Love Hide and Seek (Bahasa Indonesia)

1.6K 134 68
                                    

Forth POV

Ketika aku kuliah, aku punya seseorang yang aku sukai.

"Phi Forth, Bagaimana?" Suara Ming menganggu kosentrasiku.

"Ai Ming, Tutup mulutmu, Aku sedang berusaha menjaga keseimbangan" Aku mencoba untuk terus turun. Saat ini aku berada 200 m di udara. Satu-satunya cara untuk mendekati mahkota tersebut adalah lewat atap, karena mereka memiliki penjagaan yang sedikit longgar di atap tetapi sangat ketat di bawah. Mungkin mereka pikir tidak akan ada orang yang cukup gila untuk bolak-balik diatas permukaan kaca rapuh yang menutupi seluruh atap musium. Tetapi, saat ini aku cukup gila dan putus asa, begitu juga dengan Ming yang mencoba untuk tetap membuatku aman dengan memegang tali diatasku.

"Baiklah, pastikan kalau kamu tidak akan mengacaukan segalanya" dia memperingatkanku untuk ke seratus kalinya. Kami sudah berburu harta keluarga selama bertahun-tahun dan dia masih meragukanku.

Sekarang aku hanya berada dua meter dari Mahkota milik kakek dari kakek buyutku. Aku mengambil sebuah tongkat dari tasku. Tongkat ini memiliki penghisap diujungnya. Dia bisa menghisap segala permukaan, kayu, kaca, batu, dia bisa menghisap semuanya. Phana menciptakannya untukku. Aku meletakkan tongkat dengan hati-hati agar tidak menyentuh alarm laser. Tongkat tersebut menyentuh permukaan kaca yang melapisi mahkota. Aku memegang tongkat dengan tangan kananku sementara tangan kiriku meraih gunting laser. Gunting laser ini bisa memotong elemen padat jenis apapun. Aku membuat sebuah lingkaran disekitar tongkat sehingga kaca tersebut terlepas dan membuat sebuah lubang diatas Mahkota. Aku berhasil melakukannya selama lima menit. Sekarang, dengan hati-hati, aku meletakkan tongkat ke atas lantai, tanpa suara, dengan sebuah tali.

Akhirnya aku bernafas dengan lega ketika berhasil melakukannya. Sekarang aku mengambil sebuah tongkat lainnya, dan dengan hati-hati menurunkannya agar dia bisa menyentuh dan menempel pada Mahkota tersebut. Aku mencoba untuk tidak berteriak ketika aku berhasil menarik dan mendapatkan mahkota tersebut ditanganku.

"Tarik aku" bisikku ke wireless Bluetooth headphone ku. Ming tidak membalas tetapi dia melaksanakan perintahku dengan segera. Dia menarikku secara perlahan. Tali secara otomatis menggulung ketika Ming menekan tombol Tarik. Aku merasa gugup ketika memandang lantai musium.

"Kita berhasil!" Ming berteriak pelan ketika aku berhasil berdiri diatas kaca rapuh. Aku menyerahkan Mahkota ke Ming. Dia terkesima. Aku membuka tasku dan menatap Ming. Dia tidak bisa melepaskan matanya dari keindahan Mahkota tersebut.

"Apa kita akan disini sampai subuh?" aku mencoba menyadarkannya. Dia terlihat terkejut.

"Aw" Dia meletakkan Mahkota ke dalam tasku. Kami berjalan diatas atap kaca rapuh dan turun ke bawah dari sisi sebelah utara musium. Phana sedang menunggu kami di mobil, tidak jauh dari museum. Kami menggunakan sarung tangan dan sepatu yang bisa menempel di permukaan, seperti spiderman. Tetapi Ming tiba-tiba menyentuh sebuah permukaan kaca yang rapuh dan kaca tersebut membuat sebuah suara retak. Aku tahu suara tersebut akan membuat alarm berbunyi tanpa henti. Aku menatap tajam pada Ming. Dia memasang tanpang bersalah tapi itu tidak akan berhasil padaku, aku akan menghukumnya nanti jika kami berhasil keluar dari tempat ini. Jadi aku meningkatkan kecepatanku. Ming mengikuti langkahku. Kami berhasil menyentuh daratan sebelum pihak keamanan mencapai tempat kami. Kami berlari kearah mobil kami yang diparkir tidak jauh dari musium, tetapi sebelum kami menyeberang jalan sebuah mobil tiba-tiba berhenti dan hampir menabrak Ming. Ming berhasil menghindar dan meluncur diatas kap mobil sambil terus berlari. Aku berdiam diri ditempat karena seorang polisi keluar dari mobil dan mengacungkan senjatanya padaku.

"Jangan bergerak" ujarnya percaya diri. Aku menatapnya tidak berkedip.

"Phi" Ming berbisik ditelingaku tetapi saat ini mataku fokus pada dua buah mata indah yang begitu kurindukan.

Love Hide and SeekWhere stories live. Discover now