlah musim gugur yang sama seperti lima tahun silam, musim gugur waktu itu hujan hampir tidak turun walau hanya gerimis namun meninggalkan kenangan luka mendalam, ketika dia diharuskan untuk meninggalkan Lee Dong Hae dengan waktu tiga hari, mengakhiri segalanya yang terbina hampir empat tahun lamanya. Bias perasaan duka itu masih ada dan tampak jelas hingga kini.

Kim Bum memperhatikan setiap detik  perubahan yang So Eun buat dan itu membuat getaran hebat dalam dirinya, rasa hangat yang muncul ketika dia menatap mata sendu So Eun memandang Dong Hae walau diam-diam. Kim Bum tersenyum membalas tatapan Yoon Ah dan berakhir dengan kekehan kecil ketika Yoon Ah menghembuskan nafas jengahnya. “ Dia Kim So Eun, seseorang yang akan aku genggam dan tidak akan aku lepaskan Yoon Ah”
“ tapi sepertinya dia tidak menyukainya, lihat saja tangannya mengepal menahan amarah”
Mata jeli Yoon Ah menangkap sesuatu yang So Eun ingin sembunyikan dari tadi dan Kim Bum tau itu. Ini bukanlah kisah romansa yang penuh cinta dan harapan untuk berbahagia, jika kau berpikir demikian itu salah. Kim So Eun hanya berpikir bagaimana caranya menghancurkan, menghancurkan segalanya yang bahkan orang lain tidak mengetahuinya.
“ Dia hanya gemetar Yoon Ah. Dong Hae bagaimana kabarmu? Aku yakin kau tau siapaKim So Eun, bukan?”
Dong Hae yang masih setia dengan tatapan tajamnya pada So Eun mengalihkan arah pandangannya kepada Kim Bum, sosok Kim Bum yang begitu Dong Hae hormati . “ kabarku baik, Bung.Kim So Eun? Owh benar aku mengingatnya, dia adalah temanku sewaktu sekolah. Bukankah begitu So Eun?”
Bohong, tentu saja Kim Bum tau bahwa Dong Hae bohong, akan tetapi itu lebih dari kata bagus setidaknya Dong Hae masih setia menjaga cinta Yoon Ah. Dan kita bisa melihat bagaimana tatapan nanar yang So Eun berikan menghadirkan penuh tanda tanya pada diri Yoon Ah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gaun MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang